Liputan6.com, Jakarta Tren penurunan stunting dalam 3 tahun terakhir memang menunjukkan hasil positif. Meski demikian, tetap diperlukan percepatan dalam penanggulangan stunting. Sebab bila masih ada masalah stunting, kualitas generasi penerus bangsa yang menjadi pertaruhannya.
Sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting, BKKBN bekerja sama dengan Tanoto Foundation telah mengadakan Forum Nasional Stunting 2022 bertemakan “Bergerak Bersama Garda Terdepan dalam Pendampingan Keluarga untuk Percepatan Penurunan Stunting” pada Selasa, 6 Desember 2022 di Jakarta.
Baca Juga
Forum tersebut menjadi sarana menyebarluaskan praktik baik berbagai elemen pentahelix, memahami tantangan yang dihadapi oleh para petugas lapangan, dan mengidentifikasi dukungan yang dapat diberikan bagi percepatan penurunan stunting di tahun-tahun mendatang.
Advertisement
Global CEO Tanoto Foundation J. Satrijo Tanudjojo mengatakan bahwa Tanoto Foundation berkomitmen penuh untuk terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam percepatan penurunan stunting.
Sejak 2021, BKKBN dan Tanoto Foundation telah bekerja sama untuk mengembangkan program percepatan penurunan stunting berbasis keluarga. Dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga yang diprakarsai oleh BKKBN, pendampingan terhadap keluarga berisiko mempunyai anak stunting akan menjadi lebih terarah dan tepat.
“Kami yakin TPK sebagai garda terdepan mempunyai peran penting dalam pengambilan langkah preventif dan promotif, serta pemberian rujukan untuk mendapatkan akses ke layanan yang dibutuhkan,” ujar Satrijo.
Tanoto Foundation juga turut memprakarsai kerja sama antara USAID dan mitra donor nasional untuk turut berperan serta mendukung BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
“Dengan semangat kolaborasi, kami mengajak pihak-pihak swasta dan organisasi filantropi lainnya untuk ikut bergabung dan mengambil aksi nyata melawan stunting, mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak kita untuk tumbuh berkembang bebas stunting,” tutur Satrijo.
Kepala BKKBN, Dr. (H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) menyampaikan percepatan penurunan stunting membutuhkan kerja sama berbagai pihak, tidak bisa bila hanya pemerintah sendirian.
"Sesuai dengan arahan Bapak Wakil Presiden bahwa stunting tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah tetapi harus kerja sama dengan pihak-pihak lain melalui konsep pentahelix," kata Hasto Wardoyo.
Hasto juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun belakangan, penurunan prevalensi stunting belum pernah melebihi 2% per tahun. Kendati demikian, diupayakan pada 2022 ini, prevalensi stunting menurun hingga 3%. “Di tahun 2022 ini, diharapkan optimalisasi penurunan bisa mencapai 3%. Sehingga, 2024 bisa mencapai 14%,” harapnya.
Wapres Dorong Semua Pihak Kerjasama Turunkan Stunting
Dalam arahannya, Wapres Ma’ruf Amin menyatakan prevalensi stunting berhasil diturunkan dari 30,8% pada 2018 menjadi 24,4% pada 2021. Meskipun tren penurunan stunting dalam 3 tahun terakhir sudah positif, tetap diperlukan penanganan beragam persoalan dalam penanggulangan stunting agar target prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024 dapat tercapai. Salah satunya, persoalan pada garda terdepan pelaksana program, yaitu para pelaku di tingkat desa dan masyarakat.
“Kapasitas sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana, koordinasi antar-pelaksana, serta dukungan operasional masih perlu dioptimalkan,” tegas Wapres.
Lebih jauh, Wapres meminta kepada para gubernur, wali kota, bupati, hingga camat dan lurah, agar memimpin secara langsung koordinasi pelaksanaan program dalam lingkup kewenangannya.
“Mari kita bekerja dan maju bersama garda terdepan dalam menurunkan stunting. Tanpa aksi-aksi nyata, penurunan stunting hanya ramai sebagai wacana dalam forum diskusi, tetapi sepi dalam implementasi,” kata Wapres.
"Proyek kita saat ini akan menentukan mutu generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan Indonesia di masa depan," ujarnya.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D, menekankan pentingnya edukasi masalah stunting kepada remaja putri, ibu hamil dan keluarga balita.
"Edukasi remaja putri, ibu hamil dan keluarga balita menjadi sangat penting karena ini adalah pendekatan yang komprehensif bagi gerakan untuk melakukan pendekatan spesifik kepada penurunan angka stunting.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa program Aksi Bergizi, Bumil Sehat, Posyandu Aktif, Jambore Kader, Cegah Stunting itu Penting, itu menjadi salah satu pendekatan yang kita lakukan di seluruh Puskesmas.
Dalam Forum Nasional Stunting 2022, berbagai strategi dan program percepatan penurunan stunting dibahas melalui diskusi-diskusi bersama para pakar. Diantaranya: "Diskusi Peran Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Penurunan Stunting" dan "Diskusi Praktik Baik dan Pengembangan Inovasi dalam Percepatan Penurunan Stunting".
Selain itu, sejumlah apresiasi dan penghargaan turut diberikan kepada daerah yang proaktif dalam menangani stunting. Seperti, ‘Apresiasi Dukungan dan Partisipasi Layanan Gizi Spesifik dan Sensitif’ sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Lalui, apresiasi bagi daerah yang berbagi praktik baik pada kegiatan ‘Webinar Series: Generasi Bebas Stunting’.
Yuk simak keseruan acara Forum Nasional Stunting 2022 tersebut di video berikut ini.
Advertisement