Sukses

PKS: Sikap Presiden Harus Sebagai Negarawan, Bukan Menjadi Supporter Kandidat

Juru Bicara (Jubir) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid menilai, seorang presiden tidak mesti terlalu jauh ikut dalam meramaikan bursa pencapresan.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara (Jubir) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid menilai, seorang presiden tidak mesti terlalu jauh ikut dalam meramaikan bursa pencapresan. Menurutnya, sikap kepala negara harus sebagai negarawan, bukan menjadi pendukung kandidat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bisa menjadi pemenang dalam Pilpres 2024 mendatang. Hal ini disampaikan Jokowi kepada Prabowo saat perayaan HUT Perindo, Senin 7 November 2022.

"Presiden itu kepala pemerintahan sekaligus kepala negara, maka sikapnya harus sebagai negarawan bukan politisi semata apalagi menjadi supporter kandidat, itu tidak baik," kata Kholid kepada merdeka.com, Rabu (9/11/2022).

Menurutnya, seorang Presiden harus berdiri di atas semua kelompok. Selain itu, bersikap adil terhadap semua pihak.

"Sebagai negarawan harus berdiri di atas semua kelompok, bersikap adil dan proporsional untuk semua," ucapnya.

Kholid mengatakan, tugas pemimpin adalah menghadirkan rasa keadilan. Hal ini yang akan merekatkan rasa persaudaraan sesama anak bangsa.

"Tugas pemimpin menghadirkan sense of justice, sense of equity, jadi ada fairness, inilah yang akan menjadi modal besar dalam merekatkan rasa persaudaraan sesama anak bangsa," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Jokowi Sebut Prabowo Jatah Selanjutnya

Diketahui, Presiden Joko Widodo menyebut Pilpres berikutnya bisa menjadi kemenangan untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikan Jokowi kepada Prabowo saat perayaan HUT Perindo, Senin 7 November 2022.

Awalnya Jokowi menyinggung pidato Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo yang menyinggung kemenangan kepala negara itu sejak di Solo sampai dua periode di nasional.

"Pak Hary menyampaikan saya dua kali wali kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta gubernur sekali menang, kemudian dua kali di pemilu presiden juga menang," ujar Jokowi.

Lantas, dia meminta maaf kepada Prabowo yang juga hadir sebagai tamu undangan. Prabowo memang dua kali kalah dari Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019.

"Mohon maaf pak Prabowo," kata Jokowi.

3 dari 3 halaman

Hormat Prabowo ke Jokowi

Mendengar itu, Prabowo langsung berdiri dari kursinya dan memberikan salam hormat kepada Jokowi. Seisi ruangan langsung riuh merespon momen tersebut.

Jokowi kemudian melanjutkan pidatonya. Dia bilang, untuk kemenangan Pilpres berikutnya bisa menjadi jatah Prabowo.

"Kelihatannya setelah ini jatahnya pak Prabowo," kata Jokowi.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com