Sukses

Dipuji Jokowi, Bagaimana Cara Heru Budi Selesaikan Pembebasan Lahan Sodetan Kali Ciliwung?

Jokowi memuji Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang berhasil menyelesaikan masalah pembebasan lahan, sehingga proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur bisa kembali dimulai.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memuji Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang berhasil menyelesaikan masalah pembebasan lahan, sehingga proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur bisa kembali dimulai. Pasalnya proyek ini telah mangkrak selama enam tahun.

Lalu apa yang dilakukan Heru Budi untuk membebaskan lahan untuk proyek sodetan Kali Ciliwung?

Heru mengatakan, Yayasan Trisakti yang telah memberikan lahannya untuk pengerjaan bagian outlet. Untuk diketahui, proyek sodetan Ciliwung membentang dari titik masuknya air (inlet) di Bidara Cina dan tempat keluarnya air (outlet) di Kebon Nanas. Untuk itu, Heru pun berterimakasih kepada Yayasan Trisakti.

"Yang pertama itu adalah lahan dari salah satunya Trisakti. Beliau-beliau dengan sukarela hasil diskusi tingkat provinsi maupun tingkat kota untuk diserahkan ke pemda dan dilanjutkan pemda untuk menormalisasi sodetan di posisi outlet," kata Heru di Jakarta, Minggu, (29/1/2023).

Tak hanya itu, Heru juga berterima kasih kepada warga yang bersedia pindah ke rumah susun (rusun) yang telah disediakan.

"Yang berikutnya, saya berterimakasih kepada warga di sekitar itu sudah mau pindah sebagian ke rumah susun ini demi kepentingan program Jakarta," tambah Heru.

Lebih lanjut, Heru menyebut segala capaiannya ini merupakan dukungan dan partisipasi dari warga Jakarta.

"Ini intinya support dan semua berpartisipasi dengan baik," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Sepenuhnya Mangkrak

Sebelumnya, Heru menjelaskan bahwa proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut tak sepenuhnya mangkrak. Pembangunan masih dilakukan di inlet atau bagian masuk air.

“Istilahnya inlet dan outlet. Kan itu tahapan ada yang sodetan di Kebon Nanas. Yang ini (outlet Kebon Nanas) sedang proses dari 2013 sampai 2016,” kata Heru kepada wartawan, Kamis, (26/1/2023).

Heru menjelaskan, bagian outlet mangkrak karena ada beberapa kendala. Misalnya, kata Heru, ada saluran air yang perlu dilebarkan, masalah pembebasan lahan, dan sinkronisasi data dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“Yang di outletnya, sejak berapa kurun waktu itu memang berhenti karena salurannya harus dilebarkan. Di sana ada beberapa kendala, ada rumah warga, terus ada yang harus didetailkan data dengan BPN, dengan Trisakti, dan sekarang sudah selesai,” jelas Heru.

Maka dari itu, kata heru, proyek ini tak sepenuhnya mangkrak. Sebab, masih ada beberapa bagian yang tetap dikerjakan.

“Secara fisik yang di inlet iya (ada pekerjaan) tapi secara keseluruhan kan ada beberapa kendala sehingga enggak optimal juga, enggak bisa juga (dibangun), kira kira gitu,” ujar Heru.

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.