Liputan6.com, Jakarta - Jenderal Andika Perkasa resmi menyerahkan jabatan Panglima TNI kepada Laksamana Yudo Margono. Dia pun mewariskan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) canggih untuk menangani kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
"Jadi selama setahun ini saya berusaha untuk menambah, apakah itu peralatan, perlengkapan, maupun alutsista yang bisa kita gunakan. Karena tanpa teknologi yang advance, kita akan normal-normal saja, artinya menghadapinya juga tingkat kesulitannya begitu banyak," tutur Andika Perkasa usai Sertijab Panglima TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (20/12/2022).
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, teknologi canggih dapat membantu mempermudah serta mempercepat beragam gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
"Tapi kan proses pengadaan itu berlaku kalau di institusi pemerintah kan setahun. Itu baru saja selesai sehingga nanti Panglima TNI pasti memiliki infrastruktur yang lebih baik dibandingkan tahun lalu, dalam rangka menghadapi tindak pidana yang dilakukan oleh kelompok bersenjata," tutur Andika.
Leboh lanjut soal aktivitasnya usai tidak lagi menjadi Panglima TNI, Andika berseloroh agar tinggal menunggu hingga tanggal 1 Januari 2023.
"Saya pensiun nanti mulai 1 Januari 2023. Walaupun sekarang serah terima menurut peraturan yang berlaku baru 1 Januari besok. Apa yang akan saya lakukan nanti ya nanti saja, setelah pensiun kita ketemu lagi," ucap Andika menandaskan.
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan mengevalusi soal pengurangan prajurit TNI di Papua. Oleh sebab itu, dia akan berkunjung ke Papua untuk melihat langsung kondisi keamanan di Papua.
"Ya nanti tentunya akan kita evaluasi dulu, baru nanti saya laporkan ke Bapak Presiden situasi yang ada. Nanti saya kan kesempatan pertama akan datang ke sana bersama kepala staf angkatan untuk melihat secara nyata apa sih sebenernya yang terjadi di sana," kata Yudo usai dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin (19/12/2022).
Tonjolkan Operasi Teritorial
Â
Mantan KSAL ini akan meminta masukan dari para prajurit TNI yang ada di Papua, pemerintah daerah, masyarakat, dan tokoh agama setempat. Setelah itu, barulah Yudo memutuskan strategi pengamanan di Papua.
"Tentunya kan perlu pendekatan yang di lapangan ini apa yang ada di sana. Jadi enggak harus belum-belum sudah diputuskan," ujar Yudo.
"Nanti saya mutuskan, memutuskannya setelah saya cek dulu, baru nanti saya laporkan Pak Presiden," sambung dia.
Menurut dia, operasi TNI di Papua akan menonjolkan operasi teritorial. Namun, Yudo memastikan TNI akan tetap tegas sesuai hukum yang ada.
"Sekarang ini kan operasinya lebih ditonjolkan operasi teritorial, mungkin bukan operasi militer, itu yang perlu digarisbawahi, tentunya tetap tegas kan sesuai hukum yang ada," tutur Yudo.
Advertisement