Sukses

Terima Menlu Malaysia, Jokowi Bahas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

Jokowi berharap di bawah kepemimpinan PM Anwar Ibrahim, sistem perekrutan pekerja migran Indonesia di Malaysia melalui sistem penempatan satu kanal atau OCS dapat berjalan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Seri Diraja Zambry Abdul Kadir beserta delegasi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/12/2022). Jokowi memberikan perhatian utama terhadap isu pelindungan warga negara Indonesia di Malaysia.

Jokowi berharap di bawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim sistem perekrutan pekerja migran Indonesia melalui sistem penempatan satu kanal atau one channel system (OCS) dapat berjalan baik.

"Di sinilah Menteri Luar Negeri Malaysia kembali menyampaikan komitmen mengenai pelindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (30/12/2022).

Selanjutnya, Jokowi juga menyambut baik rencana kunjungan PM Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia yang dijadwalkan pada bulan Januari mendatang.

Berkaitan dengan hal tersebut, dia pun meminta Menlu Retno untuk menyiapkan sejumlah kerja sama konkret dengan Malaysia.

"Jadi, sudah ada komitmen bahwa PM Anwar Ibrahim akan melakukan kunjungan ke Indonesia dan saya diminta untuk mempersiapkan kerja sama-kerja sama konkret yang dapat dihasilkan dari kunjungan PM Anwar Ibrahim ke Indonesia," jelasnya.

 

2 dari 2 halaman

Malaysia Dukung Indonesia Jadi Ketua ASEAN

Menurut Retno, dalam pertemuan tersebut Menlu Malaysia Dato’ Seri Zambry menyampaikan dukungan dan kepercayaannya terhadap Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN tahun depan.

Menlu Malaysia mengatakan bahwa keketuaan Indonesia merupakan keketuaan yang sangat kuat di tengah tantangan global yang cukup banyak.

"Dato' Sri Zambry menyampaikan keyakinannya bahwa keketuaan Indonesia adalah keketuaan yang sangat kuat di tengah situasi yang memang memerlukan keketuaan yang kuat karena situasi dunia dan kawasan saat ini tantangannya cukup banyak," tutur Retno.