Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah warga Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, berteriak di pinggir Jalan Raya Pacet meminta bantuan tenda. Sambil membentangkan lembaran bekas kardus dengan tulisan "Butuh Tenda" dan "Korban Gempa", mereka berteriak setiap ada kendaraan pengangkut logistik melintasi jalan penghubung Bogor-Cianjur ini.
"Kami butuh tenda pak, tolong pak," teriak dua orang perempuan, Selasa sore (22/11/2022).
Baca Juga
Gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin siang 21 November 2022 menyebabkan rumah mereka rusak. Hal ini membuat mereka terpaksa mengungsi ke tempat aman.
Advertisement
"Rumah kami rusak sehingga terpaksa mengungsi. Lihat tenda kami di sana sangat mengkhawatirkan," ujar perempuan berjilbab itu.
Selain membutuhkan tenda, mereka juga memerlukan bantuan popok mengingat di tenda banyak anak-anak. "Tolong pak kirim pampers juga, banyak balita dan anak-anak," ucap dia lagi.
Dua tenda dari terpal tampak berdiri di atas lahan kosong milik Perumahaan Bukit Lembah Lestari. Terlihat pula lebih dari 25 orang, mulai balita hingga lansia sedang duduk di bawah tenda.
"Ini kami bangun sendiri pak, hasil swadaya. (Terpal) banyak yang bolong-bolong. Kalau hujan pasti bocor," ujar Suhendar.
Menurut dia, pasca gempa mereka tidur di tenda darurat dengan alas seadanya. "Kami harap ada bantuan tenda yang layak lah. Supaya kalau hujan enggak kehujanan, kalau angin ga kedinginan," ucapnya.
Dari pantauan Liputan6.com Selasa sore, di sepanjang Jalan Raya Ciawi-Cianjur pun tampak masih banyak korban gempa Cianjur yang tinggal di tenda darurat. Tenda-tenda terbuat dari terpal berdiri di lahan kosong, pinggir sawah, kebun hingga halaman rumah.
58.362 Orang Mengungsi Akibat Gempa Cianjur
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, 58.362 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022.
"Kemudian luka-luka yang kami peroleh sampai sore ini sebanyak 1.083 orang. Dan kemudian untuk yang mengungsi ada sejumlah 58.362 orang," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers daring, Selasa (22/11/2022).
Kendati demikian, Suharyanto menyebut hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan. Sehingga data bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai dengan temuan di lokasi kejadian.
Suharyanto mengatakan, 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak gempa. Di semua kecamatan pun telah berdiri tempat pengungsian bagi warga terdampak.
Adapun 12 kecamatan yang dimaksud antara lain Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cugenag, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi.
Selanjutnya, ada Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Pacet, dan Kecamatan Gekbrong.
"Dari 12 kecamatan ini masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat-tempat pengungsian. Bahkan mungkin jumlahnya bertambah," ucap Suharyanto.
Kendati sudah disiapkan tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan, masih ada warga yang mendirikan tenda-tenda seadanya di dekat rumah masing-masing.
"Kami usahakan bahwa yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya nih bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan pelayanan maupun logistiknya," kata dia.
Advertisement
BNPB: 268 Orang Meninggal
Kepala BNPB Suharyanto menyatakan, total sudah ditemukan 268 korban jiwa yang meninggal dunai akibat gempa Cianjur, Jawa Barat. Sementara itu, 122 yang baru teridentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268. Dari 268 itu, yang sudah terindentifikasi siapa-siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Selasa (22/11/2022).
Surhayanto menyebut pihaknya masih terus melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang. Sehingga, kata dia data korban akan senantiasa diperbarui secara berkala.
"Kemudian di samping tadi 268, masih ada korban hilang sejumlah 151," kata dia.
Tak hanya korban jiwa, BNPB juga merinci kerugian material akibat gempa Cianjur, di mana 22.198 rumah dinyatakan rusak.
"Rumah rusak berata dapat diinformasikan sejumlah 6.570 unit, kemudian rumah yang rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah yang rusak ringan ada 12.641 unit," kata Surhayanto.