Liputan6.com, Jakarta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan segera memasuki masa pensiunnya. Sebagai penggantinya Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menunjuk KSAL Laksamana Yudo Margono menjadi calon tunggal.
Surat presiden (surpres) tentang pergantian panglima TNI diterima DPR pada Senin 28 November 2022. Usai Surpres diterima, rencananya DPR akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Yudo sebagai calon Panglima TNI pada Rabu, 30 November 2022.
Advertisement
Baca Juga
Lantas, apa yang menjadi pertimbangan Jokowi menunjuk KSAL Yudo Margono sebagai pengganti Jenderal Andika Perkasa? Salah satu alasan Jokowi adalah untuk pergantian matra TNI.
"Kalau semuanya kan sudah memenuhi syarat sebenarnya. Jadi kalau calon panglima TNI itu selalu dari kepala staf atau mantan kepala staf yang masih aktif sebagai anggota TNI. Nah, dalam hal ini, yang memenuhi syarat ya hanya 3 saja. Apakah KSAU, KSAD, atau KSAL. Dalam hal ini, Pak Presiden memilih calon itu dari KSAL. Itu aja," jelas Mensesneg Pratikno di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 28 November kemarin.
Lalu seperti apa perjalanan Laksamana Yudo Margono di TNI Angkatan Laut hingga akhirnya terpilih jadi calon tunggal Panglima TNI?
Â
p>**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Pendidikan Militer
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur pada tahun 1965 tersebut merupakan anak seorang petani. Usai lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada 1988, karier militernya terus melejit.Â
Di awal kariernya, Yudo mengikuti sederet pendidikan militer sejak tahun 1900-an. Seperti Kursus Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) (1989), Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Kursus Pariksa (1992), Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa)/Kom Angkatan 6 (1992-1993), Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) ll/Koum Angkatan 11 (1997-1998), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) A-40 (2003), Sesko TNI A-38 (2011), dan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Rl PPRA A-52 (2014).
Dia juga pernah duduk bangku kuliah sebagai mahasiswa S1 Ekonomi Manajemen pada 2014, dilanjutkan S2 Manajemen.Â
Advertisement
Deretan Karier Militer Yudo Margono
Selama berkarier di dunia militer, ada 19 jabatan yang pernah diembannya sejak 1988. Di antaranya menjadi komandan di delapan tempat yang berbeda.
Setelah lulus dari Akademik Angkatan Laut, Yudo mengawali karirnya di kapal perang. Saat itu, Yudo Margono dipercaya untuk menjadi Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332.
Kemudian pada 2010, dirinya menjabat sebagai Komandan Satkat Koarmatim. Ia kemudian ditunjuk menjadi Panglima Komando Armada I yang menduduki wilayah laut Indonesia bagian barat (2018-2019).
Kemudian, Yudo kembali ditunjuk sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) yang merupakan komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (2019-2020).
Yudo juga dikenal aktif memberikan informasi terkait perkembangan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet dan Pulau Galang.
Saat ini, Yudo Margono menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) sejak 2020.
Atas prestasinya tersebut tak sedikit penghargaan mentereng dan brevet yang dpernah didapatnya. Brevet tersebut meliputi brevet atas air, brevet selam TNI AL, brevet kavaleri Marinir kelas I, brevet hiu kencana, dan brevet Kopaska.
Terbaru, dia menyabet penghargaan Pingat Jasa Gemilang - Tentera (P.J.G.) - Singapura (2022) dan Honorary Member of the Order of Australia (Military Division) - Australia (2022).
Laporan Daftar Kekayaan
Lalu, bagaimana kepatuhan kandidat calon Panglima TNI ini dalam menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN)? LHKPN merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Berdasarkan laman elhkpn.go.id yang diakses Liputan6.com, KSAL Yudo Margono terlihat patuh dalam menyampaikan LHKPN kepada KPK. Sejak 2015, Yudo selalu menyampaikan kelebihan hartanya setiap tahunnya.
Pada 2015, harta Yudo sebesar Rp 6.155.335.535. Kemudian pada 2016 sebesar Rp 6.747.025.082. Pada 2017 atau pada saat Yudo menjabat Panglima Komando Lintas Laut Militer, hartanya sebesar Rp 7.222.940.216. Pada 2018 harya Yudo sebesar Rp 8.225.091.364. Kemudian pada 2019 atau saat menjadi Pangkogabwilhan I harta Yudho sebesar Rp 9.797.041.260.
Untuk saat ini, ketika menjadi KSAL harta Yudho tercatat sebesar Rp Rp 11.364.872.854. Yudho melaporkan hartanya pada 22 Februari 2021. Laporan itu untuk periodik tahun 2020.
Dalam LHKPN terbaru periodik tahun 2020, Yudho tercatat memiliki 18 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Sidoarjo, Surabaya, Sorong, Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Madiun. Total harta kekayaan tak bergerak Yudo Margono sebesar Rp 6.961.855.000.
Untuk alat transportasi, Yudo tercatat memili Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, dan dua sepeda motor merk Honda dengan nilai Rp 630 juta. Harta bergerak lainnya yang dilaporkan Yudo sebesar Rp 365 juta.
Yudo tak tercatat memiliki surat berharga. Untuk kas setara kas lainnya yang dia laporkan sebesar Rp 3.408.017.854. Dia tak memiliki utang. Dengan demikian, total harta kekayaan yang dilaporkan Yudo pada Februari 2021 untuk pelaporan periodik tahun 2020 sebesar Rp 11.364.872.854.
Advertisement