Sukses

R20 Resmi Dihelat, Banser Bersiap Ikut Lakukan Penjagaan

R20 adalah forum yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai rangkaian menuju acara dari G20. R20 akan diisi oleh peserta dari berbagai negara.

Liputan6.com, Jakarta - Banser atau Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (NU) sebagai bagian badan otonom NU dari Gerakan Pemuda Ansor hadir di Hotel Grand Hyatt Bali. Kehadiran mereka akan membantu pengamanan perhelatan Religion of Twenty (R20).

Pantauan di lokasi, pukul 08.00 pagi waktu setempat, mereka tengah melakukan apel baris berbaris. Belasan anggota Banser sudah disiagakan.

"Siap Grak!," kata komandan apel mengawali persiapan, Rabu (2/11/2022).

Selain Banser, kepolisian setempat dari unsur Polda Bali juga sudah bersiaga di sudut-sudut lokasi acara. Penjagaan dari tim pengamanan acara berkelas internasional ini terasa sangat ketat, sebab terdapat pemeriksaan tas dan X-Ray sebelum para peserta memasuki ruang utama dan konferensi.

R20 adalah forum yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai rangkaian menuju acara dari G20. R20 sendiri akan diisi oleh peserta dari berbagai negara.

Total, ada 464 orang dan 170 di antaranya dari luar negeri yang berasal dari lima benua. Para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan ini akan berdiskusi bagaimana agama efektif berkontribusi bagi perbaikan ekonomi-politik global.

Forum R20 digelar bertujuan untuk menjembatani konsep dialog tradisional antar agama yang berlangsung selama beberapa dekade dengan hasil dan tujuan yang dinilai konkrit.

Harapannya, dalam forum yang berlangsung pada 2-3 November 2022 di Nusa Dua Bali ini, Indonesia dan seluruh perwakilan yang hadir dapat memberi solusi dalam membangun hubungan antarmanusia dan hal yang bersinggungan baik Timur dan Barat dapat terwujud.

Selain itu, R20 juga dilaksanakan juga dalam rangka untuk mencegah konsep atau inisiatif yang salah atau mencurigakan, ataupun yang menyebabkan bentrokan antara peradaban dan budaya.

2 dari 3 halaman

R20 Siap Lahirkan Solusi Masalah Dunia dengan Nilai Keagamaan

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan, Forum Religion 20 (R20) yang hadir dalam rangkaian G20 adalah sebuah wadah bagi para pemangku pelbagai jenis agama di seluruh dunia untuk mampu menciptakan solusi terkait krisis global melalui jalan agama.

Pria karib disapa Gus Yahya ini percaya, agama bisa menjadi kunci mengatasi masalah bila fokus dibicarakan dengan duduk bersama.

"Bagaimana para pemimpin agama dunia dapat mengembangkan isi agama sebagai solusi permasalahan dunia dan memaknai nilai-nilai luhur agama untuk permasalahan politik dan ekonomi global," kata Gus Yahya saat jumpa pers pra acara R20 di Grand Hyatt Bali, Selasa (1/11/2022).

Dia mengatakan, R20 adalah acara yang akan dilegitimasi langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, Jokowi sebagai pemangku presidensi G20 tahun ini sangat mendukung hadirnya R20 sebagai acara berkelanjutan pada event senada tahun berikutnya.

"PBNU mengajukan itu (R20) kepada pemerintah Indonesia mengingat tahun ini Indonesia merupakan Presidensi G20 dan sudah disetujui Presiden Jokowi," tutur Gus Yahya.

Gus Yahya berharap, visi R20 adalah mampu menjadi sebuah gerakan global, dimana nantinya G20 sebagai tempat berkumpulnya 20 negara-negara berpengaruh di dunia bisa menjadi corong dari komitmen yang disepakati hasil diskusi selama 2-3 November 2022 ini.

"Untuk mewujudkan harapan itu, kami (Indonesia) memerlukan partner yang kuat. Oleh sebabnya, kami bekerja sama dengan Muslim World League (MWL) atau Liga Muslim Dunia dengan harapan gerakan R20 dapat mengglobal dengan memanfaatkan sumber daya MWL. Jadi terimakasih untuk itu kepada MWL," tandas Gus Yahya.

3 dari 3 halaman

Jubir R20: Agama Jadi Panggung Resmi dalam Geopolitik Saat Ini

Juru bicara Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) Najib Azca meyakini, R20 akan berpengaruh besar dalam masa depan agama dalam membangun perdamaian dunia.

Menurut dia, Indonesia adalah pencetus lahirnya forum yang membahas hal itu sebagai pemangku presidensi G20.

"Agama itu sekarang menjadi panggung forum resmi dunia dalam geopolitik saat ini, ini perubahan yang baru. Karena dunia tengah bergerak, sebab banyak hal imposible di masa lalu kini terjadi, jadi ini yg namanya takdir," kata Najib saat jumpa pers di Kantor Pusat PBNU Jakarta, Selasa (18/9/2022).

Dia mengamini, masih banyak persoalan agama dalam mengiringi keseharian kehidupan manusia. Dia mencontohkan, konflik agama seperti di India dan sejumlah negara lain, adalah salah satunya yang mengemuka dan menjadi perhatian dunia internasional.

"R20 akan menghadirkan para pemimpin agama yang akan berpengaruh besar, karena prakteknya (agama) masih menjadi persoalan dalam pergaulan global. Maka pemimpin agama diminta duduk bersama dan menjajaki soal itu," jelas Najib.

Dia menjelaskan, hadirnya R20 adalah sebuah gagasan yang dicetuskan PBNU kepada Presiden Joko Widodo atau Jojowi. Mendengar tujuan dan harapan lahirnya R20, kepala negara pun mengamini dan PBNU langsung bergerak dalam menyusun tema-tema diskusi dalam forum yang akan dihelat pada 2-3 November 2022 di Bali.

"PBNU mencoba merumuskan tema-tema penting dalam R20. Empat tema tersebut diantaranya Historical Grievances (Kepedihan Sejarah), Pengungkapan Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Pengampunan," urai Najib.