Sukses

Daniel Mananta Buka-Bukaan Soal Hubungannya dengan Tuhan kepada Habib Jafar

Daniel mengaku, setelah dirinya mulai menyeimbangkan kebutuhan spiritualnya dengan melibatkan Tuhan, ia bisa merasakan ketenangan dan memiliki harapan baru. Hingga penyakitnya sembuh, ia menyadari bahwa tidak hanya kesembuhan secara fisik yang didapatnya, tapi juga dalam hal spiritual.

Liputan6.com, Jakarta - Daniel Mananta atau sosok yang dikenal dengan sebutan VJ Daniel merupakan presenter berbakat tanah air berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tahun 1981. Baru-baru ini dia viral lantaran diisukan Mualaf atau masuk Islam.

Daniel Mananta adalah keturunan Tionghoa yang sedari kecil telah mengenyam pendidikan di Australia hingga jenjang perkuliahan.

Baca Juga:

Debut kariernya dimulai ketika Daniel masuk ke dalam industri hiburan sebagai VJ MTV Indonesia pada tahun 2003. Hingga Namanya semakin melambung karena kepiwaiannya dan menjadi selebriti terkenal.

Namun siapa sangka, di balik sosok yang selalu tampil ceria itu pernah mengalami fase paling getir dalam hidupnya, kehilangan jati diri disaat kariernya berada di puncak kehidupannya.

Hal itu Daniel alami ketika mendapati dirinya memiliki tumor jinak di pita suaranya tahun 2012.

Ini dia ceritakan dalam podcast Noice, yang diketahui dikelola oleh Husein Ja'far Al Hadar, dan populer dengan panggilan Habib Jafar, jauh hari sebelum isu Daniel Mananta Mualaf muncul.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tanggapan Habib Jafar

Dalam podcast itu, dia bercerita Ketika segala cara telah ia lakukan namun tak kunjung membaik, hingga terbesit dalam benaknya takkan lagi bisa menyembuhkan penyakitnya. Daniel akhirnya balik badan dan memasrahkan dirinya kepada Tuhan.

Daniel mengaku, setelah dirinya mulai menyeimbangkan kebutuhan spiritualnya dengan melibatkan Tuhan, ia bisa merasakan ketenangan dan memiliki harapan baru. Hingga penyakitnya sembuh, ia menyadari bahwa tidak hanya kesembuhan secara fisik yang didapatnya, tapi juga dalam hal spiritual.

“Jadi ternyata, setelah gw pikir-pikir untuk flashback kesitu, gua tidak mengalami kesembuhan secara fisik, tapi gua mengalami kesembuhan secara spiritual,” ucap Daniel dalam podcastnya besama Habib Ja’far.

Soal ini, Habib Jafar menjelaskan konsep rezeki dalam Islam untuk membedah konsep hubungannya dengan Tuhan. Dia menganalogikan ketika seseorang berada di dalam kandungan ibunya.

Kala itu, janin dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Sementara, si janin adalah makhluk lemah yang tidak bisa berbuat apapun. Karena itu, akan aneh jika setelah dewasa merasa insecure dengan rezeki yang diberikan oleh Tuhan.

"Ketika Lu udah dewasa, bisa gerak ke mana-mana, Lu insecure dengan rezeki Lu, aneh banget menurut gua," ucap Habib Jafar.

Menurut dia, problem ketidakpercayaan diri itu bukan masalah yang berasal dari luar, melainkan di dalam diri seseorang, yakni harta terpenting, konsep keberadaan Tuhan. Menurut dia, Tuhan ada di setiap hati orang yang beragama.

Lantas, Habib Jafar bercerita kisah spiritualis Islam, Rabi'ah al Adawiyah. Suatu ketika, Rabi'ah berjalan membawa obor di tangan kiri dan air di tangan kanannya. Orang-orang bertanya, mau kemana Rabiah.

Rabi'ah menjawab akan membakar surga dengan api di tangan kirinya dan memadamkan api neraka dengan air di tangan kanannya agar orang bukan beribadah karena ingin masuk surga atau takut neraka.

"Jadi tidak transaksi dalam peribadatan. Tapi semuanya beribadah karena cinta tadi," kata Habib Jafar.

 

3 dari 3 halaman

Melibatkan Allah Dalam Islam

Dari kisah yang dialami Daniel Mananta, kita sebagai umat muslim bisa mengambil banyak pelajaran juga hikmah dari peristiwa itu. Menyadari bahwa segala sesuatu yang di dalamnya melibatkan Allah SWT tidaklah percuma.

Dalam menjalani hidup, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, menghadirkan Allah SWT disetiap apa yang kita jalani merupakan langkah besar agar senantiasa dalam berkah dan ridho-Nya, serta perlu diingat bahwa pertolongan Allah itu dekat.

Allah SWT berfirman dalam Qu’an surat Al-Baqarah ayat 214,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat,” (Q.S Al-Baqarah: 214).

Memiliki masalah dalam kehidupan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun dan setiap manusia akan selalu Allah uji dengan berbagai macam cobaan. Oleh karena itu, jangan pernah sekali-kali menyombongkan diri dihadapan Allah SWT. Karena ketika kita terus melibatkan Allah dalam segala urusan kita, maka insyaallah akan selalu ada jalan keluar di dalamnya.

Maka dari itu, jangan merasa enggan untuk melibatkan Allah SWT dalam segala urusan hidup ini. Jangan malu meminta dan berdo’a kepada Allah SWT, meskipun apa yang kita minta terlihat sepele atau bahkan dapat dikatakan mustahil.

Tidak perlu takut ataupun khawatir apabila telah melibatkan Allah SWT di dalam segala urusan kita. Niat, ikhtiar, dan tawakal. Ketika niat sudah baik, ikhtiar terhadap diri sendiri dan ikhtiar kepada Allah SWT sudah dilakukan, hendaknya kita pasrahkan semuanya kepada Allah SWT, karena pada dasarnya Allah SWT akan memberikan yang terbaik kepada hamba-Nya.

Allahu A’laam

Penulis: Hamzah Setia Al Muhandisyi