Sukses

Pemkot Depok Klaim Sudah Berikan Informasi soal Relokasi SDN Pondok Cina 1

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengklaim rencana relokasi SDN Pondok Cina 1 telah diinformasikan melalui Dinas Pendidikan ke orang tua siswa.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengklaim rencana relokasi SDN Pondok Cina 1 telah diinformasikan melalui Dinas Pendidikan ke orang tua siswa. Nantinya sekolah tersebut akan digunakan untuk pembangunan Masjid Agung.

Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri mengatakan, polemik yang terjadi di SDN Pondok Cina merupakan miss komunikasi. SDN Pondok Cina 1 telah dilakukan relokasi dan sekolah tersebut di merger dengan SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.

“Rencananya lahan sekolah itu akan dibangun Masjid Agung,” ujar Supian Suri kepada Liputan6.com, Kamis (10/11/2022).

Supian Suri menjelaskan, setelah dilakukan relokasi Pemerintah Kota Depok akan melakukan pembongkaran di sekolah tersebut. Nantinya akan dilakukan tender pembangunan pada akhir tahun dan pada awal 2023 akan dibangun Masjid Agung.

“Harus cepat dibongkar untuk dilakukan pembuatan DED dan kita juga sudah mengalokasikan anggaran,” jelas Supian.

Jumlah siswa SDN Pondok Cina 1 dengan melakukan merger di dua sekolah dinilai sudah cukup menampung dan tidak perlu membangu sekolah yang baru. Nantinya lahan pengganti akan dibangun SMP Negeri yang dinilai lebih dibutuhkan.

“Masyarakat membutuhkan SMP Negeri jadi di lahan yang baru akan di bangun SMP Negeri,” ucap Supian.

Supian mengungkapkan, rencana pembangunan SMP Negeri akan dilaksanakan pada 2024. Relokasi SDN Pondok Cina 1 selain untuk pembangunan masjid, sekolah tersebut dinilai sudah tidak representatif untuk belajar siswa.

“Disamping kebutuhan akan masjid, juga untuk mengantisipasi suasana belajar anak yang rasanya sudah tidak representatif lagi karena di pinggir jalan, baik untuk keselamatan atau pun kondisi belajar,” ungkap Supian.

2 dari 3 halaman

Direlokasi ke SDN Pocin 3 dan 5

Sementara Kabid Pembinaan SD pada Dinas Pendidikan Kota Depok, Wawang Buang mengatakan, Dinas Pendidikan Kota Depok sudah memberikan informasi kepada orang tua siswa terkait relokasi SDN Pondok Cina 1. Usai pemberitahuan informasi tersebut, tidak ada lagi pembelajaran di SDN Pondok Cina 1.

“Siswa SDN Pondok Cina 1 di relokasi ke SDN Pondok Cina 3 dan 5,” ujar Wawang.

Sejak 7 hingga 11 Nopember siswa SDN Pondok Cina 1 melakukan pembelajaran dari rumah. Sedangkan mulai 14 November pembelajaran dilakukan tatap muka di SDN Pondok Cina 3 dan 5 dibagi menjadi dua sesi dengan jumlah belajar selama enam hari.

“Jadi pekan ini sesuai surat pemberitahuan, sudah tidak ada lagi KBM Di SDN Pondok Cina 1,” ucap Awang.

Awang menambahkan, sebagai lahan pengganti untuk pendidikan berdasarkan sosialisasi pertama dengan orang tua, lahan yang baru akan di bangun yang lebih urgen. Nantinya lahan tersebut dibangun untuk SMP Negeri.

“Karena wilayah tersebut belum ada SMP Negeri,” pungkas Wawang.

3 dari 3 halaman

Belum Ada Kejelasan Soal Relokasi

Pada pemberitaan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo mengatakan, rencana pembangunan Masjid Agung tidak menjadi permasalahan orangtua siswa dan DPRD Kota Depok. Namun, relokasi siswa SDN Pondok Cina 1 belum memiliki kejelasan.

"Menjadi persoalan adalah bagaimana dengan nasib anak sekolah yang masih bersekolah," ujar Hendrik kepada Liputan6.com, Rabu 9 November 2022.

Pemerintah Kota Depok harus memberikan kejelasan terkait relokasi siswa SDN Pondok Cina 1. Apalagi tidak lama lagi siswa akan mengikuti ujian, tetapi hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan dari Pemerintah Kota Depok.

"Ini menjadi masukan dan apa yang saya lihat di lapangan nanti akan kami tindak lanjuti," ucap Hendrik.

Hendrik mengungkapan, akan memanggil Pemerintah Kota Depok terkait persiapan relokasi SDN Pondok Cina 1, sehingga siswa tidak terlantar saat pembangunan masjid. DPRD Kota Depok tidak ingin pendidikan siswa menjadi terlantar.

"Jadi Pemerintah harus mempersiapkan itu, bagaimana solusinya, sekolah mau digusur tapi tidak ada solusi, itu harus dicatat," ungkap Hendrik.