Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria mengaku anak perwira Menengah (pamen) Polri menganiaya remaja hingga babak belur. Kasus ini dilaporkan oleh Ibu korban ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Laporan itu teregister dengan nomor LP/3596/XI/2022/RJS, Sabtu 12 November 2022.
Baca Juga
Ibu korban Yusna menerangkan, anaknya MFB (16) dengan korban terduga pelaku penganiayaan ERB sama-sama sedang mengikuti Bimbel persiapan masuk Akademi Kepolisian (Akpol).
Advertisement
Saat itu, tiba-tiba anak pulang ke rumah dengan kondisi babak belur. Pengakuanya, baru saja dipukuli oleh temannya yang merupakan salah seorang anak dari petinggi Polri. Kejadian pemukulan di kawasan PTIK, pada Sabtu (12/11/2022).
"Dia (korban) 3 kali dipukulnya (lokasi), di tempat parkir, lapangan tempat lari, dan disamping mobil. Iya (pakai tangan kosong. Anak saya juga ditendang. Mobil kita juga dirusak," kata dia di Polda Metro Jaya, Selasa (15/11/2022).
Yusna menerangkan, pemukulan gegara persoalan sepele. Anaknya, dituduh mengambil topi milik terduga pelaku. Padahal, anaknya bukan yang meminjam topi itu tapi temen-temannya yang lain.
"Anak saya terakhir yang pakai. Nah topi itu disimpan di mobil temennya, karena dia kan tidak menginap di camp mobil itu mau pulang ke camp, jadi topi itu di titip di mobil itu," ujar Yusna.
Yusna menerangkan, pemilik topi yang merupakan terduga pelaku menghubungi anaknya via WhatsApp dengan nada kesal.
"Malamnya chat ‘maksud lu apa gas ambil topi gue’ anak saya jawab ‘sorry kalo itu topi kamu, saya tidak tahu kalo itu topi kamu. Tapi sudah saya titip di mobil Gani'. Terus ternyata, topi itu sudah disuruh temannnya ngambil. Dia sudah tahu kalau mobil itu sudah diambil, tapi besoknya dia tetep pukul anak saya di tempat latihan," ujar dia.
Korban Disuruh Minta Maaf
Yusna menerangkan, yang paling bikin miris pelatih tahu kalau anaknya dibuat bonyok. Tapi, disuruh minta maaf ke terduga pelaku.
"Padahal dia sudah lihat anak saya sudah di pukuli. Dan ketika anak saya minta maaf, anak itu tidak mau terima maaf saya. terus di paksain ‘itu si bagas sudah minta maaf’. Jadi dia tepis tangan bagas ‘oke kali ini saya maafin tapi besok gue abisini lu'," ujar Yusna menirukan.
Yusna menerangkan, penganiayaan yang dialami anaknya mengakibatkan sejumlah tubuh mengalami memar. Bahkan, anaknya menjadi trauma.
"Sudah visum, di sini berdarah semua (area muka) memar disini, ulu hati nya juga. Sekarang yang paling parah anak saya sudah ketakutan, soalnya kan sudah diancam mau dihabisin. dia tidak mau keluar rumah," ujar dia.
Yusna menerangkan, orangtua terduga pelaku diduga seorang anggota Polri berpangkat Kombes yang bertugas di Polda Kaltara. Sebab, setiap terlibat masalah anak tersebut selalu mencatut nama orangtuanya.
"Karena di mana-mana dia membuat masalah, dia selalu membawa nama anak kombes ‘saya ini anak kombes'," ujar Yusna.
Advertisement