Sukses

PDIP: Buat Apa Buru-Buru Umumkan Capres? Pendaftaran 1 Tahun Lagi, Tiket Bisa Sendiri

Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga lantas mencontohkan NasDem yang telah mendeklarasikan capres namun belum mengantongi tiket untuk mengusung capres.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Eriko Sotarduga menyatakan pihaknya tidak merasa perlu untuk terburu-buru mendeklarasikan calon presiden atau capres untuk Pilpres 2024.

"Untuk apa PDIP saat ini harus mendeklrasikan siapapun calonnya? Karena begini, apa yang harus diburu, pendaftaran masih satu tahun lagi, tiket bisa sendiri, dengan segala kerendahan hati," kata Eriko dalam acara rilis survei daring, Minggu (6/11/2022).

Eriko lantas mencontohkan NasDem yang telah mendeklarasikan capres namun belum mengantongi tiket untuk mengusung capres.

"Apakah NasDem dengan calonnya Anies sudah pasti? Tidak bisa hanya dua partai. Misal NasDem dengan Demokrat kursi belum cukup, kan harus dengan PKS juga, siapa yang bisa menjamin itu?" kata dia.

Sementara Gerindra-PKB, lanjutnya, telah mengantongi tiket namun belum juga mau mendeklarasikan capres. "Gerindra dan PKB, sebenarnya kan sudah bisa deklarasikan, kenyataan belum, why?" kata dia.

Oleh karena itu, Eriko menyebut survei tidak menjamin apapun dalam pemilu. "Saya tidak bilang survei tidak penting, tidak, survei tidak menjamin itu iya. Saya kasih contoh pada saat Ganjar mau mau Pilgub Jateng," kata dia.

Sebelumnya, Lembaga survei Indekstat Indonesia merilis survei opini publik dengan tema "Kondisi Sosial Politik dan Kepemimpinan Nasional, 1 Tahun menjelang Kampanye Resmi Pemilu 2024."

Temuan survei kali ini, dalam peta elektoral 10 tokoh potensial, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan persentase 28,1%. Selanjutnya ada nama Prabowo Subianto di posisi kedua dengan perolehan elektabilitas 22,1% dan disusul oleh Anies Baswedan di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 17,3%.

"Peta konstelasi elektoral calon presiden hari ini menunjukkan bahwa jika pemilihan umum (pemilu) diadakan sekarang, tidak ada perubahan yang cukup massif terjadi terkait elektabilitas tokoh – tokoh yang ada. Ganjar, Prabowo dan Anies masih menjadi tiga kandidat terkuat dengan elektabilitas tertinggi saat ini," kata Deputi Direktur Eksekutif Indekstat Rikola Fedri dalam rilis daring, Minggu (6/11/2022).

 

2 dari 3 halaman

Elektabilitas Anies, Ganjar, Prabowo Naik

Sementara itu, di bawah Ganjar, Prabowo dan Anies, ada nama Ridwan Kamil yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan elektabilitas menjadi 8,7%.

Selanjutnya ada nama Sandiaga Uno 4,8%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,9%, Puan Maharani 2,6%, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) 1,6%, Erick Thohir 1,1% dan Airlangga Hartarto 0,3%. Sedangkan pemilih yang belum menentukan pilihan sekitar 10,5%.

"Temuan menarik dalam survei kami adalah, sejak setahun lalu di Oktober 2021, sebanyak 80% pemilih di Indonesia sudah menentukan pilihan calon presidennya dan semakin mengerucut hingga hari ini ke tiga calon," kata Rikola.

Sementara itu, pada simulasi tiga tokoh dengan suara tertinggi, peringkat pertama Ganjar berada di angka 35,5%, kedua Prabowo Subianto yang cenderung stagnan di angka 28,2% dan posisi ketiga Anies Baswedan 24,7%.

"Dalam survei ini juga terdapat tokoh yang mengalami peningkatan suara secara signifikan sehingga menempati posisi ke-4 yaitu Ridwan Kamil dengan suara 8,3%," jelasnya. 

Adapun survei diselenggarakan pada 10 - 19 Oktober 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ± 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung.

3 dari 3 halaman

Jokowi Dinilai Tak Akan Beri Dukungan pada Orang yang Bukan Kader PDIP

Sementara itu, pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengenai mendukung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sejak awal, dinilai tidak terkait pencapresan Prabowo. Melainkan dalam konteks pertahanan negara.

"Sebab, tidak ada pernyataan tersurat dari Jokowi terkait hal itu. Konteks dukungan yang disampaikan Jokowi kiranya lebih berkaitan dengan program Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Hal itu dipertegas Jokowi dengan pernyataan, komitmen itu telah disampaikan sejak awal," kata Pengamat politik Jamiluddin Ritonga, Jumat (4/11/2022).

Pernyataan Jokowi itu, lanjut Jamiluddin, terkait dukungan sepenuhnya semua program Prabowo Subianto dalam memoderinisasi alutsistaTNI agar pertahanan Indonesia lebih modern sehingga disegani minimal di Asia Tenggara.

"Jadi, dukungan Jokowi kepada Prabowo semata berkaitan dengan upaya mewujudkan pertahanan Indonesia yang tangguh sehingga mampu menjaga NKRI dari ancaman internal dan eksternal. Hal itu tampaknya sudah menjadi komitmen Jokowi sejak Prabowo menerima bergabung dengan kabinetnya," tegas dia.

Oleh karena itu, menurut Jamiluddin, Jokowi tidak akan memberi dukungan capres selain pada pilihan PDI Perjuangan. "Jokowi tampaknya tidak akan memberi dukungan capres kepada orang yang bukan kader PDIP," kata dia.

"Setidaknya sampai saat ini Jokowi masih setia dan loyal sebagai kader PDIP. Karena itu, Jokowi masih akan mendengarkan dan mendukung capres pilihan Megawati Soekarnoputri. Hal itu sebagai wujud terimakasihnya kepada Megawati yang sudah mengantarkannya menjadi wali kota, gubernur, dan presiden," kata dia.