Sukses

Wapres Ma'ruf Amin: Pancasila Bukan Dogma Ideologi Kaku

Selama perkembangan zaman yang semakin pesat dan berubah, Pancasila tetap teguh dan berhasil tidak menjadi ideologi kaku.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang mengilhami lahirnya bangsa Indonesia dengan nilai-nilainya yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, serta hikmat kebijaksanaan dan keadilan sosial.

Selama perkembangan zaman yang semakin pesat dan berubah, Pancasila tetap teguh dan berhasil tidak menjadi ideologi kaku.

"Dalam perjalanan sejarah pasca-kemerdekaan, Pancasila sebagai dasar negara juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak ringan. Sebagai contoh, ketika memasuki euforia reformasi, konstitusi telah mengalami beberapa kali amandemen. Hingga kini, dalam demokrasi kian berkembang dan seolah menuntut lebih banyak keterbukaan dan kebebasan," tutur Ma'ruf di Kantor Gubernur Banten, Serang, Banten, Senin (14/11/2022).

Dalam situasi tersebut, lanjut Ma'ruf, publik kerap bertanya bagaimana dan sejauh apa ideologi Pancasila dapat memberikan panduan bagi negara, dalam menyikapi ragam tantangan dunia. Namun yang terjadi, terlepas dari dinamika perkembangan zaman, terbukti Pancasila tetap teguh sebagai pandu kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Ini menyadarkan kita, bahwa Pancasila adalah ideologi yang hidup, tetap relevan dan mampu menjawab aneka tantangan. Pancasila tidak statis, Pancasila bukan dogma ideologi yang kaku, melainkan nilai-nilai luhur yang adaptif, inovatif, dan kreatif untuk menyikapi tantangan dalam beragam skala, baik regional, nasional maupun global," katanya.

Wapres pun menyambut baik pelaksanaan forum penguatan ideologi Pancasila bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) di seluruh Indonesia. Hal tersebut tentu merupakan upaya menyuburkan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila secara konkret di tengah masyarakat dan khususnya ASN.

"Ini menjadi penting. ASN tidak hanya dituntut untuk berkompetensi teknis, manajerial, dan sosio-kultural, tetapi juga ASN berintegritas dan berjiwa Pancasila. Nilai-nilai luhur Pancasila harus terinternalisasi pada jiwa, pola pikir, dan perilaku kinerja seluruh ASN. Upaya ini teramat penting karena pemerintah secara intens tengah mengelola berbagai agenda pembangunan nasional dan daerah dalam konteks pemulihan sosial ekonomi," kata Ma'ruf Amin menandaskan.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Pertentangan Pancasila dengan Islam

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjadi pembicara dalam acara bertajuk Penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila kepada Aparatur Pemerintah Provinsi Banten. Dalam kesempatan itu, dia menegaskan tidak ada pertentangan antara Pancasila dan Islam.

"Ada orang mengatakan, Islam apa Pancasila. Sebenarnya Pancasila dan Islam tidak saling bertentangan, tidak saling menegasikan," tutur Ma'ruf di Kantor Gubernur Banten, Serang, Banten, Senin (14/11/2022).

Ma'ruf menegaskan, seorang muslim yang baik tentu dapat menjadi pancasilais, dan pribadi pancasilais pun bisa merupakan muslim yang baik. Kedua hal tersebut tidaklah layak untuk dipertentangkan.

"Sehingga tidak ada lagi orang pilih pancasilais atau Islam, saya kira itu pertanyaan yang tidak betul. Sebagai orang Indonesia kita harus Pancasila, tapi sebagai seorang muslim kita muslim," jelas dia.

Lebih lanjut, kata Ma'ruf, Pancasila merupakan hasil kesepakatan nasional oleh pejuang kemerdekaan, yang berisikan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, hikmat kebijaksanaan dan keadilan sosial. Dalam bahasa agama, Pancasila dan UUD 1945 serta NKRI disebut misakhul wathoni.

"Indonesia ini darul misakh, negara kesepakatan. Karena itu tidak boleh kita mengingkari kesepakatan. Tidak boleh mencederai kesepakatan, itu namanya mukholafatul misakh. Mengganti Pancasila, NKRI, itu namanya mukhalafatul misakh," Ma'ruf menandaskan.