Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral kisah Ibu Eny dan Tiko, anaknya yang hidup di rumah mewah terbengkalai miliknya di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Ibu Eny dan Tiko menjadi sorotan lantaran keduanya tinggal di rumah mewah yang tak terurus, bahkan sudah hidup tanpa listrik serta air bersih selama 11 tahun lamanya.
Kisah pilu keduanya pertama kali diunggah oleh akun YouTube BANG SATRIA. Kisah viral ini pun membuat haru warganet. Sekilas, rumah besar yang terbengkalai itu seperti tak ada penghuninya.
Advertisement
"Seorang ibu dirawat anaknya tanpa listrik tanpa penerangan," ucap pembuat video.
Tiko, anak kandung Ibu Eny pun membenarkan jika ia dan sang bunda sudah hidup bertahun-tahun tanpa listrik serta air bersih.
"Kalau enggak salah 2010 perlahan listrik dicabut, air juga, akhirnya enggak terurus," ucap Tiko.
Menurut Tiko, ibunya mengalami depresi. Ibu Eny disebut Tiko tak bisa bertemu orang selain dirinya. Terkadang, emosi sang ibu juga tak stabil saat melihat dirinya.
Pihak Dinas Sosial pun bergerak cepat. Dibantu warga sekitar, Ibu Eny pun dievakuasi. Proses evakuasi sempat memakan waktu lama karena penolakan dari sang anak.
Tiko tak rela ibunya dibawa ke rumah sakit. Namun setelah melakukan mediasi, Tiko menyerahkan ibunya. Ibu Eny juga tampak menolak tak mau membuka pintu. Akhirnya, pihak Dinas Sosial mendobrak pintu tersebut.
"Selama ada keluarga kitanya enggak bisa berbuat apa apa," ucap petugas Dinas Sosial.
"Tikonya tidak mengizinkan ibunya dievakuasi, Tikonya tetap mau bareng ibunya," imbuhnya.
Berikut sederet fakta terkait kisah pilu Ibu Eny dan Tiko hidup di rumah mewah terbengkalai dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Kisah Ibu Eny dan Tiko Viral di Sosial Media, Hidup Tanpa Listrik dan Air Bersih
Kisah Ibu Eny dan Tiko pertama kali diunggah oleh akun YouTube BANG SATRIA. Kisah viral ini pun membuat haru warganet.
Anak kelahiran 1999 ini tinggal bersama sang ibu di rumah mewah. Namun, rumah tersebut sudah tak terurus. Bahkan keduanya tinggal tanpa listrik selama 11 tahun.
Sekilas, rumah besar yang terbengkalai itu seperti tak ada penghuninya.
Tiko, anak kandung Ibu Eny pun membenarkan jika ia dan sang bunda sudah hidup bertahun-tahun tanpa listrik serta air bersih.
"Kalau enggak salah 2010 perlahan listrik dicabut, air juga, akhirnya enggak terurus," ucap Tiko.
Tiko mengungkapkan ibunya mengalami depresi. Sang ibu juga tak bisa bertemu orang selain dirinya. Terkadang emosi sang ibu juga tak stabil saat melihat dirinya.
Ia dengan sabar menjaga sang ibu walaupun dengan kondisi terbatas dan tinggal tanpa penerangan.
"Takutnya mamah berontak, soalnya mamah sama orang lain udah enggak bisa ketemu orang lain, entah karena depresinya atau masa lalu," ucap Tiko.
"Kemungkinan ada gangguan mental atau yang lain kurang lebih seperti itu," tambahnya.
Â
Advertisement
2. Ibu Eny Bercerai dan Menolak Berobat
Tiko menjelaskan orang tuanya sudah bercerai dari lama. Sang ayah tak pernah menjenguk atau berkomunikasi setelah bercerai. Ia juga tak tahu keberadaan ayahnya saat ini.
