Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor menanggapi soal dukungan Presiden Joko Widodo alias Jokowi kepada Ketua Umum (Ketum) partainya apabila maju sebagai capres maupun cawapres pada pemilu 2024 mendatang. PBB, kata dia merespons positif dukungan Jokowi.
Diketahui, Presiden Jokowi memberikan dukungan kepada Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra jika yang bersangkutan maju sebagai capres atau cawapres saat pidato sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Nasional Partai Bulan Bintang di Jakarta, Rabu 11 Januari 2023.
Baca Juga
"Dalam sambutannya pak presiden pernyataannya bahwa ketua umum kami sosok seorang negarawan, sosok yg punya pengalaman dan cerdas. Beliau bilang saya mendukung pak yusril untuk maju menjadi capres atau cawapres," kata Afriansyah di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2023).
Advertisement
Menurut dia, pernyataan yang keluar dari presiden saat ini sangat didengar terutama partai pengusungnya. Terlebih, ujar Afriansyah Jolowi merupakan sosok yang tidak mempunyai partai.
"Artinya sebagai presiden beliau tidak berdiri di atas partai tertentu, beliau bebas merdeka saja memberikan dukungan pada siapapun," terangnya.
Oleh sebab itu, partainya bakal berkomunikasi dengan semua partai politik (parpol) untuk membangun kekuatan agar Ketum partainya itu dapat maju di pilpres 2024. Kendati demikian, dia mengaku rasional dan ingin Yusril maju sebagai cawapres bukan capres.
"Kalau saya rasional, cukup di cawapres," ucap Afriansyah.
Lebih lanjut, perihal siapa calon presiden (capres) untuk Yusril apabila benar diusung jadi cawapres, PBB menunggu arahan dari Jokowi
"Kalau memang Pak Yusril kita akan menunggu Pak Jokowi. Kami sangat berterima kasih dengan statement ini," katanya.
Tanggapan Yusril
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menanggapi soal dukungan Presiden Joko Widodo apabila maju sebagai calon presiden maupun wakil calon presiden pada pemilihan umum 2024 mendatang.
Mendapati dukungan dari orang nomor satu di Indonesia itu, Yusril mengaku sudah tahu apa yang harus dia kerjakan jika jadi presiden. Pasalnya, Yusril menyebut dia punya pengalaman sebagai Menteri Sekretariat Negara pada 1996. Di mana saat itu, dia rutin menulis dan menyiapkan pidato presiden.
"Sehingga bertahun-tahun saya mengerjakan pekerjaan itu. Kalau disuruh jadi presiden saya udah tahu apa yang harus dilakukan," kata Yusril ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jumat (13/1/2023).
Yusril memandang kebanyakan orang ketika hendak jadi presiden dan terpilih memimpin Indonesia tak tahu harus mengerjakan apa. Sementara dia mengklaim sudah punya banyak pengalaman.
"Kadang-kadang orang menjadi presiden, begitu terpilih dia mau apa ya. Saya tahu apa yang harus dikerjakan," ucapnya.
Advertisement