Liputan6.com, Jakarta - Seorang warga bernama Hindun yang tinggal di desa Gasoh, saat ini harus mengungsi di sebuah tempat pengungsian pasca kejadian gempa Cianjur, Jawa Barat, Senin 21 November 2022.
Hindun lalu membeberkan kesaksiannya pada saat kejadian yang menggemparkan seluruh warga Cianjur yang masih diingat dalam benaknya.
Baca Juga
Terlebih ketika menjadi pengungsi, ia masih takut dan trauma bukan hanya gempa tapi akan tiap saat yang melihat ambulan lalu lalang tanpa henti-hentinya melintas dengan sirine khasnya.
Advertisement
"Kalau posisi waktu itu lagi di luar tapi anak-anak lagi di dalam ada bayi juga," awal cerita Hindun saat bersedia di wawancara, Rabu (23/11/2022).
Ketika dirasakan gempa yang mengguncang sangat hebat, ia kaget bukan kepalang dan langsung bergegas untuk segara menyelamatkan seluruh anak-anaknya.
"Abis itu rumah langsung ambruk, pas keluar juga ada masyarakat lain keluar," katanya sambil menunjuk arah rumahnya.
Hindun juga sempat mendengar teriakan demi teriakan dari tetangga-tetangganya yang meminta tolong serta sesekali ada yang berteriak takbir.
Bukan hanya itu, dirinya juga harus menyaksikan anak bayi dari tetangganya harus turut menjadi korban beserta sang ayah.
"Memprihatinkan, udah dilarikan di jalan meninggal si bayi, kalo si bapak lagi dirawat," katanya yang sambil sesekali mengelus dada dengan wajah yang prihatin.
Dilanjutkannya, tidak berselang lama pasca kejadian mengenaskan, sebuah ambulan juga sudah turut hadir untuk membantu evakuasi korban dan langsung mengantar ke salah satu puskesmas terdekat. Hindun menyebut bahwa ambulan itu adalah ambulan milik desa yang memang sudah tersedia.
Namun suara-suara sirine ambulan kini makin kelamaan menjadi sebuah tontonan dirinya bersama pengungsi lain.
"Sehari udah keseringan liat ambulan, malah kaya gini aja terus-terusan," ujarnya sambil menunjuk ambulan yang melintas.
"Gini udah tontonan tiap hari tapi, ngeri," tutur Hindun sambil menggelengkan kepala.
Gempa M 5,6 Cianjur
Diketahui, Gempa bumi mengguncang wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Senin 21 November 2022 pukul 13:21:10 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa tersebut berpusat di wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Seperti dikutip dari laman resmi BMKG, dilaporkan pusat gempa berada di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat atau berlokasi di 6.84 LS (lintang selatan), 107.05 BT (bujur timur).
BMKG juga memastikan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 5,6 dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.
Kepala BNPB Suharyanto menyatakan, korban jiwa yang meninggal dunai akibat gempa Cianjur, Jawa Barat mencapai 268.
Sementara itu, 122 yang baru teridentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268. Dari 268 itu, yang sudah terindentifikasi siapa-siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Selasa 22 November 2022.
Surhayanto menyebut pihaknya masih terus melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang. Sehingga, kata dia data korban akan senantiasa diperbarui secara berkala.
"Kemudian di samping tadi 268, masih ada korban hilang sejumlah 151," kata dia.
Tak hanya korban jiwa, BNPB juga merinci kerugian material akibat gempa Cianjur, di mana 22.198 rumah dinyatakan rusak.
"Rumah rusak berata dapat diinformasikan sejumlah 6.570 unit, kemudian rumah yang rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah yang rusak ringan ada 12.641 unit," kata Surhayanto.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement