Penutupan Rakernas Pertanian, Mentan SYL Minta Jajarannya Tingkatkan Produksi dan Kendalikan Inflasi

Liputan6.com, Jakarta Rapat kerja nasional (rakernas) pembangunan pertanian 2023 yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta, akhirnya selesai dilakukan pada Rabu (25/1). Rakernas tersebut ditutup langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). 

Dalam penutupan itu, SYL mengajak seluruh jajaran Kementan untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengendalikan inflasi serta mewujudkan pertanian yang lebih kuat dengan meningkatkan produksi. Dia juga meminta jajarannya untuk memperkuat nasionalisme, guna membangun kepentingan bangsa, negara, rakyat, dan mengendalikan inflasi serta tingkatkan produksi. 

"Kalian harus jadi pembela negara, kalian harus jadi pejuang dan pembela rakyatnya. Tentu kita mau lihat ke depan rakyat kita hidupnya makin sejahtera," ujar Mentan SYL. 

Sejauh ini, kata SYL, pertanian memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta mampu mengendalikan inflasi secara nyata. Pertanian juga menjadi salah satu solusi atas lapangan kerja hingga berjuta-juta.

"Kinerjamu sudah luar biasa sehingga mampu mempertahankan dan mengendalikan inflasi yang ada. Jadi ke depan tidak ada lagi pertanaman yang hanya berkutik di budidaya, pikiranmu harus tertuju pada pasca panen, pengolahan dan market," katanya.

Ke depan, SYL mengungkapkan bahwa tantangan sektor pertanian semakin berat karena terjadi perubahan akibat berbagai gejolak dunia. Di antaranya perang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. Karena itu, pertanian harus dijaga dan dikerjakan bersama terutama dalam memperkokoh pangan Indonesia.

"Maju mandiri dan modern itu salah satunya menyikapi inflasi dan substitusi impor. Kita tanam kedelai yuk dan jangan dibeli dengan harga 5000. Minimal sama dengan harga jagung lah supaya petani mau bertanam," katanya.

Sebelumnya Wakil Presiden RI, KH. Maruf Amin mengapresiasi capaian dan kinerja jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang mampu menjaga kondisi pangan Indonesia disaat krisis dunia melanda.

(*)