Liputan6.com, Jakarta Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumui diperiksa di persidangan atas kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Sidang digelar di PN Jaksel, Kamis (5/1/2023).
Niatan Ferdy Sambo menghabisi nyawa Yoshua diungkap secara gamblang oleh Richard Eliezer Pudihang Lumui alias Bharada E kepada Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso.
Baca Juga
Wahyu awalnya ingin mengetahui pembicaraan antara Richard Eliezer Pudihang Lumui dengan Ferdy Sambo di Jalan Saguling III No.29, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.Â
Advertisement
Diketahui, Richard dkk baru saja pulang dari Magelang. "Kemudian saudara di sampaikan ferdy sambo apa?," tanya Wahyu.
Bharada E menerangkan, ia duduk di kursi sofa sedangkan Ferdy Sambo duduk di sofa panjang. Wajah Ferdy Sambo menghadap ke arah Bharada E.Â
"Pada saat itu bapak nanya ke saya," kata Bharada E.
Bharada E mengulang secara rinci kata-kata yang diucapkan Ferdy Sambo. Awalnya, Ferdy Sambo mencecar terkait peristiwa di Magelang.
"Kamu tahu enggak ada kejadian apa di Magelang?," tanya Sambo seperti ditirukan suara Ferdy Sambo.
Bharada E mengaku tak tahu-menahu. Kepada Hakim, Bharada E turut mengungkapkan eksperesi Ferdy Sambo saat berdialog dengannya.
"Siap saya tidak tahu bapak, di situ dia diam. Nangis beliau Yang Mulia dari depan lift keluar lift beliau nangis. Terus sudah dia tanya tentang kejadian. Saya bilang saya tidak tahu," kata Bharada E.
Bharada E mengatakan, Ferdy Sambo kemudian buka suara perihal kejadian di Magelang.Â
"Yoshua sudah melecehkan ibu di Magelang," kata Ferdy Sambo ditirukan oleh Bharada E.
Bharada E mengungkap, Ferdy Sambo diam sejenak sambil berurai air mata.Â
"Terus (Ferdy Sambo) diam nangis yang mulia," kata Bharada E.
Bharada E menerangkan, Ferdy Sambo murka dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Bahkan, Ferdy Sambo tampak meninggikan nada bicara.
"Emang kurang ajar anak itu sudah tidak menghargai saya dia. Dia sudah menghina harkat dan martabat saya. Tidak ada gunanya pangkat saya ini chard kalau keluarga saya dibeginikan," kata Bharada E menirukan Ferdy Sambo.
"Terus dia bilang emang harus dikasih mati saat itu," kata Bharada E menirukan sambo lagi.Â
Â
Janji Ferdy Sambo ke Bharada E
Bharada E mengaku irit bicara mendengar cerita yang disampaikan Ferdy Sambo. Bukan tanpa sebab, Bharada E mengaku tak tahu-menahu perihal pelecehan yang dialami oleh Putri Candrawathi di Magelang.
"Saya saat itu hanya diam. Saya merasa bingung karena saya tidak tahu kan ada pelecehan dia bilang ada pelecehan tapi kan saya tidak tahu di Magelang," ujar Bharada E.
Bharada E pada saat itu merasa berasalah. Sebab, ajudan yang ikut ke Magelang itu ialah dirinya, Yoshua dan Ricky.
"Otomatis yang bertanggung jawab kami bertiga. Pada saat itu saya bingung juga. Saya salah karena enggak mengetahui di Magelang," ujar Bharada E.
Bharada E menerangkan, obrolan dengan Ferdy Sambo semakin serius. Bahkan, Ferdy Sambo merubah posisi duduk.
"Pertama kan dia duduk abis itu merapat ke arah saya. Begini baru dia bilang ke saya," Bharada E menirukan ke Hakim.
Bharada E menerangkan, Ferdy Sambo memerintahkan untuk menghilangkan nyawa Yoshua.
"Nanti kamu yang bunuh Yoshua ya," ucap Ferdy Sambo yang ditirukan oleh Bharada E.
Bharada E mengatakan, Ferdy Sambo kembali melanjutkan ucapannya.
"Kalau kamu yang bunuh saya yang jaga kamu. Tapi kalau saya yang bunuh enggak ada yang jaga kita lagi chard," ucap Ferdy Sambo ditiru Bharada E.
Bharada E tak banyak bicara. Ia mengaku hanya menjawab. "Siap bapak," kata Bharada E.
Â
Advertisement
Perintah Bunuh, Bukan Hajar
Hakim Wahyu lantas kembali memperdalam instruksi dari Ferdy Sambo.
"Perintah Ferdy Sambo saat itu bunuh?," tanya Wahyu.
"Bunuh," tegas Bharada E
"Bukan hajar?," Wahyu mempertegas
"Bukan," Bharada E menjawab.
Hakim kembali mengulang. "Backup up ada," kata Wahyu.