Liputan6.com, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan jika Jakarta siap menjadi tuan rumah pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.
"Jakarta siap untuk mendukung serta menyukseskan kegiatan internasional ini. Kami di DKI Jakarta akan konsisten berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam rangka menyusun serta mengonsepkan acara yang akan digaungkan pada Mei hingga Desember nanti," kata Heru dalam keterangan resminya.
Baca Juga
Tidak hanya itu, Heru juga meminta dukungan masyarakat untuk memeriahkan rangkaian acara yang akan berakhir hingga 31 Desember mendatang itu.
Advertisement
"Kami mengimbau segenap warga Jakarta untuk terlibat dalam menyukseskan event internasional ini. Ini bukan sekadar menjadi cerminan Indonesia di mata dunia, tetapi juga sebagai potensi pertumbuhan dalam perputaran roda perekonomian bagi UMKM di Jakarta," tambahnya.
Indonesia telah resmi memegang posisi Chairmanship ASEAN 2023 pada 1 Januari 2023. Kali ini, Indonesia mengangkat tema “ASEAN Matter: Epicentrum of Growth”. Indonesia menitikberatkan agenda prioritas ekonomi untuk penanganan krisis multidimensi yang diterjemahkan dalam 16 Priority Economic Deliverables (PED) dan 3 flagship events.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Pambudi menjelaskan, sesuai ketentuan Piagam ASEAN, penyelenggaraan KTT ASEAN telah diatur sebanyak 2 kali dalam satu tahun.
Sedangkan dalam 2 tahun terakhir yakni saat Keketuaan Brunei Darussalam (2021) dan Kamboja (2022), KTT ASEAN diselenggarakan secara back-to-back karena mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19.
Seiring dengan membaiknya kondisi Covid-19 di Indonesia maupun negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia optimis dapat kembali menyelenggarakan KTT ASEAN sebanyak 2 kali yang direncanakan pada bulan Mei 2023 dan September 2023.
"Koordinasi pilar ekonomi yang kita lakukan adalah untuk memastikan bahwa semua target capaian ini dapat tercapai pada masa Keketuaan Indonesia," ungkap Edi dikutip dari keterangan tertulis, Senin (16/1/2023).
Edi juga menekankan bahwa perlu dilakukan penyesuaian linimasa pencapaian target prioritas ekonomi khususnya yang akan disampaikan kepada Kepala Negara dalam KTT ASEAN ke-43 yang rencananya dilaksanakan pada September 2023.
Keseluruhan prioritas dan deliverables pada Chairmanship 2023 tersebut diharapkan juga dapat mendukung dan menjadi implementasi dari ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) yang merupakan inisiatif Indonesia dalam merespon dinamika di kawasan Indo-Pasifik. AOIP memuat 4 area kerja sama, yakni konektivitas, maritim, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama ekonomi lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Edi juga menyampaikan beberapa kunci yang perlu diperhatikan untuk menyukseskan ASEAN Chairmanship di tahun 2023 mulai dari komunikasi yang intensif dengan para stakeholders hingga menjaga kekompakan dengan saling mendukung dan membantu antar Kementerian/Lembaga.
“Suksesnya ASEAN Chairmanship adalah kesuksesan kerja sama kita semua yang menangani dan diberikan tugas untuk ini. Mari kita ulangi kembali kesuksesan pada tahun 2022 lalu di tahun 2023 ini,” pungkas Deputi Edi.
Pegang Chairmanship ASEAN 2023, Indonesia Usung Tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'
Indonesia mendapatkan mandat untuk memegang Chairmanship ASEAN 2023, hal itu dinyatakan dalam KTT ASEAN di Kamboja pada 13 November 2022.
Untuk melaksanakan mandat tersebut, Indonesia mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang sekaligus juga meresonansi keberhasilan Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan nakhoda dan navigasi Presidensi G20 di tengah berbagai situasi tantangan global telah mendapatkan apresiasi dari banyak negara dan Indonesia saat ini mempunyai kepercayaan yang tertinggi dari berbagai negara.
"Pemerintah juga terus mendorong ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai untuk menjadi jangkar stabilitas perekonomian global,” kata Airlangga dikutip dari keterangan Kemenko Perekonomian, Kamis (5/1/2023).
ASEAN Matters sendiri terdiri dari 3 elemen penting yakni penguatan terhadap kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, serta sentralitas ASEAN. Sementara itu, epicentrum of growth terkait dengan peran ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia serta terdiri dari 4 elemen penting yakni arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan.
Dia menyampaikan, Indonesia mengangkat tiga isu prioritas bidang ekonomi yaitu recovery and rebuilding, digital economy, dan sustainability yang implementasinya diterjemahkan ke dalam 16 (enam belas) Priority Economic Deliverables (PED) selama tahun 2023.
”Keketuaan Indonesia di ASEAN akan menitikberatkan pada penanganan krisis multidimensi seperti krisis pangan, energi, dan keuangan,” kata Menko Airlangga.
Indonesia juga akan berupaya untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan damai, menjunjung tinggi hukum internasional, serta memperkuat kerja sama sehingga ASEAN mampu menjadi kawasan yang kuat, inklusif, dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Melalui peran penting sebagai Chairmanship ASEAN 2023, semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai global middle power yang secara substansial mampu mempengaruhi agenda global sekaligus menjadi bagian dari solusi permasalahan global.
“Bapak Presiden Joko Widodo percaya bahwa pada tahun 2045, ASEAN akan menjadi kelompok negara yang lebih adaptif, responsif, kompetitif, sejalan dengan agenda global ASEAN,” pungkasnya.
Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka
Advertisement