Liputan6.com, Jakarta Sejak dibuka sejak tanggal 23 Maret 2020, Wisma Atlet yang difungsikan sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC), kini akan dihentikan operasionalnya pada 31 Desember 2022.
RSDC Wisma Atlet itu dibuka sebagai langkah cepat pemerintah untuk penanggulangan pandemi khususnya merawat pasien positif maupun suspect Covid 19 secara gratis.
Pengamat Kebijakan Publik Yoseph Billie Dosiwoda mengapresiasi pemerintah dalam hal penanganan pandemi Covid 19 yang berjalan selama dua tahun ini.
Advertisement
Menurutnya, masyarakat merasakan kehadiran pemerintah di tengah pandemi dengan berbagai kebijakan kesehatan dan stimulus ekonomi, sehingga berhasil menangani keduanya berjalan beriringan.
Baca Juga
“Kami sangat mengapresiasi pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19, karena bukan soal angka pasien dan korban jiwa yang tinggi dua tahun selama pandemi ini ditangani pemerintah tapi bagaimana kegiatan ekonomi juga dapat berjalan, masyarakatnya merasakan pemerintah hadir dengan berbagai program stimulus mengatasi pandemi,” ujar Yoseph, Rabu (28/12/2022).
Selain itu, kata Yoseph, capaian vaksinasi kepada masyarakat untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) melindungi masyarakat dari covid 19 hingga vaksin kedua cukup tinggi.
Tercatat hingga 27 Desember vaksin dosis pertama 203.996.807 atau 86,93 persen dari total target. vaksin kedua 174.728.238 atau 74,46 persen dari target dan vaksin ketiga sejumlah 68.401.356 atau 29,15 persen.
“Dengan melihat kasus aktif terakhir per tangga 27 Desember sebesar 16.575 dengan penambahan kasus baru sebesar 803 kasus secara nasional kita tidak boleh lengah. Apalagi memasuki libur tahun baru kita seharusnya semakin waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker,” ucapnya.
Hendaknya Tidak Ditutup Seluruhnya
Yoseph berpendapat sebaiknya Wisma Atlet sebagai RSDC tidak tutup secara total untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan menjelang aktivitas masyarakat di libur tahun baru. Pasalnya, ia mengatakan, Covid-19 di luar negeri masih tinggi sehingga bisa memicu kenaikan angka Covid-19 dalam negeri.
“Jakarta masih menyumbangkan pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit selain infonya saat ini ada 4 pasien infonya di RSDC Wisma Atlet, mengingat saat ini libur Nataru tinggi dilakukan oleh masyarakat. Aktivitas masyarakat ke luar negeri juga lumayan tinggi karena penerbangan sudah dibuka dan sepengetahuan kami mutasi virus Covid-19 terus berkembang variannya,” ungkapnya
“Jadi RSDC masih perlu untuk antisipasi seperti ini agar RSDC ditutup secara bertahap bukan secara total di 31 Desember 2022 ini,” harap Yoseph.
Yoseph berpendapat penutupan Wisma Atlet sebaiknya dilakukan berbarengan perubahan status dari Pandemi ke Endemi Covid 19.
“Sebaiknya dinyatakan Endemic Covid-19 dahulu secara resmi baik oleh pemerintah dan para ahli Pandemi baru ditutup secara total RSDC Wisma Atlet tersebut. Karena awal pendirian RSDC itu karena adanya Pandemi sebagai sebuah kebutuhan penanganan Pasien Covid-19,” paparnya.
“Misalnya dari 7 yang ada tower dilakukan penutupan secara bertahap tidak full 100%, masih difungsikan 1-2 tower untuk menghemat efisiensi anggaran, tetap ada pelayanan nakes dan pengobatan. Sebab di Cina kasus Covid-19 masih tinggi dan di beberapa negara Asia lainnya,” pungkas Yoseph.
Advertisement