Liputan6.com, Jakarta Salah seorang pedagang jamu turut terkejut kala mendengar kabar satu keluarga tewas di Kalideres. Bukan tanpa sebab, salah seorang korban sering memesan jamunya via WhatsApp.
R diketahui memang biasa mangkal di sekitar kawasan Perumahan Citra Garden.
R mengungkap komunikasi terakhir terjadi pada saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Ketika itu, tiba-tiba salah seorang korban menghubunginya untuk meminjam uang sebesar Rp 50 juta.
Advertisement
"Dia pernah WhatsApp ke saya minjam duit Rp 50 juta buat operasi. Operasi untuk apa saya enggak tahu," kata R kepada wartawan soal komunikasinya dengan anggota satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
R mencoba mengingat lagi kata-kata yang dikirimkan oleh salah satu korban.
"Katanya, 'Mbak, aku boleh minta tolong dong, minjem uang Rp 50 juta.'," tulis korban dalam pesan WhatsApp.
"Waduh, duit segitu mana punya saya bu, saya ini tukang jamu," balas R.
"Kali kerabat Mbak ada," jawab korban lagi.
"Saya tidak punya saya juga tidak berani ngomong-ngomong sama saudara saya minjem duit segitu. Buat apa emang Bu?" R kembali menjawab.
"Buat operasi saudara saya," korban kembali membalas.
R mengaku menyarankan kepada salah satu korban ke bank pelat merah. Namun, korban mengaku tak sanggup lantaran tidak ada yang bisa dijaminkan.
"Saya bilang bu kasih jaminan apa gitu sertifikat rumah. 'Justru itu Mbak, saya juga tidak punya jaminan,' itu kata dia. Sudah saya dari situ tidak pernah ke sono-sono lagi," ucap R.
Sakit Liver dan Gula
R mengatakan, sepengetahuannya di rumah hanya ada ibu, bapak, dan Dian. Sementara, sosok Budyanto Gunawan, R tak tahu-menahu.
"Saya tahunya di rumah itu hanya tiga orang. (Pamannya) saya malah tidak pernah tahu. Wong saya kalau abis anter jamu langsung tutup gerbang," ujar dia.
Menurut informasi, bapaknya kondisinya sakit-sakitan. Kalau tidak salah, penyakit liver sama gula.
"Jadi kan kalau bapaknya pernah minum jamu bilangnya, 'Kalau penyakit liver apa ya obatnya?' Waduh saya kurang tahu lho Pak, mending Bapak ke dokter aja gitu. Sama diabetes gula katanya. Kalau itu mending ke dokter aja, Pak. Saya kan bukan dokter," ucap dia.
R mengatakan, meninggalnya satu keluarga diketahui dari rekannya sesama pedagang. Saat itu, pedagang rokok bertanya penghuni rumah yang tinggal di Blok AC5 No 7. R kemudian teringat dengan sosok Dian.
"Lah itu mah langganan saya. Saya kenal dia itu ya di sini doang. karena dia langganan ya kenalnya di sini. Saya juga tidak nyangka dia meninggal itu," ujar R.
Advertisement
Uji Forensik
Sebelumnya, warga menemukan empat mayat di dalam rumah yang berada di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Penemuan mayat itu dibenarkan oleh Kanit Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy.
Penemuan mayat tersebut pertama kali diketahui oleh warga sekitar pada Kamis (10/11) kemarin yang kemudian dilaporkan kepada RT setempat.
"Kemarin (ditemukan), ada yang laporan ke RT karena bau nyengat dari luar," ujarnya.
Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati masih melakukan uji laboratorium forensik untuk mengungkap penyebab medis di balik kasus meninggal empat orang dalam satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
"Belum (selesai)," kata Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Agung Widjajanto saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).
Agung menjelaskan bahwa proses uji laboratorium forensik dilakukan untuk melakukan pemeriksaan terhadap organ-organ dari tubuh korban masih dalam berproses.
Sulit
"Untuk uji lab pada pemeriksaan jenazah meninggal tidak wajar, semua organ diambil sampel untuk diperiksa," kata Agung.
Agung mengatakan belum bisa menyampaikan waktu kapan pastinya dari hasil uji laboratorium forensik terhadap keempat jenazah. Karena tingkat proses uji laboratorium yang sulit akibat kondisi telah membusuk.
"Belum ada info. Karena tingkat kesulitan berupa kondisi pembusukan lanjut," ujarnya.
Adapun pengecekan dilakukan kepada keempat jenazah yaitu Rudyanto Gunawan (71); sang istri bernama K. Margaretha Gunawan (58); Adapun anak perempuan bernama Dian (40); terakhir Budyanto Gunawan (69) ipar dari Rudianto.
Karena masih dalam proses, Kabag Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Wulan menuturkan pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat terkait penyerahan jenazah.
"Kita menunggu konfirmasi keluarga (korban) dari penyidik," tutur Wulan.
Advertisement