Sukses

Cerita DVI Polri tentang Sulitnya Proses Identifikasi Korban Gempa Cianjur

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menghadapi sejumlah kesulitan selama mengidentifikasi jenazah korban gempa Cianjur, Jawa Barat. Berikut ceritanya.

Liputan6.com, Cianjur - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menghadapi sejumlah kesulitan selama mengidentifikasi jenazah korban gempa Cianjur, Jawa Barat. 

Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan pun menuturkan sejumlah kesulitan tersebut.

Menurut dia, kesulitan tersebut yakni terkait dengan fasilitas pemeriksaan hingga kondisi jenazah korban gempa Cianjur.

Secara teknis, tutur dia, DVI Polri memiliki sumber daya manusia yang didukung Inafis, dua dokter forensik Polri, tiga dokter forensik setempat, dan teknisi.

"Kesulitannya karena semua dikerjakan marathon dengan fasilitas dua meja pemeriksaan. Sementara kami melakukan dasar identifikasi," kata Eddy di RSUD Sayang Cianjur, Sabtu 26 November 2022 sore, seperti dilansir Antara.

Selain itu, tantangan selanjutnya, kondisi jenazah yang rusak seiring berjalannya waktu. Dia mengatakan pihaknya beruntung mendapat bantuan Inafis dalam pemeriksaan sidik jari.

Namun, pemeriksaan akan menjadi lebih kompleks apabila sidik jari tidak dapat diidentifikasi. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi menggunakan peralatan lebih, tenaga, dan biaya untuk pemeriksaan DNA.

Dia mencontohkan temuan bagian tubuh yang tengah diidentifikasi DVI Polri saat ini. "Menurut catatan kami ada tulang kepala, jadi agak susah," kata Eddy.

Eddy meminta masyarakat dan para keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke Posko Pengaduan Orang Hilang atau Posko Ante Mortem DVI di Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur.

2 dari 4 halaman

Jumlah Korban Jiwa Jadi 318 Orang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengabarkan jumlah korban jiwa tragedi gempa bumi magnitudo 5,6 yang terjadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Deputi III Tanggap Darurat BNPB Mayjen Fajar Setiawan mengumumkan adanya penambahan korban meninggal sebanyak delapan orang. Sehingga, total korban meninggal akibat gempa Cianjur berjumlah 318 jiwa.

"Korban Jiwa meninggal 318 orang," ujar dia dalam jumpa pers virtual, Sabtu (26/11/2022).

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah lagi.

Menurut dia, hingga sore hari ini diketahui korban meninggal menjadi 310 orang.

"Sehingga jumlah meninggal menjadi 310 orang," ujar Suharyanto dalam jumpa pers virtual, Jumat (25/11/2022).

Suharyanto menyebut, jumlah korban meninggal bertambah 38 orang dari sebelumnya. Pada Kamis, 24 November 2022, dia menyebut jumlah korban meninggal dunia sebanyak 272 orang.

Sementara korban yang dinyatakan hilang sebanyak 24 orang.

"Korban yang masih belum diketemukan adalah 24 orang. Nah 24 orang ini masih dicari terus. Tetapi 24 orang ini sudah jelas identitasnya," kata dia.

3 dari 4 halaman

27 Balita dan 15 Anak Teridentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyatakan bahwa sebanyak 27 balita dan 15 anak-anak telah diidentifikasi sebagai korban gempa di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar).

"Total korban yang sudah teridentifikasi oleh DVI Polri sebanyak 134 orang," kata Kepala Biro Dokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Pol dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan di RSUD Sayang Cianjur, Sabtu (26/11/2022).

"Untuk yang balita itu ada 27 ya. Kemudian untuk yang anak-anak itu 15, dan sisanya 92 orang itu adalah dewasa," tambahnya.

Ia menjelaskan sejak Jumat (25/11) sore hingga Sabtu (26/11) 2022 telah diterima total 13 kantong jenazah. DVI Polri telah menerima 155 kantong jenazah berisi jenazah utuh dan tiga kantong jenazah berisi bagian tubuh.

Sebanyak 10 korban telah teridentifikasi. Termasuk di antaranya dua bagian tubuh yang telah ditemukan identitasnya. Satu buah bagian tubuh masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut berupa pemeriksaan DNA.

4 dari 4 halaman

6 Jenazah Masih Tunggu Konfirmasi

Selain itu enam jenazah yang menunggu konfirmasi data atau mortem berdasarkan bagian kesehatan Polres Cianjur dan dilakukan verifikasi data dengan BNPB, karena jenazah tersebut telah dilaporkan oleh Puskesmas Cugenang.

"Sehingga enam jenazah itu tidak dilaporkan sebagai data korban di DVI Polri guna mencegah duplikasi data," demikian A Nyoman Eddy Purnama Wirawan.