Sukses

Pembunuhan Berantai, Wowon Korbankan Anaknya yang Masih Balita Demi Kesuksesan

Bayu, balita berusia 2 tahun merupakan satu di antara sembilan orang yang turut menjadi korban pembunuhan berantai Wowon Cs.

Liputan6.com, Jakarta - Bayu, balita berusia 2 tahun merupakan satu di antara sembilan orang yang turut menjadi korban pembunuhan berantai Wowon Cs. Anak itu dibunuh agar Wowon alias Aki (65) bisa mendapatkan kesuksesan di kemudian hari.

Bayu merupakan anak kandung Wowon dengan mantan istrinya Ai Maemunah yang juga menjadi korban pembunuhan. Bayu pun dibunuh oleh Duloh atas perintah Wowon.

"Hasil pemeriksaan pengakuan Wowon adalah untuk memberikan kesuksesan yang lebih lagi," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Selasa (24/1/2023).

Tersangka Wowon memang kerap kali menebar janji berkedok supranatural kepada korbannya agar dapat menggandakan uang korban yang dibujuk menjadi kaya. Namun usai bujuk rayunya, korban yang kerap kali menagih justru berakhir dengan meregang nyawa.

"Kalimat yang diucapkan kesuksesan berkarier pada tentunya kemampuan supranatural yang selama ini disampaikan," imbuh Trunoyudo.

Kendati demikian, dia menegaskan akan tetap menggali lebih dalam lagi keterangan dari para pelaku. "Namun apapun alasan pembenaran tidak ada alasan pembenar dan ini bahkan jadi pertimbangan penyidik untuk diajukan ke criminal justice system daripada proses pengadilan," pungkas dia.

Sebelumnya, Polisi mengungkap fakta pembunuhan berantai di balik sekeluarga tewas di Ciketing Udik, Bantargebang, Bekasi. Tiga pelaku atas nama Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (60) dan Dede Solehudin (36).

Ketiganya, tega meracuni para korban yang rata-rata masih mempunyai hubungan keluarga dengan mereka. Motifnya, mereka ingin menutupi penipuan berkedok supranatural dengan iming-iming menggandakan uang.

"Sebagian besar korban sebagian besar berasal dari family tree dari para tersangka, istrinya, mertuanya, anaknya," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi melalui keterangannya, Jumat 20 Januari 2023.

 

2 dari 3 halaman

Anak-Anak Jadi Korban, Polisi Dalami Motif Lain Kasus Pembunuhan Berantai Wowon Cs

Dua di antara korban pembunuhan berantai Wowon Cs diketahui merupakan tenaga kerja wanita atau TKW. Polisi menyebut, motif pembunuhan kedua wanita terkait ekonomi.

Sementara itu, motif pembunuhan terhadap korban lain masih didalami dengan pendekatan scientific. Tercatat ada sembilan korban yang meninggal di tangan Wowon Cs.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menerangkan, dua korban atas nama Farida dan Siti diiming-imingi penggandaan uang. Ketika uang yang dijanjikan tak pernah terwujud, Wowon Cs menghabisi nyawa mereka berdua.

"Didapati motif pembunuhan ini dengan motif ekonomi yaitu memberikan penipuan, memberikan janji-janji dengan kemasan supranatural hingga menyerahkan harta dan bendanya yang kemudian dijanjikan akan lebih banyak atau lebih kaya yang kemudian mengakibatkan hilangnya nyawa korban ada Siti dan juga Farida," papar Trunoyudo kepada wartawan, Senin (23/1/2023).

Sementara itu, sejauh ini penyidik terus menggali kemungkinan ada motif lain di balik pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon Cs.

"Berlanjut lagi terhadap beberapa korban yang case di Bekasi termasuk ada anak yang di Cianjur yang lebih dulu di salah satu makam ini. Ini motif ya masih kita dalami kalau faktor ekonomi kenapa ada anak-anak juga jadi korban," ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Serial Killer Wowon Cs, Total 9 Orang jadi Korban Pembunuhan Berantai Modus Supranatural

Polda Metro Jaya mengungkap sepak terjang tiga tersangka pembunuhan berantai berkedok supranatural atau 'Serial Killer Supranatural'. Dengan menetapkan tiga orang sebagai tersangka.

Mereka yakni; Wowon Erawan alias AKI; Solihin alias Duloh; dan M Dede Solehuddin yang tercatat telah menghabisi total sembilan orang korban, tersebar di Bekasi tiga orang, Cianjur empat orang, Garut satu, dan satu orang masih dalam pencarian.

"Awal, 3 korban meninggal, satu korban Neng Ayu (5) Selamat dirawat, yang satu minum racun juga ternyata sengaja, ternyata ini juga tersangka (M. Dede)," jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi saat jumpa pers, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1).

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan akhirnya ditemukan dua alat bukti yang mengarah kematian ketiga korban di Bekasi, Ai Maimunah (40); Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16) ternyata masuk dalam skenario pembunuhan berencana.

Lantas, penyidik berhasil meringkus Aki dan Duloh yang berada di Cianjur, termasuk akhirnya ditetapkan M. Dede yang tengah dirawat akibat keracunan namun diketahui ikut terlibat dalam aksi pembunuhan di Bekasi.

"Ternyata kami temuan fakta baru, ada korban lain sebelum TKP Bekasi. Kami dapatkan kesaksian dari salah satu keluarga tersangka. 'Saya juga hampir dibunuh dan melarikan diri kemudian," ucap Hengki.

"Pengakuan tersangka, mereka sudah bunuh 6 orang di luar TKP Bekasi. saat ini sedang kami selidiki," tambah Hengki.

Berikut daftar enam korban di luar TKP Pembunuhan di Bekasi, yakni empat orang yang ditemukan di tiga lubang di Cianjur. Di antaranya, Bayu (di lubang pertama), Noneng dan Wiwik ( di lubang kedua), dan Farida (di lubang ketiga).

Sementara untuk korban yang masih proses pengungkapan identitas di Garut diketahui dibunuh, lantas dihanyutkan ke laut namun ditemukan warga dan akhirnya dimakamkan. Lalu, ada satu korban lagi yang masih dalam pencarian.

"Ini terus kami selidiki secara berkesinambungan. Karena dari beberapa saksi yang menyatakan "masih ada teman kami belum jelas di mana", penyelidikan belum selesai. Kami akan telusuri korban penipuan dan lain orangnya ada di mana, apakah di luar negeri atau di dalam," ucap Hengki.

Meski demikian dari total sembilan korban yang dibunuh, oleh tiga tersangka ternyata masih sebagian besar berasal dari keluarga para tersangka.

"Istrinya, mertuanya, anaknya. Tapi disisi lain, ada 6 korban meninggal di luar TKP Bekasi adalah TKW yang kirimkan uangnya kepada tersangka," jelasnya.

 

 

Reporter: Rahmat Baihaqi

Sumber: Merdeka.com