Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerjasama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan Webinar tentang “Kesadaran Komunikasi Antarbudaya di Era Digital".
Webinar ini dilaksanakan pada Minggu 6 November 2022 dan diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas Digital di DKI Jakarta dan Banten. Tujuan kegiatan ini Untuk mendukung peningkatan skill masyarakat di media digital, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, sehingga mampu tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.
Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.
Advertisement
Perkembangan dunia digital menciptakan pola komunikasi antar sesama pengguna tanpa mengenal batasan ruang dan jarak. Semua orang bisa menjalin komunikasi dan berinteraksi dengan sesama pengguna lintas pulau sekalipun.
Interaksi di ruang digital antar sesama pengguna dari berbagai daerah dan negara menggunakan berbagai platform media sosial dan media komunikasi menciptakan komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang memiliki kebudayaan berbeda-beda, baik beda ras, etnik dan sosial ekonomi.
Content Creator, Teuku Daffa, mengatakan ada beberapa hal yang harus dipahami dan dikuasai dalam berkomunikasi di era digital.
“Hal pertama yang harus dilakukan adalah memanfaatkan teknologi komunikasi saat ini sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan, selanjutnya gunakan struktur dan tata bahasa yang baik dalam menulis. Hal ketiga adalah kuasai kemampuan menggunakan etika tidak tertulis dan simbol dan terakhir sampaikan pesan dengan baik, efektif dan efisien," katanya.
Selain itu ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan agar komunikasi digital kita berjalan dengan efektif.
“Saat akan mengirim pesan atau tulisan di ruang digital kita harus memperhatikan dengan baik isi pesan yang disampaikan. Selanjutnya tetap mengedepankan kesantunan dan hargai privasi yang dimiliki oleh pengguna digital yang lain yang kita ajak berkomunikasi," jelasnya.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Rocky Prasetyo Jati, mengatakan komunikasi era digital harus lebih memperhatikan komunikasi lintas budaya.
“Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai komunitas budaya beserta kelebihannya, dan adanya sedikit perbedaan dalam konsepsi tentang dunia, adat, kebiasaan, nilai, bentuk organisasi sosial, dan sejarah. Oleh karena itu kita harus mengedepankan etika agar tidak terjadi salah persepsi antar pengguna media digital," ungkapnya.
Lebih lanjut Rocky mengajak pengguna ruang digital untuk meningkatkan kecakapan digital dalam komunikasi antarbudaya.
"Kita harus menciptakan ruang digital menjadi ruang interaksi yang majemuk, multikulturalisme dan demokratis. Oleh karena itu kita harus tetap menerapkan budaya Pancasila dan Bhineka tunggal Ika dalam berkomunikasi di ruang digital," jelasnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan bila pihaknya telah kembali membuka akses ke Yahoo, Steam dan juga Paypal.
Lawan Narasi Negatif
CEO Guru Youtuber & Global Influencer School Dirgantara Wicaksono mengajak pengguna media digital untuk lebih aktif melawan narasi negatif agar terciptanya komunikasi antarbudaya yang baik.
“Jangan mudah percaya dan lakukan pengecekan kembali akan kebenaran suatu informasi yang kita terima. saling toleransi terhadap perbedaan dan jangan mudah terprovokasi narasi pemecah belah bangsa dan mari tingkatkan sikap nasionalisme dengan mengamalkan nilai pancasila dalam menggunakan ruang digital," ajaknya.
Selanjutnya dirgantara mengatakan penguatan literasi digital menjadi poin penting dalam melawan narasi negatif di ruang digital. “Literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi informasi. Dibutuhkan pemahaman mengenai aturan, etika, termasuk mengidentifikasi valid atau tidaknya suatu informasi agar dapat menangkal disintegrasi bangsa yang disebabkan oleh narasi-narasi negatif," tuturnya.
Advertisement