Sukses

PVMBG: Erupsi Gunung Semeru Dapat Sebabkan Tsunami Itu Hoaks

Beredar kabar Gunung Semeru erupsi berpotensi memicu tsunami. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengklarifikasi kabar yang beredar tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Beredar kabar Gunung Semeru erupsi berpotensi memicu tsunami. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengklarifikasi kabar yang beredar tersebut.

PVMBG menegaskan, kabar erupsi Gunung Semeru dapat menyebabkan tsunami adalah tidak benar atau hoaks.

"Dampak erupsi saat ini adalah abu vulkanik yang dapat mendampak bagian barat daya, barat, dan selatan Gunung Semeru," tulis PVMBG dalam akun twitternya, Minggu, 4 Desember 2022 seperti dilansir Antara.

Dalam akun tersebut juga tertulis bahwa awan panas guguran Gunung Semeru menjangkau kurang lebih 13 kilometer ke arah tenggara dan tidak sampai ke laut.

"Kabar yang beredar bahwa erupsi Semeru dapat menyebabkan tsunami adalah tidak benar," lanjut PVMBG.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang Joko Sambang mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpancing dengan informasi yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Semeru.

"Kami imbau masyarakat mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BPBD di daerah," ujar Joko.

PVMBG juga menyebutkan, informasi mengenai aktivitas Gunungapi Semeru terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_)

 

2 dari 3 halaman

Minta Masyarakat Tak Panik

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengimbau masyarakat tidak panik dengan isu hoaks pascaerupsi Gunung Semeru yang disertai Awan Panas Guguran (APG) yang terjadi di lereng Gunung Semeru.

"Saya meminta masyarakat yang berada di posko pengungsian untuk tidak mudah percaya terhadap informasi bohong yang disebarkan oknum yang tidak bertanggung jawab," katanya.

Beredar informasi di masyarakat yang menyebutkan bahwa kawasan relokasi merupakan lokasi tidak aman dari potensi terjadi bencana erupsi Gunung Semeru, sehingga banyak warga yang menemmpati hunian tetap di Desa Sumbermujur memilih mengungsi.

"Saya pastikan hunian relokasi aman dan tidak mengikuti aliran lahar. Aliran laharnya tidak ke Desa Sumbermujur, tapi melalui Supiturang, Curah Kobokan, Kamar Kajang dan Bondeli," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Jepang Pantau Potensi Tsunami

Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang sedang memantau kemungkinan tsunami setelah gunung berapi Semeru meletus di Indonesia pada hari Minggu, penyiar publik NHK melaporkan.

Tsunami akibat letusan yang terjadi sekitar pukul 11.18 WIB. Waktu Jepang (0218 GMT), dapat mencapai Prefektur Okinawa paling cepat 0530 GMT, kata NHK mengutip badan tersebut, dikutip dari Reuters (4/12/2022).

Surat kabar Jepang Mainichi mengatakan, tsunami bisa tiba di pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30 Minggu waktu setempat.

Letusan itu terjadi di Gunung Semeru di pulau utama Jawa sekitar pukul 11.18 pagi, menurut Badan Meteorologi Jepang.

Letusan gunung berapi setinggi 3.676 meter yang terletak sekitar 850 kilometer tenggara ibu kota Jakarta, tepat satu tahun lalu itu menyebabkan kematian banyak orang.

Â