Sukses

Survei SMRC: 31 Persen Pemilih Pindah ke Partai Lain pada Pemilu 2024

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei bertajuk Kecenderungan Elektabilitas Partai, Minggu (30/10/2022

Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei bertajuk Kecenderungan Elektabilitas Partai, Minggu (30/10/2022). Hasilnya menunjukkan bahwa 31 persen pemilih partai pada Pemilu 2019 pindah memilih partai lain.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani melalui kanal YouTube SMRC TV memaparkan, hanya ada sekitar 58 persen pemilih yang menyatakan setia atau akan kembali memilih partai yang dipilihnya pada Pemilu 2019. Sementara yang belum menentukan pilihan ada sebanyak 11 persen.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 3-9 Oktober 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Kemudian, populasi dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden dengan Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar lebih kurang 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Rinciannya, terdapat 21 persen pemilih PDI Perjuangan (PDIP) yang menyatakan pindah ke partai lain. Sementara yang menyatakan setia 66 persen dan yang belum menentukan pilihan ada 13 persen.

Kendati demikian, PDIP disebut cukup banyak menarik pemilih dari partai lain, seperti pemilih dari Demokrat (12 persen), Golkar (10 persen), dan Nasdem (9 persen).

Sementara itu, pemilih Gerindra yang menyatakan akan kembali memilih partai ini ada 49 persen, yang pindah ke partai lain 36 persen, dan yang belum menentukan pilihan 14 persen.

Temuan SMRC, Partai Gerindra menyerap 6 persen pemilih yang pindah dari Partai Demokrat, 6 persen dari PPP, dan 5 persen dari PKS.

Selanjutnya, terdapat 60 persen pemilih Golkar yang menyatakan setia. Sementara itu, yang pindah ke partai lain 36 persen dan belum menentukan pilihan 8 persen.

"Namun demikian, Golkar cukup banyak menarik pemilih PAN (17 persen) dan Nasdem (5 persen)," kata Deni.

2 dari 3 halaman

PKB dan PKS

Kemudian, untuk pemilih PKB yang setia ada 74 persen, pindah ke partai lain 22 persen, dan yang belum menentukan pilihan ada 4 persen. PKB menarik pindahan suara dari PKS sebanyak 7 persen.

Pada pemilih Nasdem, yang setia tercatat ada sebanyak 45 persen, pindah ke partai lain 42 persen, dan yang belum menentukan pilihan terdapat 13 persen. Diketahui, ada 6 persen suara dari Gerindra yang pindah ke partai Nasdem.

Sedangkan pemilih PKS yang setia ada 60 persen, pindah ke partai lain 24 persen, dan yang belum menentukan pilihan ada 16 persen. Partai ini cukup efektif menarik suara PAN sebesar 19 persen dan Gerindra 10 persen.

Untuk PPP, terdapat 79 persen pemilih yang setia. Pemilih yang pindah ke partai lain ada 17 persen, dan belum menentukan pilihan 3 persen.

"Walaupun partai ini terlihat cukup solid, namun kurang mampu menampung pindahan dari partai lain," ujar Deni.

 

3 dari 3 halaman

PAN hingga Demokrat

Selanjutnya, ada 42 persen pemilih PAN yang kembali memilih partai ini. Sementara yang pindah ke partai lain ada 45 persen dan yang belum menentukan pilihan ada 13 persen.

Pada pemilih partai Demokrat yang setia ada 51 persen, pindah ke partai lain 35 persen, dan yang belum menentukan pilihan hanya 14 persen.

Deni menjelaskan bahwa di antara 9 partai di parlemen, PAN merupakan partai yang pemilihnya paling banyak pindah ke partai lain, terutama ke PKS (19 persen) kemudian Golkar (17 persen). Dan pada saat yang sama, PAN belum terlihat menarik dukungan pemilih partai-partai lain secara signifikan.

"Ini membuat posisi PAN cukup rentan," kata Deni.

Sebaliknya, pemilih Nasdem juga banyak yang pindah ke partai lain terutama ke PDIP (9 persen), Demokrat (8 persen), dan partai-partai nonparlemen (9 persen). Tapi Nasdem terlihat menarik dukungan dari partai lain, terutama dari Gerindra (6 persen) dan PAN (4 persen).