Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan penyebab tercemarnya air di DKI Jakarta oleh bakteri E. coli (Escherichia coli) yang berasal dari tinja. Menurut Arief air tanah di DKI Jakarta tereksploitasi secara berlebihan sehingga membuat lapisan tanah menipis.
“Karena tanah itu kan penyebabnya dimulai dari air tanah, air tanahnya itu eksploitasinya berlebihan, sehingga kemudian dalam lapisan tanah itu semakin tipis,” kata Arief Nasrudin ditemui usai Diskusi Mewujudkan Kedaulatan Air di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Senin, 14 November 2022.
Baca Juga
Arief menyampaikan proses pencemaran itu menimbulkan korosi yang membuat cakupan air bersih di Ibu Kota mudah terkontaminasi. Khususnya, kata dia pada air yang ada di lapisan bawah tanah yang berdekatan dengan air septic tank.
Advertisement
“Pada saat korosi kan di rumahan itu ada septic tank dan sumur yang berdekatan. Jadi itu yang kemudian tidak ada batasan penguatan antara septitank dan sumur. Sehingga air mudah terkontaminasi yang ada di bawah tanah, air septic tank dan air bersih,” terang Arief.
Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa di tiap rumah tangga terdapat septic tank dan sumur air yang letaknya berdekatan. Diperparah dengan tidak adanya batasan penguatan tabrakan dengan septic tank dan sumur.
Arief mengakui sebagian besar air tanah di DKI Jakarta telah tercemar oleh bakteri E-coli yang bersumber dari tinja. Dia menyebut tingkat pencemaran bakteri terhadap air bersih di Ibu Kota telah melampaui batas kewajaran yang biasanya ada di air.
"Kontaminasi tersebut memang tidak bisa hilang sepenuhnya tapi tingkat pencemaran yang telah terjadi saat ini sudah tidak normal,” kata dia.
Pembangunan Jaringan Pipa Belum Tersalurkan
Arief mengungkapkan hal tersebut bisa saja teratasi dengan baik dengan pembangunan jaringan pipa. Namun, pembangunan jaringan pipa tersebut belum tersalurkan ke seluruh warga DKI.
“Ya ini harusnya pakai air pipa tapi kan masyarakat enggak punya pilihan, pipanya belum sampai, makanya PR nya di saya PAM Jaya,” kata dia.
Sementara itu, PAM Jaya membutuhkan dana mencapai Rp23 triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI untuk membangun jaringan air bersih secara merata ke seluruh wilayah Jakarta.
Sebab, untuk memenuhi layanan 100 persen cakupan air bersih dibutuhkan pipa sepanjang 4.500 kilometer dengan target rampung 2030 mendatang.
Advertisement