Sukses

Hari Guru, Jokowi: Dengan Pendidikan yang Baik, Anak-anak Siap Masuki Kompetisi Sengit

Jokowi mengatakan para guru merupakan tumpuan bangsa Indonesia dalam meraih pendidikan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November. Jokowi meyakini pendidikan yang baik akan membuat anak-anak siap menghadapi kompetesi sengit di masa mendatang.

"Kian ke depan, tantangan kian berat. Hanya dengan pendidikan yang baik, anak-anak kita akan siap memasuki masa depan dengan kompetisi yang sengit," kata Jokowi melalui akun Instagramnya @jokowi, Jumat (25/11/2022).

Dalam hal ini, kata dia, para guru lah yang menjadi tumpuan bangsa Indonesia. Sehingga, anak-anak bisa menghadapi tantangan dan mewujudkan harapan.

"Para guru menjadi tumpuan kita untuk mempersiapkan dan menempa anak-anak bangsa menghadapi tantangan dan mewujudkan harapan kita," ujarnya.

Sebagai informasi, Hari Guru Nasional telah dicetuskan sejak tahun 1994 sesuai dengan keputusan Presiden Soeharto. Berdasarkan Keppres Nomor 78 Tahun 1994 dan pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati pula bersamaan dengan HUT PGRI atau ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia.

Melansir dari laman resmi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), organisasi guru di Indonesia telah ada sejak tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.

Selain mengajar, kala itu tak mudah bagi PGHB untuk memperjuangkan nasib para guru pribumi. Lantaran memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda dengan guru Belanda.  Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata "Indonesia" yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya bagi para guru dan bangsa Indonesia sangat didambakan. 

2 dari 2 halaman

Tantangan Guru Pribumi di Era Penjajahan

Tantangan baru kemudian kembali dirasakan oleh para guru pribumi kala itu. Saat kependudukan Jepang masuk, segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) bahkan dapat lagi melakukan aktivitas.

Namun, semangat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menjadi dasar bagi PGI untuk menggelar Kongres Guru Indonesia. Kongres itu diadakan di Surakarta pada tanggal 24-25 November 1945.

Para peserta Kongres Guru Indonesia ini adalah para guru yang aktif mengajar, pensiunan guru, dan pegawai pendidikan RI yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dari sebelumnya yang terpecah belah dalam berbagai organisasi. 

Semangat perjuangan selalu utuh dalam tubuh PGRI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, organisasi ketenagakerjaan yang bersifat unitaristik dan independen.

Dari sanalah berawal ditetapkannya hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun oleh masyarakat Indonesia. Adapun tema yang diusung Hari Guru Nasional pada tahun ini adalah "Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar"