Liputan6.com, Jakarta Wacana Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menguat untuk maju sebagai calon presiden-calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Hal ini membuat hubungan kedua partai memanas. Pasalnya, Gerindra membuka ruang untuk menggandeng Ganjar sebagai cawapres Prabowo. Namun, PKB dengan tegas menolak dan hanya punya satu nama yaitu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Advertisement
Baca Juga
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai nama capres dan cawapres. Pasalnya, masing-masing ketua umum partai menginginkan posisi capres di Pemilu 2024.
Dia menargetkan deklarasi nama capres-cawapres paling lama pada Januari 2023.
"Sampai sekarang keduanya belum berunding untuk memutuskan calon presiden apalagi calon wakil presiden. Keduanya punya hak untuk memutuskan tapi juga punya hak untuk memveto setiap nama yang diajukan," imbuhnya.
Sementara, PKB telah berkomunikasi dengan Partai Gerindra terkait isu perjodohan Prabowo-Ganjar. PKB mendapatkan kepastian dari Gerindra bahwa untuk menjaga komitmen kerja sama politik yang dibentuk.
Salah satu butir piagam kerja sama koalisi itu adalah tentang pencalonan presiden diserahkan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Sudah (komunikasi dengan Gerindra) dan kita sama sama jaga supaya skema butir piagam kerja sama bisa terjaga. Walaupun kita sama-sama berkomitmen menjaga," ujar Wasekjen PKB Syaiful Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Huda memastikan tidak ada keretakan hubungan PKB dan Gerindra. Hanya saja Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar kaget mendengar kabar perjodohan Prabowo-Ganjar. Maka keluar pernyataan Cak Imin akan membentuk komposisi baru jika kabar tersebut benar.
"Makanya Cak Imin juga kaget ada isu begitu. Itukan reaksi respon Cak Imin bagaimana kalau ada itu. Tentu itu tidak dikehendaki oleh kita," ujar Ketua Komisi X DPR RI ini.
Huda yakin Gerindra akan menjaga komitmen kerja sama yang telah dibangun. Hanya saja diakui memang belum ada keputusan terkait calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung.
"PKB Gerindra tetep sama-sama komit tetap mempertahankan itu. Tapi sampai hari ini memang kita belum bisa menuntaskan agenda siapa capres dan cawapres itu," katanya.
Gerindra dan PDIP Berhubungan Baik
Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono mengungkap Gerindra dan PDIP memiliki hubungan yang baik. Hubungan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terjalin dengan hangat.
Maka itu, Gerindra berharap hubungan kekeluargaan dengan PDIP bisa berbuah menjadi kekuatan politik di 2024.
"Jadi ini sesuatu yang saya rasa baik ya kalau nanti hubungan kekeluargaan antara PDI Perjuangan dan Gerindra ini benar benar mengerucut dan membuahkan sebuah kekuatan politik bagi bangsa ini," kata Budi.
Budi mengungkap secara formal dan informal Gerindra dan PDIP sudah melakukan pertemuan. Termasuk juga pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
"Kan sudah terlihat apa yang sudah informal kan juga sudah terlihat di publik. Pak Prabowo pernah ketemu di beberapa acara," katanya.
Menurut Juru Bicara Bappilu Gerindra ini, hubungan Gerindra dan PDIP sudah terjalin sangat lama. Kedua partai juga memiliki nilai dan roh perjuangan yang sama.
"Kami sangat dekat apakah itu di eksekutif di legislatif, kami pun merasa teman teman PDI Perjuangan ini mempunyai nilai nilai mempunyai roh yang sama dengan tokoh tokoh perjuangan kami juga," kata Budi.
Â
Â
Kerugian Buat Ganjar
Pengamat politik Ujang Komarudin jika ini dilakukan, maka yang merugi adalah Ganjar. Pasalnya, elektabilitasnya nyaris sama atau bahkan melebihi Prabowo sebagai capres.
"Saya melihat kalau ada wacana menjodohkan Prabowo Ganjar tentu rugi bagi Ganjar elektabilitas sama, punya potensi jadi capres," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (24/11/2022).
Selain itu, meski berpeluang dimajukan PDIP, semuanya masih menunggu keputusan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden JokO widodo atau Jokowi. Sehingga, tak mudah jika ingin menggaet Ganjar sebagai cawapres.
"Soal perjodohan Prabowo Ganjar atau Ganjar Prabowo itu nunggu arahan Jokowi. Nunggu skema deal politik antara Jokowi dan Megawati. Jadi kan Ganjar bagaimana pun masih dipegang PDIP, masih kader PDIP di saat yang sama Ganjar itu diendrose Jokowi," jelas Ujang.
Sementara, wajar jika PKB merasa marah dan tak suka akan wacana ini. Pasalnya, diawal dikatakan akan berkoalisi tapi tak mengusung ketua umumnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.
"PKB ingin jadi cawapres Prabowo. PKB itu rumusnya dimana posisinya di koalisi, cawapresnya Cak Imin. Jelas tentu PKB tidak terima," tutur Ujang.
Advertisement