Sukses

Jokowi Minta Panglima Yudo Margono Jaga Netralitas TNI Jelang Pemilu 2024

Jokowi mengingatkan Panglima TNI Yudo Margono untuk menjaga kedaulatan NKRI serta persatuan dan kesatuan RI.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjaga netralitas prajurit TNI, menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Dia menekankan prajurit TNI tak boleh masuk ke dalam politik praktis.

"Agar menjaga netralitas TNI agar tidak ketarik-tarik ke dalam politik praktis yang penting," kata Jokowi usai melantik Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara Jakarta, Senin (19/12/2022).

Dia menyampaikan pentingnya sinergi TNI dan Politik dalam menjaga kondusifitas Indonesia, khususnya di tahun politik. Jokowi menuturkan hal ini penting untuk pembangunan ekonomi nasional ditengah ketidakpastian global.

"Pentingnya sinergi TNI dan Polri dalam menjaga kondusifitas negara kita, karena penting stabilitas politik, stabilitas keamanan penting dalam rangka pembangunan Negara, pembangunan ekonomi kita, dalam situasi yang tidak pasti karena ketidakpastian global," jelas dia.

Selain itu, Jokowi mengingatkan Yudo untuk menjaga kedaulatan NKRI serta persatuan dan kesatuan RI. Kemudian, dia mengingatkan Yudo untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada TNI yang saat ini berada pada posisi paling tinggi.

"Menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada TNI yang sekarang sudah paling tinggi, kepercayaan ini harus dijaga terus dengan profesionalisme di tubuh TNI yang terus harus ditingkatkan," tutur Jokowi.

2 dari 3 halaman

Yudo Margono Resmi Jadi Panglima TNI

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI di Istana Negara Jakarta, Senin (19/12/2022).

Adapun, Yudo menggantikan posisi Jenderal Andika Perkasa yang memasuki masa pensiun pada Desember 2022 ini.

Pelantikan Yudo berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 91/TNI tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI. Jokowi lalu membimbing Yudo membacakan sumpah dan jabatan sebagai Panglima TNI.

"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara," ucap Yudo membaca sumpah jabatan.

Dia berjanji akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Selain itu, Yudo juga berjanji akan menunjung tinggi sumpah prajurit.

"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa saya akan menjunjung tinggi sumpah prajurit," kata Yudo.

Dalam pelantikan ini, hadir Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, hingga Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi ke Yudo Margono: Jaga dan Tingkatkan Kepercayaan Rakyat ke TNI yang Sudah Tinggi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada TNI yang saat ini berada di posisi paling tinggi. Salah satunya, kata dia, dengan meningkatkan profesionalitas di tubuh TNI.

Hal ini disampaikan Jokowi usai melantik Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI di Istana Negara Jakarta, Senin (19/12/2022). Adapun Yudo menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan segera pensiun.

"Menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada TNI yang sekarang sudah paling tinggi. Kepercayaan ini harus dijaga terus dengan profesionalisme di tubuh TNI yang terus harus ditingkatkan," jelas Jokowi kepada wartawan usai pelantikan di Istana Negara, Senin (19/12/2022).

Dia juga menyampaikan sejumlah pesan kepada Yudo Margono. Jokowi mengingatkan Yudo untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kedua menjaga persatuan dan kesatuan kita," ucapnya.