Sukses

Penjelasan Pemkot Depok soal Kisruh Revitalisasi Trotoar Depan SDN Pondok Cina 1

Proyek pembangunan Masjid Agung Kota Depok dan revitalisasi trotoar di Jalan Raya Margonda tepatnya depan SDN Pondok Cina 1 sempat diwarnai kekisruhan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melakukan revitalisasi pembangunan trotoar di Jalan Raya Margonda. Pembangunan tersebut sempat diwarnai kekisruhan lantaran dituding menutup akses pintu masuk SDN Pondok Cina 1, Kecamatan Beji, Kota Depok.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty meminta maaf karena sempat terjadi kekisruhan saat pembangunan trotoar.

“Yang pasti revitalisasi trotoar memang sudah ada rencana Pemkot Depok,” ujar Citra, Kamis (10/11/2022).

Citra menjelaskan, pembangunan trotoar sejalan dengan rencana Pemerintah Kota Depok membangun Masjid Agung setelah relokasi SDN Pondok Cina 1. Bahkan pada 2016 sudah ada rencana relokasi untuk ruang terbuka hijau.

“Tapi rencana itu sekarang untuk pembangunan masjid,” jelas Citra.

Pembangunan trotoar telah mengikuti dan sesuai arahan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkim) Kota Depok. Pembangunan trotoar mengikuti Detail Engineering Design (DED) begitupun dengan akses keluar masuk kendaraan dari sisi Jalan Raya Margonda apabila pembangunan masjid tersebut telah dikerjakan.

“Begitupun dengan pembangunan trotoar depan SDN Pondok Cina 1 telah disosialisasikan ke orang tua siswa,” ucap Citra.

Kepala DPUPR Kota Depok, Cintra Indah Yulianty. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Citra mengungkapkan, pembangunan trotoar depan SDN Pondok Cina 1 telah disosialisasikan melalui Dinas Pendidikan Kota Depok. Bahkan surat tersebut tertulis diberikan pada 3 November dan sudah disosialisasikan kepala sekolah ke orang tua murid.

“Jadi dari informasi yang kami peroleh, bahwa semuanya sudah diinfokan dan saat sudah mengerjakan trotoar,” ungkap Citra.

Citra menuturkan, SDN Pondok Cina 1 telah diberikan jalan akses tangga ke trotoar. Diakuinya lokasi SDN Pondok Cina 1 berada di bawah jalan atau trotoar sehingga diberikan akses tangga penghubung.

“Bahkan ketinggian trotoar yang sebelumnya 30 sentimeter kini menjadi 20 sentimeter,” tutur Citra.

Perubahan ketinggian trotoar dilakukan untuk memudahkan akses penyandang disabilitas memanfaatkan trotoar. Pembangunan tersebut merupakan upaya Pemerintah Kota Depok menjadikan trotoar ramah disabilitas.

“Jadi pengguna kursi roda akan mudah memanfaatkan trotoar,” pungkas Citra.

2 dari 2 halaman

Kisruh Proyek Masjid Agung Depok

Rencana pembangunan Masjid Agung menggunakan lahan SDN Pondok Cina 1, Kecamatan Beji, Kota Depok, menuai polemik. Selain masalah pembangunan, pembuatan trotoar di depan SDN Pondok Cina 1 turut menjadi persoalan.

Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo mengatakan, rencana pembangunan Masjid Agung tidak menjadi permasalahan orangtua siswa dan DPRD Kota Depok. Namun, relokasi siswa SDN Pondok Cina 1 belum memiliki kejelasan.

"Menjadi persoalan adalah bagaimana dengan nasib anak sekolah yang masih bersekolah," ujar Hendrik kepada Liputan6.com, Rabu (9/11/2022).

Pemerintah Kota Depok harus memberikan kejelasan terkait relokasi siswa SDN Pondok Cina 1. Apalagi tidak lama lagi siswa akan mengikuti ujian, tetapi hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan dari Pemerintah Kota Depok.

"Ini menjadi masukan dan apa yang saya lihat di lapangan nanti akan kami tindak lanjuti," ucap Hendrik.

Hendrik mengungkapan, akan memanggil Pemerintah Kota Depok terkait persiapan relokasi SDN Pondok Cina 1, sehingga siswa tidak terlantar saat pembangunan masjid. DPRD Kota Depok tidak ingin pendidikan siswa menjadi terlantar.

"Jadi Pemerintah harus mempersiapkan itu, bagaimana solusinya, sekolah mau digusur tapi tidak ada solusi, itu harus dicatat," ungkap Hendrik.

Orangtua siswa dan DPRD Kota Depok mendukung rencana pembangunan Masjid Agung Kota Depok. DPRD Kota Depok meminta Pemerintah Kota Depok memberikan izin siswa untuk bersekolah terlebih dahulu di SDN Pondok Cina 1 hingga selesai mengikuti ujian.

"Intinya proses belajar mengajar berjalan dulu apalagi Desember mau ujian, itu yang penting jangan sampai anak kita bodoh," terang Hendrik.