Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Relawan Joko Widodo telah menggelar rangkaian Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia ke-4 di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu 29 Oktober 2022 lalu. Dari banyak nama yang masuk sebagai nominasi, kejutan muncul baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).
Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia Andi Gani Nena Wea memaparkan, untuk capres, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersaing ketat dengan menduduki dua teratas.
"Pak Prabowo dan Pak Ganjar paling banyak dipilih relawan dan masyarakat Palembang sebagai Capres 2024. Pak Ganjar juga amat konstan di setiap Musra selalu dua besar," kata Andi Gani saat konferensi pers pengumuman hasil Musra Indonesia ke-4 Arthama Hotel, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).Â
Advertisement
Andi Gani memaparkan, di kategori capres, Prabowo menduduki posisi teratas dengan suara 19,67 persen. Ganjar menempel ketat yakni 19,03 persen. Sedangkan di posisi ketiga Sandiaga Uno dengan suara 17.79 persen.
Selanjutnya, kata Andi Gani, ada nama yang mengejutkan yakni KSAD Dudung Abdurachman yang meraih 9,42 persen. Disusul Erick Thohir 8,91 persen, Airlangga Hartarto 5,71 persen, Anies Baswedan 4,58 persen, Puan Maharani 4,45 persen, Ridwan Kamil 3,57 persen, Moeldoko 3,23 persen, dan lainnya 3,64 persen.
"Memang nama Pak Prabowo ini sesuai dengan kriteria yang dipilih oleh relawan dan masyarakat Palembang. Mereka ingin pemimpin yang berani, tegas, berwibawa dan merakyat," tambahnya.
Sementara untuk cawapres, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid meraih posisi puncak dengan 17,84 persen. Disusul Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan suara 16,69 persen dan ketiga Kepala KSP Moeldoko yang mendapat suara 15,35 persen.
Posisi berikutnya Erick Thohir 15,18 persen, Sandiaga Uno 13,32 persen, Tito Karnavian 7,83 persen, Mahfud Md 3,73 persen, Puan Maharani 3,69 persen, Andika Perkasa 2,16 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,05 persen, dan lainnya 3,16 persen.
Dikatakan Andi Gani, cawapres dalam setiap Musra selalu memunculkan tokoh lokal. Lebih luas, dalam setiap pilpres, posisi cawapres juga selalu ada kejutan. Perebutannya akan sangat cair.Â
"Cawapres di Musra Palembang ini khas juga. Orang Palembang pilih tokoh dari daerah mereka seperti Pak Arsjad dan Pak Tito. Pak Mahfud kembali konsisten masuk. Kejutannya Pak Moeldoko mungkin posisinya KSP dan HKTI punya jaringan di sana," sebutnya.
Agenda Musra selanjutnya, lanjut Andi Gani, akan digelar di Batam, Kepulauan Riau pada 5 November. Sehari berselang, 6 November, Musra dihelat di Padang, Sumatera Barat. Selanjutnya pada 12 November digelar di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Puncak Musra nanti, akhir Desember atau awal Januari. Kita akan bacakan 5 besar capres dan cawapres. Kami akan bertemu dengan seluruh Ketum parpol. Karena mereka yang menentukan. Meski tetap di bilik suara, kami rakyat yang menentukan," tandasnya.
Â
Tampung Aspirasi Warga
Ketua SC Musra Budi Arie, menjelaskan Musra Ke-4 dihelat di Dermaga Convention Centre, Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sabtu (29/10) diikuti 3.000 rakyat dari 17 kota/kabupaten di Sumsel.
Musra dimulai dengan sesi dialog publik tentang agenda kebangsaan, program prioritas harapan rakyat dan kriteria calon pemimpin.
"Ada sesi dialog bersama akademisi kampus ternama di Sumsel. Relawan dan rakyat aktif membicarakan agenda kebangsaan, saran program prioritas dan banyak hal," katanya.
Budi Arie melanjutkan, isu yang mengemuka dari mulai masalah buruknya kualitas jalan tol di Sumsel, banjir, kualitas pendidikan dasar sampai tinggi. Di luar itu peserta yang menyoroti problem harga komoditi unggulan, yakni karet yang anjlok.
Agenda kesejahteraan, seperti isu ketersediaan pekerjaan dan lapangan usaha juga jadi perbincangan utama. Selain itu, pendidikan gratis dan berkualitas, bantuan modal pertanian, pupuk murah, pelayanan kesehatan gratis dan layak, kenaikan upah dan daya beli rakyat, listrik dan BBM murah, IKN Nusantara, sembako murah, stunting hingga reforma agraria.
"Setelahnya, panitia menggelar e voting. Sama dengan kota yang lain. Kita tidak memberi pilihan nama capres-cawapres. Mereka mengisi sendiri namanya," pungkasnya
Advertisement