Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali dicecar pertanyaan oleh awak media soal reshuffle atau perombakan kabinet. Namun, Jokowi beberapa kali terlihat seolah tak mendengar pertanyaan wartawan.
"Hem? Hem?" ucap Jokowi saat mendengar pertanyaan soal reshuffle kabinet di Pasar Pujasera Kabupaten Subang Jawa Barat, Selasa (27/12/2022).
Advertisement
Baca Juga
Para awak media pun beberapa kali mengulang pertanyaan yang sama dan Jokowi tampak memajukan kepalanya. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang ada di samping Jokowi, ikut membantu membisiki Kepala Negara.
"Reshuffle," kata Ridwan Kamil membisiki Jokowi soal pertanyaan wartawan.
Jokowi akhirnya menyauti pertanyaan wartawan sambil tertawa. Namun, dia tak menyebut soal kapan kepastian reshuffle kabinet akan dilakukan.
"Denger-denger," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi membuka kemungkinan akan kembali melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di akhir masa jabatannya. Namun, Jokowi tak berbicara kapan reshuffle kabinet akan dilakukan.
"Mungkin (reshuffle). Ya nanti," kata Jokowi singkat kepada wartawan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).
PDIP Minta Menteri dari NasDem Dievaluasi
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat meminta Jokowi untuk mengevaluasi dua menterinya, yaitu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Kedua menteri itu adalah politikus NasDem.
Djarot berharap ada penyegaran di internal kabinet agar bisa mendukung penuh kebijakan Presiden Jokowi.
"Mentan dievaluasi, Menhut dievalusi, Menteri Kehutanan ya. Harus dievaluasi. Semua menteri juga harus dievaluasi. Supaya apa? Supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi untuk menuntaskan janji-janji kampanyenya," ujar Djarot di Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Anggota Komisi IV DPR ini menyinggung masalah impor beras. Di tengah digemborkannya swasembada beras, harga beras justru naik. Saat musim panen dan harga beras naik, justru ada kebijakan impor.
"Termasuk yang prihatin ketika kita sudah di masa lalu, sudah gembar gembor swasembada beras, ternyata kita impor beras ketika harganya naik. Justru pemerintah harus intervensi dong. Saat musim panen dan harganya naik, kemudian dihajar sama beras impor," ujar Djarot.
NasDem Siap Hadapi Segala Situasi
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie alias Gus Choi mengatakan partainya siap menghadapi segala situasi atas keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di dalam pemerintahan. Hal itu disampaikan usai kembali munculnya wacana reshuffle kabinet.
"Bagi Nasdem siap menghadapi segala situasi," kata Gus Choi, saat dikonfirmasi, Jumat (23/12/2022).
Dia menegaskan, keputusan melakukan reshuffle kabinet merupakan hak perogratif dari Presiden Jokowi. Sehingga, Partai Nasdem mempersilakan Jokowi untuk melakukan reshuffle jika dibutuhkan.
"Itu hak prerogatif presiden. Silakan, apa maunya," tegas dia.
Secara terpisah, Wakil Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim juga menegaskan, bahwa reshuffle adalah hak mutlak presiden.
“Reshuffle kan emang hak prerogatif presiden yang diatur dalam UUD 45, yang bisa digunakan oleh presiden sesuai hasil evaluasinya. Jadi ya semua pihak termasuk NasDem harus menghormati konstitusi,” kata Hermawi saat dikonfirmasi, Sabtu (24/12/2022).
Dia mengingatkan, perombakan kabinet bukan urusan partai politik (parpol) manapun. Oleh karena itu, ia tak mau menanggapi usulan Djarot.
“Kan yang punya hak prerogatif itu presiden, bukan partai tertentu. Jadi saya ndak mau komen soal partai,” ungkapnya.
Menurut Hermawi, NasDem akan menghormati keputusan Jokowi, apapun hasilnya terkait perombakan kabinet.
“Presiden pasti lebih tau yg terbaik buat Indonesia, jadi apapun keputusan presiden, partilah itu yang terbaik buat bangsa ini. Kita semua wajib menghormatinya,” pungkasnya.
Advertisement