Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan kerja sama ekonomi antara ASEAN dan Republik Korea atau Korea Selatan (Korsel) penting untuk diarahkan untuk membangun ekonomi kawasan yang lebih resilien dan hijau.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat berbicara pada KTT ASEAN-Korea Selatan ke-23 di Hotel Sokha Phnom Penh Kamboja, Jumat, 11 November 2022. KTT ini dihadiri pemimpin ASEAN dan Presiden Republik Korea Yoon Seok-yeol.
"Republik Korea punya pengalaman dalam pengembangan teknologi hijau dan bersih. Ini adalah peluang bagi kita untuk menjalin kemitraan yang konkret, terutama dalam energi terbarukan, pembangunan smart city, ekosistem mobil listrik, serta sistem penyediaan air bersih," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Sabtu (12/11/2022).
Advertisement
Menurut dia, pembangunan hijau dan berkelanjutan menjadi kunci masa depan ASEAN. Pada tahun 2025, ASEAN menargetkan 23 persen energi terbarukan dan 20 persen kendaraan berbahan bakar listrik.
"ASEAN juga berkomitmen mengembangkan smart cities dan kota yang berkelanjutan," katanya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengundang Korea Selatan menjadi mitra dalam membangun Ibu Kota Nusantara melalui investasi, maupun alih teknologi. Selain kerja sama ekonomi hijau, dia juga menekankan pentingnya stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Jokowi menilai segala bentuk perbedaan dan rivalitas harus dikelola dengan baik. "ASEAN-RoK harus dapat menjadi mesin utama perdamaian di kawasan," jelas Jokowi.
Sampaikan Duka Cita atas Tragedi Itaewon
Di awal pengantarnya, Jokowi mengucapkan selamat datang bagi Presiden Yoon di keluarga besar ASEAN. Dia juga menyampaikan duka cita atas korban jiwa dan luka-luka dari peristiwa di Seoul, 30 Oktober lalu.
Dalam KTT ASEAN-Korea Selatan ke-23 ini, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Advertisement