Sukses

Titik Terang Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres

Tabir misteri kematian satu keluarga di Kalideres sedikit terungkap setelah polisi terus menyelidikinya. Apa saja yang terungkap?

Liputan6.com, Jakarta - Tabir misteri kematian satu keluarga di Kalideres sedikit terungkap setelah polisi terus menyelidikinya. Dalam temuannya, Polda Metro Jaya mengaku sudah mendapatkan penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

"Hasil analisis dan evaluasi hari ini antara tim penyidik bersama tim gabungan ahli kedokteran forensik dan laboratorium forensik sudah ditemukan sebab-sebab kematian, didukung oleh fakta-fakta yang scientific," ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di kantornya, Senin 5 Desember 2022.

Hengki menyebut, temuan dari tim psikologi forensik dan tim kedokteran forensik saling mendukung satu sama lain. Termasuk juga penyelidikan lain berupa digital forensik dan penyelidikan konvensional yang dilakukan dengan memeriksa saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Maka dari itu, Hengki menyebut pihaknya akan menyampaikan hasil penyelidikan kasus kematian satu keluarga di Kalideres ini pada Jumat, 9 Desember 2022 mendatang.

"Tim penyidik dan tim ahli bersepakat bahwa rilis akan di laksanakan pada Jumat sore di ruang rilis Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Sambil menunggu penyusunan laporan akhir dari kedokteran forensik khususnya patologi anatomi dan pemeriksaan dari ahli sosiologi agama," kata Hengki.

Polda Metro Jaya sebelumnya menggelar rapat analisa dan evaluasi terkait kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Dalam rapat tersebut, pihak kepolisian bersama berbagai ahli akan mencari kesimpulan terkait penyebab kematian mereka.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, rapat dengan berbagai ahli itu dilakukan hari ini, Senin (5/12/2022).

"Kami akan konsolidasi bersama tim ahli, baik itu dari kedokteran forensik, psikologi forensik, termasuk pemeriksaan pada sosiologi agama termasuk juga laboratorium forensik, yang jelas hari ini kami akan konsolidasi," ujar dia di Mapolda Metro Jaya, Senin (5/12/2022).

Dia menyebut, ahli yang dilibatkan berasal dari Rumah Sakit Polri hingga Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dia berharap, dalam rapat yang direncanakan dimulai pukul 13.00 WIB ini akan menentukan hasil akhir dari penyelidikan kasus ini.

"Dalam waktu dua hari ke depan, kami akan rilis akhir dari proses penyelidikan kasus ini. Jadi, sekali lagi saya ulangi, ya hari ini jam 13.00 WIB nanti kami akan melakukan rapat analisa dan evaluasi dengan tim ahli dari kedokteran forensik baik dari RS Soekanto dan RSCM dimana kami sedang menunggu waktunya terkait dengan analis dari patalogi anatomi yang dilaksanakan oleh RSCM, kami sedang tunggu hasilnya," kata dia.

"Dari psikologi forensik dan laboratorium forensik juga akan hadir dalam rapat siang nanti. Mudah-mudahan dalam Minggu ini kami bisa rilis akhir terhadap final hasil penyelidikan kami," ucapnya lagi.

Hengki mengungkapkan, dalam kejadian ini kecil kemungkinan adanya tindak pidana di luar dari pada kegiatan yang dilakukan oleh empat orang ini di dalam rumah.

Dia menerangkan, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) tidak menemukan adanya jejak-jejak dari pihak luar masuk ke lokasi kejadian. Dia kemudian membeberkan, pemeriksaan laboratorium forensik.

"Kunci-kunci yang ternyata memang dikunci dari dalam, DNA dan sebagainya tidak ada pihak luar yang masuk," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Dugaan Terlibat Ritual Tertentu

Polisi juga telah menemukan benda-benda yang diduga berkaitan dengan aktivitas ritual di dalam rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres Jakarta Barat. Penemuan benda berupa buli-buli atau klentingan didapatkan pada saat polisi kembali menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang terakhir kali.

"Dari Tempat Kejadian Perkara terakhir kami temukan ada namanya buli-buli ataupun klentingan. Ini salah satu dugaan kita dari tim psikologi forensik merupakan salah satu yang dianggap benda-benda yang digunakan untuk ritual," kata Hengki dalam keterangannya, Selasa (6/12/2022).

Hengki enggan membeberkan lebih lanjut terkait korelasi aktivitas ritual yang dilakukan para korban dengan motif kematian. Menurut dia, dalam hal ini kepolisian hanya akan memastikan penyebab kematian para korban.

"Ada pidananya atau tidak, artinya dilihat dari sebab-sebab kematian dan juga dari olah TKP apakah ada pihak luar yang masuk ke dalam TKP. Kemarin sudah kami jelaskan bahwa hasil penelitian dari labfor secara induktif dari jejak-jejak tidak ditemukan termasuk penelitian terhadap kunci-kunci yang dikunci dari dalam," ujar dia.

Dalam kasus ini, Hengki menambahkan, ahli psikologi forensik dan sosiologi agama juga turut memberikan kesimpulan. Bersama-sama penyidik Polda Metro Jaya bakal membeberkan secara gamblang pada Jumat, 9 Desember 2022.

"Secara psikologis perilaku dan sebagainya akan dijelaskan oleh psikologi forensik. Kemudian sebab kematian sudah disimpulkan akan kami umumkan pada Jumat besok. Nanti konpers akan dijelaskan secara scientific oleh kedokteran forensik, labfor, psikologi forensik. Mereka akan menjelaskan masing-masing dan kemudian kesimpulannya dari kami selaku penyidik," ujar dia.

Tim Asosiasi Psikologi Forensik telah mempelajari keterangan saksi dan bukti-bukti yang ada di lokasi. Sementara ini hasilnya, satu dari keempat korban yakni Budyanto Gunawan terindikasi aktif melakukan aktivitas ritual.

"Salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada Almarhum Budyanto, bahwa Yang bersangkutann memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki, Selasa (29/11/2022).

Hengki belum menjelaskan secara gamblang jenis ritual yang dilakukan oleh Budyanto semasa hidup. Namun, ketiga korban Rudyanto Gunawan, K. Margaretha Gunawan dan Dian terpengaruh mengikuti jejak Budyanto.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ujar dia.

Hengki membeberkan, salah satu yang menguatkan ditemukan buku-buku lintas agama, serta mantra dan kemenyan di lokasi. Namun, dia mengatakan, penyidik belum masih akan mendalami bersama ahli sosiologi agama.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," ujar dia.

Â