"Papa cerai pulang ke Madiun, mama istri ke 2 gak pernah jengukin yaudah pergi aja gak ada kabar sama sekali ilang. Terakhir cerai 80-an umur papa jadi gak tahu sekarang gimana. Gak pernah nafkahin, saudara-saudara ilang," terangnya.
Tiko tak keberatan menjaga ibunya seorang diri. Bahkan ia menolak saat ibunya dibawa ke rumah sakit untuk berobat. Ia tak mau berpisah dengan sang ibu.
"Berobat ke panti asuhan saya gak mau, kalau berobat jalan di rumah saya gak masalah selama ada saya kalau lepas saya enggak mau," ucap Tiko.
Â
3. Warga Melapor, Ibu Eny Akhirnya Dievakuasi
Pihak Dinas Sosial dan warga sekitar akhirnya mengevakuasi Ibu Eny. Proses evakuasi tersebut memakan waktu lama karena penolakan dari sang anak.
Tiko tak rela ibunya dibawa ke rumah sakit. Namun setelah melakukan mediasi ia menyerahkan ibunya.
Ibu Eny juga tampak menolak tak mau membuka pintu. Akhirnya pihak Dinas Sosial mendobrak pintu tersebut.
"Selama ada keluarga kitanya enggak bisa berbuat apa apa," ucap petugas Dinas Sosial.
"Tikonya tidak mengizinkan ibunya dievakuasi, Tikonya tetap mau bareng ibunya," imbuhnya.
Bu Eny terlihat memberontak saat dibawa petugas untuk dievakuasi. Ia memanggil nama sang anak. Tiko terlihat menangis melihat sang ibu yang dibawa petugas. Akhirnya, ibunya dibawa ke rumah sakit untuk menjalai pengobatan.
Â
Advertisement
4. Ibu Eny Dirawat di RSKD Duren Sawit
Ibu Eny kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Saat ini masih di rumah sakit. Tapi, informasinya kemungkinan akan rawat jalan di rumah," ujar Ketua RT 06/RW 02, Kelurahan Jatinegara Noves, melansir Antara, Kamis (5/1/2023).
Menurut dia, Eny yang diduga mengalami depresi itu telah dibawa oleh petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Timur (Sudinsos Jaktim).
Noves menambahkan, seluruh biaya pengobatan Eny selama menjalani perawatan ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan yang sebelumnya dibuatkan pengurus RT 06.
Â
5. Ibu Eny Diduga Alami Masalah Ekonomi
Noves mengatakan, bahwa Eny yang tinggal berdua dengan anaknya bernama Tiko itu diduga mulai mengalami depresiasi setelah sang suami pergi ke luar kota belasan tahun silam dan hingga kini tidak kembali.
Meski begitu, pengurus RT 06/RW 02 masih menunggu hasil pemeriksaan medis dari tim dokter RSKD Duren Sawit terkait kondisi psikis Eny.
"Kalau kami lihat (penyebab masalah kejiwaan Eny) mungkin faktor ekonomi, terus pikiran. Mungkin permasalahan keluarganya. Menghidupi seorang anak, itu mengganggu mentalnya," ucap Noves.
Dia menyebut, kondisi perekonomian Eny mengalami keterbatasan setelah ditinggal pergi suaminya, sehingga rumah mewah dua lantai terbengkalai sejak 2010. Tak hanya itu, anaknya Tiko juga putus sekolah sejak kelas 1 SMP.
Â
Advertisement
6. Tiko Sempat Minta Bantuan
Noves kemudian menjelaskan, Tiko sempat meminta bantuan kepada warga sekitar untuk bekerja menjadi operator warung internet (warnet) hingga menjual perabot demi memenuhi kebutuhan hidup.
"Seiring berjalannya waktu, ketika saya jadi pengurus RT, saya tawarkan (Tiko) jadi (petugas) keamanan. Kasihan, daripada keliling, maka kami jadikan keamanan. Sampai saat ini," jelas Noves.