Kementerian Sosial telah membangunkan rumah di kampung halaman Mak Yati, Gunung Sari, Pasuruan, Jawa Timur. Tak hanya itu, perempuan berusia 64 tahun itu juga diberikan modal usaha oleh Kemensos.
"Kami juga siapkan untuk modal usaha bagi Mak Yati," kata Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri di Gedung Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2013).
Menurut Salim, bantuan untuk modal usaha itu diberikan dalam bentuk uang tunai. Yakni sebesar Rp 2,5 juta. "Uang itu untuk modal usaha, supaya fleksibel dia usaha apa saja," katanya.
Dia menambahkan, Mak Yati dan suaminya, Maman juga akan diberikan bantuan untuk jaminan hidup Rp 2,8 juta per bulan. "Uang itu jaminan hidup sampai 3 bulan masing-masing Rp 2,8 juta tiap bulan," ujar dia.
Ditanya soal akan usaha apa, Mak Yati mengaku akan bertani dan bercocok tanam. "Di Pasuruan mau jadi petani, nanam jagung, padi, kacang kedelai. Sambil nyari kayu ke hutan," ujar perempuan pemilik nama asli Romlah itu.
Yati berprofesi sebagai pemulung sejak tahun 1965, saat ia tiba di Jakarta. Pengagum Rhoma Irama ini telah melakukan perbuatan yang luar biasa dan mengundang perhatian masyarakat luas. Atas dasar keinginan untuk ikut melakukan kurban pada hari raya Idul Adha, pendapatannya dari hasil memulung ditabungnya dalam bentuk kalung emas.
Selasa (23/10/2012) lalu ia membeli dua ekor kambing bernilai total Rp 3 juta. Uang tersebut merupakan hasil penjualan tiga kalung emasnya yang dihargai Rp 3,8 juta. Kedua ekor kambing tersebut kemudian dibawa ke Masjid Al-Ijtihaad Tebet Mas untuk dikurbankan.(Ein)
"Kami juga siapkan untuk modal usaha bagi Mak Yati," kata Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri di Gedung Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2013).
Menurut Salim, bantuan untuk modal usaha itu diberikan dalam bentuk uang tunai. Yakni sebesar Rp 2,5 juta. "Uang itu untuk modal usaha, supaya fleksibel dia usaha apa saja," katanya.
Dia menambahkan, Mak Yati dan suaminya, Maman juga akan diberikan bantuan untuk jaminan hidup Rp 2,8 juta per bulan. "Uang itu jaminan hidup sampai 3 bulan masing-masing Rp 2,8 juta tiap bulan," ujar dia.
Ditanya soal akan usaha apa, Mak Yati mengaku akan bertani dan bercocok tanam. "Di Pasuruan mau jadi petani, nanam jagung, padi, kacang kedelai. Sambil nyari kayu ke hutan," ujar perempuan pemilik nama asli Romlah itu.
Yati berprofesi sebagai pemulung sejak tahun 1965, saat ia tiba di Jakarta. Pengagum Rhoma Irama ini telah melakukan perbuatan yang luar biasa dan mengundang perhatian masyarakat luas. Atas dasar keinginan untuk ikut melakukan kurban pada hari raya Idul Adha, pendapatannya dari hasil memulung ditabungnya dalam bentuk kalung emas.
Selasa (23/10/2012) lalu ia membeli dua ekor kambing bernilai total Rp 3 juta. Uang tersebut merupakan hasil penjualan tiga kalung emasnya yang dihargai Rp 3,8 juta. Kedua ekor kambing tersebut kemudian dibawa ke Masjid Al-Ijtihaad Tebet Mas untuk dikurbankan.(Ein)