Sukses

Survei: Elektabilitas Prabowo Kian Naik, Ungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan

Lembaga survei Merdeka Institute for Public Opinion Survey (MIPOS) merilis hasil riset terbaru tentang kecenderungan perilaku memilih (voting behavior) jelang Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Merdeka Institute for Public Opinion Survey (MIPOS) merilis hasil riset terbaru tentang kecenderungan perilaku memilih (voting behavior) jelang Pemilu 2024.

Salah satu temuan menarik dalam survei MIPOS kali ini adalah kecenderungan semakin melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto dibandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Ketika MIPOS menanyakan kepada responden, jika Pilpres dilaksanakan saat ini, siapakah yang akan mereka pilih. Sebanyak 32,4% menyatakan akan memilih Prabowo Subianto.

"Dibandingkan dengan survei MIPOS bulan Agustus 2022, elektabilitas Prabowo saat ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Saat itu sebanyak 28,2% responden yang mengaku akan mimilih Prabowo," ujar Peneliti Senior MIPOS Edwin A Sarif dalam keterangannya, Jumat (2/12/2022).

Menurut Edwin, dukungan publik terhadap Prabowo Subianto sudah terjadi meski Ketua Umum Partai Gerindra itu masih minim melakukan sosialisasi dan gimmick politik dibandingkan tokoh lain seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Erick Thohir dan Sandiaga Uno.

"Publik ternyata merespon negatif terhadap tokoh-tokoh yang sudah banyak menebar pesona dan pencitraan (di media sosial) sementara pencalonan calon presiden (capres) masih relatif lama," kata dia.

Edwi menyebut Prabowo Subianto dipersepsikan publik sebagai seorang negarawan matang yang lebih peduli pada urusan negara ketimbang sibuk mempersiapkan diri sebagai capres.

"Selain ditandai dengan tingkat dukungan publik yang terus meningkat, respon positif terhadap Menteri Pertahanan RI itu juga ditunjukkan oleh hasil survei MIPOS yang menempatkannya sebagai menteri dengan kinerja terbaik di mata publik," kata dia.

Selain itu berdasarkan analisis statistik yang dilakukan MIPOS, tingginya tingkat dukungan terhadap Prabowo Subianto disebabkan banyaknya masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan rendah yang menjatuhkan pilihan pada Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Menurut Edwin, bagi masyarakat bawah, masalah ketersediaan pangan dan lapangan kerja merupakan agenda terpenting dalam hidup mereka.

"Dan Prabowo mereka pandang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mencari solusi dalam dua masalah itu," kata Edwin.

 

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

2 dari 2 halaman

Yakin Akan Prabowo

Edwin menyebut, ketika MIPOS menanyakan kepada responden, apakah yakin atau kurang yakin Prabowo Subianto jika terpilih sebagai presiden mampu mengatasi masalah utama yang dihadapi masyarakat bawah tersebut, sebanyak 69,4% responden menjawab yakin.

"Sementara tingkat keyakinan yang sama terhadap Ganjar Pranowo hanya sebesar 50,8% dan terhadap Anies Baswedan sebesar 50,1%," kata dia.

Di lain pihak, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang selama ini disebut-sebut sebagai bakal kompetitor terberat Prabowo di Pilpres 2024, ternyata elektabilitasnya cenderung stagnant bahkan menurun. Jika Pilpres dilaksanakan saat ini, sebanyak 19,8% mengaku akan memilih Ganjar dan 18,9% memilih Anies.

"Dibandingkan survei MIPOS sebelumnya elektabilitas Ganjar dan Anies sedikit menurun. Pada Agustus 2022 elektabilitas kedua tokoh itu telah mencapai di atas 20%," ucap Edwin.

Edwin menduga menurunnya elektabilitas terhadap Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor utama adalah trauma publik akan keterbelahan ekstrim masyarakat Indonesia seperti pada Pemilu 2019.

"Publik menilai Ganjar dan Anies duplikasi dan representasi dua kubu yang terbelah saat itu. Bahkan persaingan kubu Ganjar dan Anies diduga akan lebih keras daripada persaingan pada Pemilu 2019," kata Edwin.

Survei MIPOS dilakukan pada tanggal 1 hingga 12 November 2022 di 34 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau belum 17 tahun tapi sudah menikah.

Total sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertahap (multi-state random sampling). Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden, dilaksanakan oleh tenaga terlatih dengan pedoman kuesioner.