Sukses

KPK Sebut Kampus Negeri Lainnya Tak Jauh Beda dengan Unila, Terjadi Suap Menyuap

KPK tak merinci universitas negeri mana saja yang diduga meminta uang kepada calon mahasiswa agar diluluskan melalui ujian mandiri.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengaku menerima informasi beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia tak jauh beda dengan Universitas Lampung (Unila). Menurut Alex, di beberapa universitas negeri lainnya terjadi tawar menawar kursi bagi calon mahasiswa melalui jalur ujian mandiri.

"Sebetulnya jalur mandiri, berdasarkan informasi yang kami terima, di universitas (negeri) lain lebih kurang seperti itu. Jadi ada mekanisme, apa ya, tawar menawar lah," ujar Alex dalam keterangannya dikutip Senin (12/12/2022).

Namun Alex tak merinci universitas negeri mana saja yang diduga meminta uang kepada calon mahasiswa agar diluluskan melalui ujian mandiri. Menurut Alex, untuk saat ini pihaknya masih fokus mengusut perkara yang menjerat Rektor nonaktif Unila Karomani.

Dalam sidang perkara ini sempat menyeret beberapa nama pejabat, di antaranya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan anggota DPR RI Fraksi PDIP Utut Adianto. Zulhas dan Utut disebut turut menitipkan mahasiswa baru Unila melalui Karomani.

Menurut Alex, pihaknya tengah mendalami apakah mereka terlibat tindak pidana suap dalam menitipkan mahasiswa baru atau hanya sekedar menitip melalui Karomani.

"Sebetulnya pembuktian itu terkait suap, apakah keterangan seorang saksi itu cukup relevan dengan peristiwa pidana, ada orang-orang lain menitipkan. Kita lihat lagi, apakah orang yang dititip diterima, apakah yang mentipkan membayar sesuatu yang sifatnya suap, atau dia membayar biaya masuk universitas, artinya resmi," kata Alex.

 

2 dari 4 halaman

Menitipkan Mahasiswa

Sebelumnya, nama Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan hingga Politikus PDIP Utut Adianto juga diduga turut menitipkan mahasiswa baru (maba) ke Rektor Universitas Negeri Lampung (Unila) Karomani.

Dugaan itu terungkap dalam persidangan kasus dugaan suap penerimaan maba Unila dengan terdakwa Andi Desfiandi yang digelar di Pengadilan Tipikor pada PN Tanjung Karang, Bandar Lampung, Rabu 30 November 2022.

Dalam sidang, jaksa penuntut umum pada KPK menampilkan 23 nama mahasiswa yang diduga menjadi titipan pejabat saat masuk Unila. Dari 23 nama tersebu ditampilkan pula nama pejabat yang menitipkan.

Berikut daftar 23 nama (inisial) mahasiswa berikut pejabat yang menitipkannya:

1. NZ titipan Utut Adianto PDIP

2. AQ titipan Thomas Aziz Rizka

3. KD titipan Tamanuri

4. SNA titipan Polda Lampung Joko

5. NA titipan Sulpakar

6. DAR titipan Bupati Lamteng, Musa Ahmad

7. FM titipan Asep, Pendekar Banten

8. ZA titipan Zulkifli Hassan

9. ZAP titipan Andi

10. RRA titipan Anggota DPR RI Khadafi

11. AR titipan Keluarga Banten

12. FSW titipan WR II Asep Sukohar

13. Ma titipan WR II Asep Sukohar

14. AYP titipan Alzier Dianis Thabranie

15. AZ titipan Sulaiman

16. NT titipan Dr Z

17. RBS titipan Mahfud Suroso pemegang Saham RS Urip Sumoharjo

18. AF titipan Mahfud Suroso pemegang Saham RS Urip Sumoharjo

19. M titipan Budi Sutomo Karo Perencanaan Unila

20. MZ titipan Budi Sutomo Karo Perencanaan Unila

21. CP titipan BA

22. VP

23. NP titipan Thomas Aziz Rizka

3 dari 4 halaman

Zulkifli Hasan Bantah Titip Keponakan Masuk Unila

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah menitipkan keponakannya untuk masuk Universitas Negeri Lampung (Unila). Dikabarkan, keponakan Zulkifli Hasan itu bernama Zaky Algifari (ZAG).

"Tidak ada ponakan yang daftar Unila," kata dia melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Kamis (1/12/2022). 

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menegaskan tidak memiliki keponakan bernama Zaky Algifari. Dia bahkan mengaku tak mengenal Rektor nonaktif Unila Karomani .

"Tidak kenal Prof Karomani, apalagi kasih wangsit," Zulkifli.

Sebelumnya, Rektor nonaktif Unila Karomani menyebut Zulkifli Hasan ikut menitipkan calon mahasiswa di Fakultas Kedokteran saat penerimaan mahasiswa baru tahun 2022.

"Zulkifli Hasan ikut menitipkan satu orang untuk diloloskan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung," katanya saat menjadi saksi kasus dugaan suap untuk terdakwa Andi Desfiandi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar lampung, Rabu (30/11/2022).

Dia menjelaskan, seorang calon mahasiswa berinisial ZAG itu dititipkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung Ary Meizari Alfian. Menurut Ary, ZAG merupakan titipan Zulkifli Hasan.

"Saya diberi tahu oleh Ary, 'ZAG ini keponakan Pak Zulkifli (Hasan), tolong dibantu'. Saya bilang asal sesuai SPI dan nilai passing grade-nya, passing grade 500 ke atas bisa dibantu," ungkapnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Fraksi PDIP soal Kasus Mahasiswa Titipan di Unila: Utut Tolong Anak Orang Tidak Berpunya

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Utut Adianto diduga menitipkan mahasiswa baru (maba) ke Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wurianto (Bambang Pacul) menyatakan Utut memang menitipkan atau meminta tolong pihak Unila untuk memberi atensi pada anak staf yang tidak mampu bisa tes Kedokteran Unila.

"Yang ditolong anak orang tidak berpunya, disuratkan karena kenal dan itu pun masih dikasih catatan bersurat kepada rektor Universitas Lampung meminta atensi kepada anaknya staf dalam tes sesuai peraturan perundangan yang ada," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (6/12/2022).

Pacul menyatakan anak staf yang ingin Utut bantu untuk masuk Fakultas Kedokteran Unila adalah anak staf DPR yang kurang mampu.

"Orang tidak berpunya, anak staf (DPR) mau masuk kedokteran. Kita kasih tahu loh, ini masuk kedokteran nanti biayanya mahal. 'kita akan berjuang, Pak', ya masa kita patahin? Orang mau naik kelas kita patahin?" kata Pacul.

Ketua Komisi III ini mengklaim Utut tidak menitipkan anak staf itu disertai uang atau gratifikasi untuk Unila.

"Enggak, enggak akan mungkin. Wong yang dibantu anaknya staf. Gimana si kau. Tega enggak kau? Bung Karno mengajarkan kepada kita semua kita harus membantu tenaga kaum miskin. Kalau kita ambil orang miskin uangnya itu berarti makan tenaga kaum miskin. Orang-orang tidak berpunya diambil. Itu gila aja," pungkasnya.