Liputan6.com, Jakarta Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, bantuan yang sangat diperlukan korban gempa Cianjur adalah tenda-tenda kecil.
"Banyak yang menanyakan ke saya, bantuan apa yang diperlukan saat ini. Yang sangat diperlukan sekarang adalah tenda-tenda kecil yang di tiap-tiap rumah," kata Herman dalam konferensi pers, Minggu 27 November 2022.
Dia mengatakan, tenda ini diperlukan untuk memutus rantai penyebaran penyakit yang timbul di tempat pengungsian. Dia mengungkap, saat ini, sudah mulai muncul penyakit infesksi saluran pernafasan atas (ISPA) di tenda-tenda komunal.
Advertisement
"Saya cek di tenda komunal, sudah muncul banyak penyakit-penyakit ISPA. Saya khawatir kalau di tenda komunal (terus menerus) ini, menyebar ke (pengungsi) lain-lainnya," jelas Herman.
Tidak hanya itu, dia juga mengimbau kepada para donatur yang ingin memberikan sumbangan, melaporkan ke posko tersedia agar bantuan yang diberikan dapat disalurkan dengan baik. Hal ini juga untuk mencegah adanya bantuan yang tumpang tindih.
"Saya mengimbau kepada yang akan memberikan (bantuan), silakan saja, tapi mohon untuk diinformasikan ke posko sehingga pada saat diberikan, tidak tumpang tindih yang akhirnya di lapangan ini, di posko-posko banyak yang menumpuk, menumpuk bantuan-bantuan dan ada juga yang tidak tersentuh," kata Herman.
Korban Jiwa
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 321 korban meninggal dalam tragedi gempa di Cianjur, Jawa Barat per Minggu (27/11).
"Hari ini ditemukan tiga jenazah. Dengan ditemukannya tiga ini, sampai hari ini, yang meninggal 321 orang. Kemudian yang masih hilang masih ada 11 korban,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi persnya.
Sementara, korban yang masih dirawat di rumah sakit baik di Cianjur maupun telah diruju, sebanyak 108 orang. Lalu, sebanyak 73.874 orang yang mengungsi, dengan rinciannya 33.713 pengungsi laki-laki dan 40.161 pengungsi wanita.
Kemudian, satgas gabungan telah berhasil mengidentifikasi titik-titik pengungsian.
“Jadi semuanya seluruh Kabupaten Cianjur ada 325 titik pengungsian dan 183 itu yang terpusat. Terpusat di sini adalah kekuatan yang mengungsi di atas 25 orang. Kemudian ada 142 titik pengungsian mandiri artinya masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pengungsian di sekitar rumanya masing-masing dengan kekuatan di bawah 25 orang," jelas Suharyanto.
Untuk sementara, BNPB mencatat terdapat 27.434 rumah rusak berat. Lalu, 13.070 rumah rusak sedang dan 22.124 nusak ringan.
"Sehinggal total 62.628 rumah," tanbah Suharyanto.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka
Advertisement