Sukses

PDIP Enggan Bahas Dewan Kolonel: Konsentrasi Partai Turun ke Bawah

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan, semua energi Partai akan dikonsentrasikan untuk bergerak ke bawah bersama rakyat dan terus melakukan konsolidasi.

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan tegaskan tidak akan lagi membahas persoalan Dewan Kolonel maupun manuver-manuver politik, terkait dukungan kepada kandidat capres-cawapres yang berkembang menuju 2024.

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan, semua energi Partai akan dikonsentrasikan untuk bergerak ke bawah bersama rakyat dan terus melakukan konsolidasi.

"Jadi semua martabat dan marwah Partai sudah ditegakkan. Semua sekarang berkonsentrasi tunggal melakukan konsolidasi, tiada hari tanpa pergerakan ke bawah mencetak prestasi," kata Hasto, saat di wawancarai di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2022).

Hasto menyebut, seluruh kader partai akan tegak lurus dan tidak lagi membahas manuver politik. Baik Dewan Kolonel, relawan pendukung kandidat capres, maupun isu lain yang justru kontra-produktif.

"Tidak ada lagi berbagai hal kecuali bergerak membangun prestasi di daerah dan turba (turun ke bawah) bersama masyarakat," ujarnya.

Dia menegaskan bagi PDI Perjuangan yang terpenting saat ini adalah membangun wacana-wacana yang positif tentang konsepsi kepemimpinan yang ditawarkan. Bukan lagi berkutat dengan berbagai manuver politik.

"Mari kita dorong wacana-wacana yang positif tentang konsepsi kepemimpinan yang ditawarkan, bukan dari berbagai manuver, ada relawan, ada orang per orang," tegasnya.

2 dari 2 halaman

Konsentrasi Selesaikan Masalah Rakyat Jauh Lebih Penting

Bagi Hasto konsentrasi bekerja ke bawah dan menyelesaikan masalah rakyat itu jauh lebih penting, dari pada manuver politik menuju pemilu 2024 yang masih cukup lama.

"Sepertinya pemilu dengan wacana yang terlalu dini ini, mengurangi konsentrasi kita pada penyelesaian masalah ekonomi dan membangun kepemimpinan kita bagi bangsa-bangsa lain," imbuh Hasto.

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com