Sukses

RSUD Pasar Minggu Akan Jadi Rujukan Pasien Kanker Induk di Jakarta

RSUD Pasar Minggu tak hanya jadi rumah sakit rujukan kanker untuk warga Ibu Kota saja tetapi juga dari luar Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta Selatan akan dijadikan sebagai rumah sakit rujukan kanker induk di DKI Jakarta.

"Sesuai dengan arahan Pj Gubernur Heru, RSUD Pasar Minggu nantinya akan menjadi tempat rujukan kanker induk di DKI Jakarta," kata Widyastuti di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).

Widyastuti menjelaskan pihaknya harus mempersiapkan Sumber Daya Manusianya terlebih dahulu. Ke depan, kata dia RSUD Pasar Minggu tak hanya jadi rumah sakit rujukan warga Ibu Kota saja tetapi juga dari luar Jakarta.

"Kami sudah punya ahli radioterapi, sekaligus mempersiapkan pelengkapan penyakit dalam, tapi khusus ontologi," kata Widyastuti.

Sementara itu, Dirut RSUD Pasar Minggu Endah Kartika Dewi mengungkapkan bahwa untuk fasilitas layanan radioterapi baru tersedia di RSUD Pasar Minggu.

Endah menyampaikan, pihaknya akan terus mengembangkan fasilitas tersebut pada 2023 dengan menambahkan layanan Brakiterapi sebagai salah satu metode untuk terapi kanker serviks.

"Ke depannya, akan ada tambahan Brakiterapi dan rencananya perawat juga akan ditambah lagi," kata Endah.

Endah berujar bahwa RSUD Pasar Minggu juga memerlukan tambahan sebanyak empat orang radiografer. Mengingat, nantinya RSUD Pasar Minggu direncanakan juga menerima rujukan dari luar DKI Jakarta.

2 dari 4 halaman

Kanker Serviks Berisiko Tinggi Sebabkan Kematian, Cegah dengan Vaksinasi HPV

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti tentang angka kematian terkait kanker di Indonesia. Diketahui, kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Tanah Air. 

"Kanker membunuh lebih dari 200 juta penduduk Indonesia," tutur Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam acara "Penandatanganan Kerangka Kerja Kemitraan Transfer Teknologi antara MSD dan Bio Farma" pada Selasa (13/12/2022).

Untuk mengetahui jumlah kasus di lapangan, Menteri Budi mengatakan agar jumlah di atas dikalikan 4. Ini karena banyaknya jumlah kematian yang tidak terdaftar. Dengan demikian, dapat disimpulkan kematian yang disebabkan oleh kanker bisa mencapai angka 800 juta.

Salah satu jenis kanker yang sering dialami adalah kanker serviks, yaitu kanker yang terjadi pada area leher rahim. Kanker ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bila tidak segera ditangani.

Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua dengan 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker, tepat di bawah kanker payudara dengan jumlah kasus sebanyak 65.858 atau 16,6 persen, menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2020.

"Mutasi sel kanker dapat disebabkan oleh 3 hal," ucap Menteri Budi. Ketiga faktor tersebut yaitu genetik, lingkungan, dan virus.

Virus yang dapat mengakibatkan kanker serviks yaitu human papillomavirus (HPV). HPV sendiri merupakan virus yang biasanya menyebar lewat hubungan seks atau kontak melalui kulit.

Meskipun demikian, Menteri Budi menyebut kanker yang disebabkan oleh virus ini dapat dihindari, yaitu dengan mendapatkan vaksinasi HPV.

3 dari 4 halaman

Kanker Terdeteksi Dini, Tingkatkan Peluang Kesembuhan dan Kurangi Biaya Pengobatan

Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang mematikan di dunia. Menurut data GLOBOCAN 2020, diperkirakan terdapat 19,3 juta kasus kanker baru dan hampir 10 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia pada 2020.

"Kanker ini kan merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi," ujar Direktur Fasilitas Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Aswan Usman, M.Kes dalam acara "Peluncuran Kemitraan Strategis untuk Hasil Penanganan Kanker yang Lebih Baik" pada Rabu (02/10/2022).

Prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada 2018, berdasarkan data Riskesdas.

Melihat kasus kanker yang terus naik, Direktur Pusat Kanker Nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS menekankan perlunya intervensi dalam kasus kanker. Intervensi penting dilakukan untuk mencegah jumlah kasus yang terus bertambah. Hal ini sebab diperkirakan jumlah kasus kanker baru akan mencapai 480.800 di tahun 2030.

Bahkan, pada 2040, diperkirakan terdapat 27,5 juta kasus kanker baru dan 16,3 juta kematian akibat kanker, menurut Komunitas Kanker Amerika (ACS).

"Jadi, diprediksi sampai 2030 kalau kita tidak melakukan intervensi, maka sekitar dua kali lipat dari kasus yang ada sekarang ini itu bisa terjadi, sehingga kita harus lakukan intervensi," tutur Soeko. 

 

4 dari 4 halaman

Kanker Payudara Tempati Urutan Pertama

Di antara banyak jenis kanker, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Menurut data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

"Jadi, kanker di Indonesia yang paling tinggi sampai sekarang itu masih kanker payudara. Kemudian untuk wanita itu juga kanker serviks angkanya masih tinggi," ucap Soeko.

Selain itu, jumlah kasus kanker paru-paru, kanker kolorektal (usus besar) serta kanker prostat juga cukup tinggi.

Hadir juga di kesempatan itu, Presiden Direktur Roche Indonesia Dr. Ait-Allah Mejri mengatakan alasan peningkatan kasus kanker di Indonesia ada banyak faktor. Seperti jumlah lansia yang meningkat, dan perubahan gaya hidup masyarakat. Kebiasaan merokok juga menjadi faktor risiko kanker.

Hal lain yang penting untuk diketahui adalah tren kanker di usia muda mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Aswan memprediksi hal ini terkait dengan pola hidup.

Â