Sukses

Kuat Ma'ruf Kutip Ayat Alquran Saat Bacakan Pleidoi di Sidang Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J

Kuat Ma'ruf dalam sidang pleidoi pembacaan pembelaan di sidang kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, mengutip ayat Alquran.

Liputan6.com, Jakarta - Kuat Ma'ruf dalam sidang pleidoi pembacaan pembelaan di sidang kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, mengutip ayat Alquran.

"Yang Mulia, saya ingin mengutip ayat Alquran sesuai dengan agama saya, agama Islam, Surat Ar-Rahman ayat 9. 'Wa aqiimul wazna bilqisti wa laa tukhsirul miizaan'," ujar Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2023).

Kuat Ma'ruf juga berharap agar majelis hakim bisa adil lantaran ia menyebut majelis hakim adalah Wakil Tuhan di dunia dalam memutuskan perkara akan mempengaruhi hidup seseorang.

Kuat Ma'ruf juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah tahu bahwa Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J akan dibunuh pada 8 Juli 2022.

"Saya tegaskan bahwa saya tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi pada almarhum Yoshua pada 8 Juli 2022." ujar Kuat Ma'ruf, Selasa (24/1/2023).

Kuat Ma'ruf juga mengaku tak paham atas dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut hukuman 8 tahun penjara kepada dirinya atas kasus pembunuhan Brigadir J.

"Jujur saya bingung harus mulai dari mana, karena saya tidak paham dan tidak mengerti atas dakwaan JPU kepada saya yang dituduh ikut perencanaan pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat," kata Kuat di persidangan.

Kuat pun berkeluh kesah atas kondisinya yang terseret perkara ini, turut mendapat tuduhan dan dianggap berbohong. Bahkan, selama lima bulan menjalani penahanan ada tuduhan yang membuatnya bingung atas ia yang dituduh selingkuh dengan Putri Candrawathi.

"Bahkan yang lebih parah Di medsos saya dituduh selingkuh dengan Ibu Putri. Saya sangat bingung dan sangat tidak percaya atas kejadian ini. Karena bagaimanapun juga saya juga punya anak dan istri yang pasti berdampak pada mereka," jelasnya

"Di sisi lain Almarhum Yosua juga baik sama Saya. Bahkan saat saya dua tahun tidak bekerja dengan Bapak Ferdy Sambo Almarhum Yosua pernah bantu saya dengan rezekinya karena saat itu anak Saya belum bayar sekolah," sambung dia.

2 dari 4 halaman

Pulihkan Nama Baik

Selain itu, Kuasa hukum Kuat Ma'ruf juga meminta kepada jaksa penuntut umum untuk mengeluarkan kliennya dari tahanan serta memulihkan nama baik dari kliennya.

"Memulihkan nama baik dan hak Terdakwa Kuat Ma'ruf dalam kemampuan, kedudukan harkat dan martabatnya seperti semula," ucapnya.

Kendati apabila memang majelis hakim tetap memvonis Kuat Ma'ruf bersalah dalam perkara ini, tim penasihat hukum berharap jika vonis yang dijatuhkan nanti dapat memberikan rasa keadilan.

"Apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, maka kami tetap memohon kiranya Putusan terhadap diri Terdakwa yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)," tukas Irwan.

3 dari 4 halaman

Kuat Maruf Dituntut 8 Tahun Penjara

Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut terdakwa Kuat Maruf selama delapan tahun dalam perkara pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kuat Maruf selama delapan tahun dikurangi masa penangkapan," kata JPU dalam sidang tuntutan di PN Jakarta Selatan, Senin (16/1).

Tuntutan delapan tahun yang dimintakan JPU kepada majelis hakim, dengan turut meliputi dua hal pertimbangan memberatkan dan meringankan.

"Perbuatan terdakwa Kuat Maruf mengakibatkan hilangnya nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat dan duka mendalam bagi keluarga korban," kata JPU.

Selain itu, JPU juga menganggap keterangan Kuat selama persidangan berbelit-belit dan tidak mengakui serta menyesali perbuatannya dalam perkara dimaksud.

4 dari 4 halaman

Kegaduhan di Masyarakat

Sementara perbuatan Kuat yang diyakini terlibat dalam rencana pembunuhan Brigadir J sebagaimana yang disusun Ferdy Sambo nyata telah menimbulkan keresahan dan kegaduhan di masyarakat.

"Akibat perbuatan terdakwa Kuat Maruf menimbulkan keresahan dan kegaduhan di masyarakat," sebut JPU.

Kemudian, JPU menilai beberapa yang menjadi pertimbangan meringankan bagi Kuat diantaranya belum pernah dihukum dan berlaku perilaku sopan selama persidangan.

"Terdakwa kuat maruf tidak memiliki motivasi pribadi hanya mengikuti kehendak jahat dari pelaku lain," jelasnya.