Sukses

Satu Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi Ikut Minum Racun, Polisi: untuk Hilangkan Jejak

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, Dede memang telah menyiapkan skenario dengan sengaja ikut menjadi korban.

Liputan6.com, Jakarta - Dede Solehuddin, salah satu pelaku pembunuhan berantai di Bekasi sempat ikut tenggak racun bersama empat korban lain di rumah Bantargebang, Kota Bekasi. Tindakan itu rupanya disengaja demi menghilangkan motif pembunuhan.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, Dede memang telah menyiapkan skenario dengan sengaja ikut menjadi korban.

"Kalau alasannya kan untuk menghilangkan jejak, seakan-akan dia itu untuk menghilangkan jejak lah supaya nggak ketahuan bahwa dia ikut meracun," kata Panjiyoga saat dihubungi, Sabtu (21/1/2023).

Menurutnya, demi menutupi kejahatan Dede nekat ikut meminum kopi yang telah dikasih racun pestisida olehnya bersama korban Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16) yang ketiganya meninggal.

Sementara Neng Ayu Susilawati (5) anak dadi Ai Maimunah yang menjadi korban selamat bersama Dede. karena hanya minum sedikit dari racun yang ditegaknya.

"Dia minum racun cuma sedikit makannya dia hidup," jelasnya.

Polisi mencatat sejauh ini sembilan orang tewas ditangan Wowon Cs. Adapun tiga orang diantaranya di temukan sebuah rumah kontrakan, Jalan Ciketing barat, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Hasil pengakuan tersangka mereka sudah membunuh 6 orang di luar TKP Bekasi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers, Kamis 19 Januari 2023.

2 dari 2 halaman

2 TKW Jadi Korban

Hengki menerangkan, dua orang korban dugaan pembunuhan berantai yang di luar Bekasi teridentifikasi sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Di mana, salah satu tersangka atas nama M Dede Solehudin memang menghimpun dana-dana yang diperoleh dari para TKW di luar negeri.

Kepada TKW, Dede menjanjikan mereka sepulang ke Indonesia akan memperoleh rumah bagus dan lain sebagainya. Hengki menyebut, semacam iming-iming penggandaan uang.

"Kedua korban TKW yang memasukkan atau mengirimkan uang kepada tersangka. Ini yang kami selidiki," kata dia.

Hengki menerangkan, sisanya sebagian besar berasal dari family tree para tersangka entah itu istrinya, mertuanya atau anaknya.