Liputan6.com, Jakarta Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono membuka pintu kepada Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno untuk bergabung ke partainya.
Tak hanya Sandiaga, PPP membuka pintu kepada tokoh siapapun untuk bergabung.
Baca Juga
"PPP membuka diri terhadap seluruh tokoh bangsa, seluruh elemen masyarakat untuk siap bergabung dengan PPP membangun bangsa ini. Tentu itu ada pada proporsinya masing-masing, kami membuka luas jadi tidak hanya pak Sandiaga Uno tapi siapapun," kata Mardiono di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Advertisement
Namun, Mardiono tidak memaksa Sandiaga untuk masuk ke partai ka'bah. Sebab, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu masih kader Gerindra.
"Karena beliau Pak Sandiaga Uno itu masih menjadi kader Partai Gerindra, mohon maaf, masih menjadi kader Partai Gerindra ya oleh karena itu ya tidak etis kalau kami kemudian mencabut tanaman yang tumbuh di lahan orang lain," jelas dia.
Mardiono mengungkapkan, Sandiaga memang kerap hadir ke acara-acara PPP. Selain itu ada Menteri BUMN Erick Thohir juga sering datang juga.
"Mungkin bertanya kenapa kok hanya 2 orang ini? lah wong yang suka gampang diundang beliau itu berdua," kata dia.
Â
Konsolidasi Partai Berjalan
Sementara, Mardiono mengungkapkan hasil pertemuan partainya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Di mana membahas soal konsolidasi partainya saat ini.
"Kalau PPP, beliau sekadar menyapa saja 'bagaimana PPP? saya sering lihat di televisi konsolidasinya cukup bagus belakangan ini'. Seputar itu saja kalau persoalan politik. Tadi lebih banyak menerima pelaporan dari saya apa yang saya kerjakan selama ini," kata Mardiono usai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Mardino mengaku, tidak ada pembahasan reshuffle kabinet dengan kepala negara. Menurutnya, Jokowi banyak bicara seputar kondusivitas nasional.
"Tadi enggak menyinggung soal reshuffle. Beliau banyak (bicara) seputar kondusivitas nasional kita," ucapnya.
Menurutnya, atensi Jokowi lebih terhadap ancaman krisis resesi dunia. Kemudian, bagaimana mengantisipasi Indonesia agar tidak terlibat dalam krisis tersebut.
"Hanya soal persoalan kinerja dalam soal kemiskinan, ketahanan pangan, dan persoalan resesi dunia. Kemudian kondisi Indonesia bagaimana yang harus kita benar-benar jaga. Tadi tidak membicarakan isu politik, apalagi isu reshuffle, beliau tidak sampaikan itu," tandasnya.
Â
Â
Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com
Advertisement