Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan bahwa ketika kepuasan terhadap kinerja presiden (presidential approval rating) Joko Widodo atau Jokowi meningkat, maka elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut naik.
Hal ini disampaikan Burhanuddin saat memaparkan hasil survei terkait kinerja Presiden Jokowi, elektabilitas bakal capres dan partai jelang 2024 secara daring melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Rabu (4/1/2022).
Advertisement
Baca Juga
Burhanuddin menyimpulkan hal tersebut dari pilihan publik kepada calon presiden (capres) dengan simulasi tiga nama. Antara lain ada nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Tiga nama itu, memperoleh suara yang masing-masingnya tak terpaut jauh.
Pada Desember 2022, Ganjar menempati posisi teratas memperoleh 35,8 persen suara. Sedangkan pada November 2022, elektabilitas Ganjar hanya 33,9 persen saja. Diketahui pada periode Desember 2022, approval rating Jokowi naik dari 66,2 persen di November menjadi 71,3 persen di Desember 2022.
Pada posisi kedua, disusul Anies yang pada Desember 2022 elektabilitasnya menurun dibandingkan November 2022, dimana dia hanya memperoleh 28,3 persen suara.
Indikator Politik Indonesia Juga mengungkapkan bahwa elektabilitas Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto pun turut naik di Desember 2022 saat approval rating Presiden Jokowi meningkat.
Â
Prabowo Subianto
Prabowo memperoleh 26,7 persen suara di Desember 2022. Sedangkan di November 2022, dia hanya mendapatkan 23,9 persen suara.
"Jadi kita bisa simpulkan dari sini, ketika approval rating presiden naik di bulan Desember itu yang meningkat elektabilitasnya Ganjar dan Prabowo. Yang turun elektabilitasnya Anies," kata Burhanuddin.
Namun, saat approval rating Presiden Jokowi menurun maka elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meningkat. Misalnya, pada November 2022, saat approval Jokowi menurun dari 70,5 di Oktober 2022 menjadi 66,2 di November 2022.
"Di bulan November approval presiden drop dari 70 ke 66, elektabilitas Anies meningkat," kata Burhanuddin.
Menurut Burhanuddin posisi Partai NasDem cenderung dilematis perihal tren pilihan kepada capres yang naik turun akibat tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi ini.
"Nah ini, tentu posisi NasDem jadi dilematis ya karena ada bagian dari pemerintah tapi capresnya Anies Baswedan," kata dia.
Advertisement
Survei Indikator: 71,3 Persen Publik Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei terkait kinerja presiden. Hasilnya menunjukan, 71,3 persen publik merasa puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi 71, 3 persen warga secara nasional merasa cukup atau sangat puas dengan kinerja presiden Jokowi sebagai presiden," kata Burhanuddin secara daring, Rabu (4/1/2023).
Ada berbagai alasan kenapa 71,3 persen publik menyatakan puas diantaranya, karena adanya bantuan kepada rakyat kecil (41,2 persen), pembangunan infrastruktur jalan (24,4 persen), kinerjanya sudah bagus (7,4 persen), hingga merakyat (6,5 persen).
"Sebelum pandemi, itu yang paling banyak dirasakan mereka yang puas adalah infrastruktur. Tapi sejak tahun 2020 sampai sekarang poin kepuasan paling tinggi bukan lagi masalah infrastruktur tapi masalah kebijakan pemerintah," jelas Burhanuddin.
Sementara itu, publik yang tidak puas dengan kinerja Jokowi (27,2 persen) alasannya adalah karena harga kebutuhan pokok meningkat. Sementara 26,9 lainnya menyebut bantuan tidak merata, serta 7,5 persennya mengatakan kurang berpihak pada rakyat kecil.
Adapun survei dilakukan sejak 1 hingga 6 Desember 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.