Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan pendataan rumah rusak akibat gempa 5.6 magnitudo, akan dilakukan tanpa batas waktu sampai seluruh rumah warga yang rusak di Cianjur menerima bantuan perbaikan dari pemerintah.
"Pendataan rumah rusak akibat gempa Cianjur, tidak ada batas waktunya. Saat ini baru gelombang satu, masih dua gelombang lagi, sehingga pendataan harus sampai tuntas, sampai warga terdampak menerima bantuan," kata Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur, Kamis 15 Desember 2022, yang dilansir dari Antara.
Bupati Cianjur, meminta pihak desa ikut melakukan pendataan bangunan rusak yang belum terdata akibat gempa, agar warga korban gempa mendapatkan bantuan dari pemerintah sesuai dengan kerusakan selanjutnya surat pengajuan yang ditandtangani kepala desa diserahkan ke BNPB.
Advertisement
Pendataan ulang atau verifikasi ulang akan dilakukan tim khusus dari dinas terkait dan BPBD Cianjur, untuk menghindari kesalahan pendataan yang banyak dilaporkan penyintas gempa di sejumlah desa di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Pacet dan Warungkondang.
Baca Juga
Bupati Cianjur juga meminta warga berkoordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas atau petugas TNI/Polri dan kepala desa untuk mengajukan rumah yang rusak segera didata sesuai dengan kerusakan dan dilaporkan ke BNPB.
Berdasarkan SK Bupati Cianjur No 360/KEP.391/BPBD/2022, pada tahap pertama tercatat ada 8.316 korban yang mendapatkan bantuan stimulan perbaikan rumah rusak akibat gempa, terdiri dari 3.809 rumah rusak ringan, 2.543 rumah rusak sedang, dan 1.964 rusak berat.
Sedangkan total sementara rumah yang rusak akibat gempa yang dikeluarkan Pemkab Cianjur Kamis, (15/12) sebanyak 56.548 dengan rincian rusak ringan 26.586, rusak sedang 16.059 dan rusak berat 13.633, hingga saat ini pendataan rumah yang rusak akibat gempa masih terus berjalan.
Kemenag Salurkan Bantuan
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag) bersama Kantor Kementerian Agama (Kekemenag) Kabupaten Cianjur dan Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia, menyalurkan bantuan kepada korban terdampak gempa Cianjur dari kalangan guru dan tenaga kependidikan madrasah.
Ada sebanyak tiga kendaraan pickup berikut sembako, serta uang tunai sebesar Rp 43 juta. Kegiatan itu dilaksanakan di MAN 2 Cianjur pada Kamis 15 Desember 2022.
Adapun penyerahan dilakukan secara simbolis diwakilkan oleh Direktur GTK Madrasah Muhammad Zain, Kepala Kekemenag Cianjur Ramlan Rustandi, dan Ketua Umum PP PGM Indonesia Yaya Rospandi.
"Semoga ke depan kita bisa memberikan semacam kurikulum mitigasi bencana agar anak-anak kita, guru-guru kita ke depan bisa mengantisipasi kejadian serupa. Karena Indonesa sebagai wilayah ring of fire, negara yang berada dalam wilayah cincin api, tidak bisa dipungkiri kerentanan bencana seperti banjir, gunung meletus, dan yang lain-lain itu kemungkinan akan menjadi bagian dari kehidupan kita," tutur Zain kepada wartawan Jumat (16/12/2022).
Zain melepas bantuan bersama pihak terkait lainnya, yang berasal dari hasil donasi Keluarga Besar Kemenag dan masyarakat umum di berbagai penjuru Indonesia.
Tentunya, bencana yang terjadi di Cianjur telah mendatangkan keprihatinan mendalam. Pihaknya pun mendorong lahirnya kurikulum yang memuat mitigasi bencana, agar dapat meminimalisir lahirnya korban dari kalangan Madrasah, termasuk guru, tenaga kependidikan, dan siswa
"Alhamdulillah kita asosiasi guru, kita bergerak cepat, masyarakat secara bahu membahu berkontribusi untuk meringankan beban saudara kita yang terdampak. Kita mengadakan trauma healing kepada guru-guru dan tentu juga siswa agar mereka bisa bangkit kembali dan mereka bisa beraktivitas seperti semula," jelas Zain.
Advertisement