Sukses

Kronologi Urutan Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres Versi Wali Kota Jakarta Barat

Kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi misteri. Ada empat jenazah ditemukan dalam rumah di Perumahan Citra Garden itu pada Kamis 10 November 2022.

Liputan6.com, Jakarta Kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi misteri. Ada empat jenazah ditemukan dalam rumah di Perumahan Citra Garden itu pada Kamis 10 November 2022.

Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko, memastikan kematian para korban tidak bersamaan. Informasi itu didapatnya dari kepolisian yang menangani kasus ini.

"Korban kan tidak serta-merta langsung empat-empatnya meninggal. Ada proses ya berdasarkan informasi dari kepolisian," kata Wahyu, di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

Dia menerangkan, Rudyanto Gunawan (71) lah yang diduga meninggal lebih dahulu. Namun, kematian korban tak dilaporkan ke pihak RT/RW maupun tetangga.

"Pertama meninggal itu bapak. Bapaknya meninggal informasi yang saya dapat hanya disikapi dengan hanya ditaburi kapur barus," ujar Wahyu.

Berikutnya adalah K Margaretha Gunawan (58), kemudian menyusul Budyanto Gunawan (69). Terakhir, anak perempuan bernama Dian (42). Sama seperti sebelumnya, pihak keluarga juga diduga membiarkan dan malah ditaburi kapur barus.

"Kemudian berikutnya yang meninggal adalah ibunya, itu juga disikapi seperti itu. Yang ketiga adalah pamannya, baru yang terakhir anaknya," ujar Wahyu.

Dia meminta masyarakat tidak berasumsi terkait penyebab kematian satu keluarga di dalam rumah Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis 10 November 2022.

"Kita ini jangan sampai terjebak oleh diksi tentang kelaparan ya," ujar dia.

Dia mengatakan, hasil pemeriksaan autopsi salah satu cara untuk mengungkap penyebab kematian para korban. Namun, bukan hanya dilihat dari sisi sari-sari makanan.

"Tapi juga zat-zat yang ada di dalam kandungan," ujar Wahyu.

 

2 dari 2 halaman

Motif Masih Tanda Tanya

Wahyu membeberkan kembali hasil penyelidikan di antaranya tidak ditemukan bahan pangan di area rumah.

"Galon-galon air tidak ada. Dan di dalam kulkas yang ada juga kosong," ujar dia.

Tapi, kata dia bukan berarti korban tidak memiliki pangan. "Karena sebelahnya juga tetangganya jualan dan rumahnya juga kita lihat seperti ini ya," tandas dia.

Wahyu menjelaskan, waktu kematian para korban berbeda-beda. Artinya, korban tidak serta-merta empat korban meninggal secara bersamaan. Menurut informasi, yang meninggal bapak, kemudian ibu, disusul paman dan anak.

"Ada proses ya. Bapaknya meninggal informasi yang saya dapat hanya disikapi dengan hanya ditaburi kapur barus. Kemudian berikutnya yang meninggal adalah ibunya, itu juga disikapi seperti itu. Yang ketiga adalah pamannya, baru yang terakhir anaknya," ujar dia.

Karenanya, Wahyu mengaku masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian. Menurut dia, motif kematian korban masih menjadi tanda tanya dibenaknya.

"Nah inikan ada sesuatu gituyah yang memang apa motif, sebab sebab kematiannya tentu ini masih dalam penyelidikan pihak Polri," ujar dia.