Sukses

PKS Klaim Perjalanan Koalisi Perubahan dengan NasDem dan Demokrat Sudah 90 Persen

Jubir PKS membantah isu partainya akan menjauh dari rencana koalisi bersama NasDem dan Demokrat apabila usulan Aher sebagai bakal Cawapres ditolak.

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Kholid membantah isu partainya akan menjauh dari rencana koalisi bersama NasDem dan Demokrat apabila usulan Ahmad Heryawan atau Aher sebagai bakal Cawapres ditolak.

Menurut Kholid, koalisi perubahan antara PKS, NasDem, dan Demokrat tinggal menunggu waktu tepat untuk deklarasi.

“Perjalanan di koalisi perubahan sudah 90 persen, jadi sudah banyak hal yang disepakati. Kami optimis akan menemukan jalan yang terbaik,” kata Kholid kepada awak media, dikutip Minggu (6/11/2022).

Kholid menyatakan, saat ini tiga partai tersebut tengah menggodok nama bakal cawapres yang akan dipasangkan dengan Anies Baswedan. Menurutnya, diskusi sejauh ini berlangsung kondusif dan setara.

“Kami di koalisi perubahan sedang membahas kriteria cawapres yang tepat. Selain kriteria, kami juga mendiskusikan tata cara atau mekanisme pengambilan keputusan. Kami merasa proses komunikasi di koalisi perubahan berlangsung sangat kondusif, guyub, dan saling menghormati sikap masing-masing,” kata dia.

Kholid menyebut semau pihak berusaha mencari titik temu dan kata sepakat. “Baik PKS, Nasdem dan Demokrat sama sama berjuang mencari titik temu bukan titik tolak. Kalau semangatnya titik temu, maka akan ada kata sepakat, terbuka jalannya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra memastikan koalisi bersama NasDem dan PKS sudah hampir rampung. Saat ini sudah semakin banyak kesepahaman dicapai. Koalisi sudah mencapai 90 persen terbentuk.

 

2 dari 2 halaman

Harapan Demokrat

"Masih terus berproses, dan semakin maju. Bisa 90 persen, bisa lebih. Semakin banyak kesepahaman yang telah dicapai. Semakin intens dan hangat diskusi yang dilakukan terkait persiapan koalisi dan pemenangan pemilu 2024," ujar Herzaky dikutip Minggu (6/11/2022).

Herzaky mengakui memang ada dinamika dalam proses pembentukan koalisi. Namun, hal tersebut merupakan hal yang biasa.

"Dinamika selalu ada, pembahasan selalu ada. Namanya juga proses dalam sistem demokrasi, proses pembentukan koalisi. Semua harus dijalani," katanya.

Demokrat berharap koalisi tidak dibentuk dengan buru-buru dan tidak perlu memaksakan satu sama lain. Perlu waktu untuk menyesuaikan dan menyamakan banyak hal.

"Tidak perlu terburu-buru, tidak perlu memaksakan diri satu sama lain. Apalagi rencana koalisi kami didasari sikap saling menghormati kemandirian dan independensi masing-masing. Selama ini, komunikasi kami berlangsung secara terbuka dan terjalin dengan baik," ujar Herzaky.