Sukses

PMII Usulkan Mahbub Djunaidi Jadi Pahlawan Nasional

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengusulkan ke pemerintah agar Mahbub Djunaidi sebagai pahlawan nasional.

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengusulkan ke pemerintah agar Mahbub Djunaidi sebagai pahlawan nasional.

Hal ini merupakan hasil salah satu keputusan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) di Tulungagung, Jawa Timur.

Diketahui, Mahbub merupakan ketua umum pertama PMII. Yang bersangkutan juga dikenal sebagai wartawan, sastrawan, agamawan, organisatoris, kolumnis dan politisi. Bahkan, juga turut menghidupkan mengembangkan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan menjadi Wakil Ketua PBNU.

"Muspimnas PMII 2022 di Tulungagung menjadi saksi bahwa kader-kader PMII di seluruh Indonesia bersepakat akan berjuang bersama mendorong Sahabat Mahbub Djunaidi sebagai pahlawan nasional," kata kader PMII dari Lumajang, Zikri dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).

Disebutkan, gagasan untuk mendorong Mahbub sebagai pahlawan nasional pun sebetulnya adalah gagasan yang telah lama diperbincangkan oleh kader-kader PMII di seluruh Indonesia.

Dan pada gelaran Muspimnas PMII kali ini disepakati sebagai agenda nasional yang harus dikerjakan secara bersama.

"Sejarah pendiri Mahbub Djunaidi, harus dituliskan oleh kader PMII. Jangan biarkan orang lain menuliskan sejarah kita. Kader PMII adalah yang paling berhak menuliskan sejarah pendirinya," kata kader PMII dari Bali, Hesty.

 

2 dari 2 halaman

Jadi Ajang Siapkan Kader yang Lebih Kontekstual

Sebelumnya, Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) resmi dibuka Ketua Mabinas, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin pada Kamis 17 November 2022 yang dilaksanakan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Ketua Umum PB PMII, Muhammad Abdullah Syukri mengatakan, adapun dalam Muspimnas kali ini, tentu yang menjadi utama adalah penataaan kaderisasi dan organisasi.

"Nanti akan kita bahas utamanya adalah kaderisasi dan penataan organisasi," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (19/11/2022).

Menurut Syukri ini penting dilakukan, mengingat setiap dekade perjalanan selalu ada perubahan dari setiap gerakan. Baik di era 70-an sampai 2000-an sekarang ini.

"Lalu kemudian, apa yang dirumuskan PMII pada hari ini tentu harus berbeda, respons zaman saat ini harus berbeda dengan tahun-tahun yang saya sebutkan," jelas dia.

Karena itu, demi menghadapi tantangan ke depan, penting bagi PMII menyiapkan kader yang lebih kontekstual sebagaimana peralihan zaman.

"Untuk itu, saya berharap formulasi kaderisasi dan nanti kita akan membahas paradigma PMII yang akan kita kontekstualisasikan ulang karena itu sudah ditulis sekitar 20 hingga 30 tahun lalu," jelas Syukri.