Liputan6.com, Jakarta Polisi masih mengusut kematian satu keluarga Kalideres, Jakarta Barat. Fakta maupun bukti-bukti semakin memperkecil adanya unsur pidana dalam kasus tersebut.
"Artinya sangat kecil kemungkinan adanya tindak pidana di luar dari pada kegiatan yang dilakukan oleh empat orang ini di dalam rumah," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam keterangan tertulis soal kasus keluarga Kalideres itu, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Dia menerangkan, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) tidak menemukan adanya jejak-jejak dari pihak luar masuk ke lokasi kejadian. Dia kemudian membeberkan, pemeriksaan laboratorium forensik.
Advertisement
"Kunci-kunci yang ternyata memang dikunci dari dalam, DNA dan sebagainya tidak ada pihak luar yang masuk," ujar dia.
Lebih lanjut Hengki mengatakan, ia berjanji mengungkap kesimpulan akhir penyelidikan dalam waktu dekat.
"Mudah mudahan pekan depan kita akan sampaikan rilis akhir dari pada penyelidikan kami tentang ditemukanya 4 mayat atau pun jenazah di Kalideres," ujar dia.
Sementara, motif tewasnya satu keluarga Kalideres, Jakarta Barat masih misterius. Penyidik bersama dengan sejumlah ahli akan mendalami kaitan tewasnya korban dengan ritual tertentu.
Hasil penyelidikan terbaru, salah seorang korban dalam kasus keluarga Kalideres tewas, yakni Budyanto Gunawan terindikasi melakukan ritual semasa hidup.
"Fakta bahwa adanya kecendrungan ritual tertentu apakah ini menurukan motif ini akan kami dalami lagi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Â
28 Saksi
Hengki menerangkan, sebanyak 28 saksi telah dimintai keterangan. Hasilnya, ditemukan keidentikan keterangan saksi dengan barang bukti di lokasi.
Hengki mengungkap salah satunya pemeriksaan terhadap orang-orang terdekat korban. Kepada penyidik, mereka menyatakan ada kecendrungan salah satu korban atas nama Budyanto dominan dan memiliki sikap positif terhadap ritual tertentu.
Keterangan saksi, diperkuat dengan temuan mantra-mantra dan kemenyan termasuk tulisan-tulisan yang mensyaratkan adanya barang-barang tertentu dalam ritual.
"Disisi lain kita sita buku-buku lintas agama," ujar dia.
Terkait hal ini, Hengki menerangkan, penyidik berencana berkoordinasi dengan saksi ahli dari sosiologi agama.
"Kira-kira apakah perilaku-perilaku ini yang indikasinya mereka sangat tertutup sangat mencegah hubungan dengan pihak-pihak luar diluar 4 orang ini," ujar dia.
Hengki menerangkan, pihaknya juga masih menanti pemeriksaan dari tim ahli dari Kedokteran Forensik Gabungan dari Kedokteran Forensik Polri maupun dari RSCM UI untuk mencari sebab kematian. "Di samping motif," ujar dia.
Advertisement
Kata Kriminolog
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala menduga penyebab kematian keluarga Kalideres, Rudyanto Gunawan, dan K Margaretha Gunawan berbeda dengan Budyanto Gunawan dan Dian.
Keempat korban ditemukan meninggal di dalam rumah, Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.
Adrianus menerangkan, dua orang yang meninggal lebih dahulu akibat sakit atau termakan usia. Mereka adalah Rudyanto Gunawan, dan K Margaretha Gunawan.
"Kelihatannya dua orang meninggal natural. Kematian natural ini bukan berarti kematian yang diminta tapi kematian yang memang karena sakit dan usia yang kemudian sebabkan mereka mati," kata Adrianus saat konfrensi pers melalui Zoom Meeting, Rabu (30/11/2022).
Sementara itu, penyebab kematian Budyanto, dan Dian tidak natural melainkan karena desperate death atau kematian yang sengsara.
"Dian dan Budyanto saya sebut sebagai desperate death atau kematian yang sengaara. Kenapa? Karena pada dua orang ini saya dapat kesan mereka masih mau bertahan hidup," ujar dia.
Adrianus menyinggung, temuan polisi terkait penjualan barang-barang yang dilakukan oleh Budyanto. Menurut dia, mereka mencoba untuk bertahan hidup di tengah memburuknya perekonomian keluarga.
"Tapi dalam hal ini sumber pemasukan tidak ada lagi," ujar dia.
Jalani Ritual Demi Terlepas dari Himpitan Ekonomi
Saat itulah, Budyanto dan Dian mulai menjalani upacara keagamaan atau ritus dengan keyakinan mereka bisa terlepas dari kesulitan ekonomi. Tapi ternyata tidak demikian.
"Mereka mulai putus asa dan masuk dalam fase yang kita sebut hopeless merasa tidak mungkin ditolong. Dan kemudian karena keadaan tubuh melemah dan asupan makanan makin sedikit menyebabkan lalu mereka pada akhirnya meninggal dengan pendekatan desperate death," kata Adrianus.
Adrianus menyebut, kecenderungan untuk melakukan spiritual hanya terlihat pada Budyanyto, atau paman dari Dian. Sementara tidak ada pada korban lain.
"Apakah kemudian yang lain dipengaruhi oleh Budyanto. Saya katakan bisa iya. Kenapa? Kelihatan betul dari keempat memiliki kepribadian yang saling kunci. Tidak ada pribadi yang dominan. Sehingga kalau dikatakan dipaksakan tidak bisa begitu, dia sudah saling sama-sama mau, sama sama yakin," ujar dia.
Advertisement